90 sarana dan prasarana olahraga SMP Negeri 3 Sleman pada tanggal 13 Januari
2015 mengungkapkan bahwa, “masalah dana juga pengelola kurang mengetahui
”. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh AS sebagai wakasek sarana SMP Negeri 3 Sleman pada tanggal 29 Janua
ri 2015 bahwa, “sumber dana berasal dari dana BOS. Yang dirancang dalam anggaran sekolah.” Dana tersebut
digunakan untuk operasional pembelajaran penjasorkes dan KKO, seperti ungkapan YS sebagai kepala SMP Negeri 3 Sleman pada tanggal 16 Januari 2015
bahwa, “Dari dana BOS. Ini KKO SMP N 3 Sleman agak berbeda dengan yang
KKO di SMP N 1 Kalasan dan SMP N 2 Tempel. Kalau mereka itu proyek kemenpora, sementara SMP N 3 Sleman ini atas inisiatif Dikpora Sleman.
Sehingga kami itu tidak mendapatkan bantuan anggaran yang hibah seperti di dua sekolah tersebut, s
ehingga sumber dananya dari dana BOS itu saja”.
3. Penyimpanan
Tempat penyimpanan alat-alat olahraga yang dimiliki sekolah menggunakan ruangan OSIS yang dinamakan ruang penyimpanan alat-alat olahraga yang di
dalamnya terdapat lemari-lemari, rak, dan loker. Berdasarkan hasil wawancara dengan S sebagai pengelola sarana dan prasarana olahraga SMP Negeri 3 Sleman
tan ggal 13 Januari 2015 bahwa, “tempat penyimpanan ada lemari untuk kostum
drum band
, lemari khusus untuk bola, lemari khusus kostum sepakbola, banyak lemari-lemari ini sekitar ada lemari 2 pintu sebanyak 5 lemari, dan 1 loker 9 pintu.
Saya rasa tempat penyimpanannya sudah cukup”. Pendapat yang sama berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan
peneliti pada tanggal 30 Januari 2015 bahwa tempat penyimpanan alat-alat olahraga adalah ruangan OSIS, yang didalamnya multi-fungsi, yaitu sebagai
91 ruangan pengelola sarana dan prasarana olahraga juga sebagai tempat
penyimpanan alat-alat olahraga yang didalamnya ada alat-alat olahraga yang berkondisi baik dan berkondisi rusak. Sistem penyimpanannya belum tertata
dengan rapi, alat-alat olahraga masih ditaruh sembarang tempat. Seperti bola-bola yang seharusnya digantung pada paku-paku yang telah disediakan.
Tape recorder
yang ditaruh di sembarang tempat, hanya ditaruh di lantai. Kostum-kostum yang ada di loker tidak dilipat dengan rapi. Lemari-lemari dua pintu ada yang berfungsi
sebagai tempat penyimpanan bola-bola, dan raket bulutangkis. Loker-loker digunakan untuk menyimpan kostum-kostum sepakbola dan sebagai tempat
penyimpanan dokumen-dokumen pengelola. Rak digunakan untuk menyimpan alat
drumb band
yang sudah rusak, serta lemari kaca digunakan untuk menyimpan kostum
drumb band
. Tempat penyimpanan ini merupakan tempat penyimpanan alat-alat olahraga yang rusak, tempat penyimpanan persediaan, dan juga sebagai
tempat penyimpanan yang rutin digunakan. Tempat penyimpanan persediaan berupa lemari 2 pintu yang didalamnya menyimpan persediaan bola voli, bola
kaki, dan bola bulutangkis. Bola-bola yang rusak hanya ditumpuk di sudut dengan menggunakan kardus bekas. Sebagaimana ungkapan S sebagai pengelola sarana
dan prasarana olahraga SMP Negeri 3 Sleman pada tanggal 13 Januari 2015 bahwa, “tempat penyimpanan tidak tertata. Ini kan ada paku-paku yang nempel-
nempel di dinding, ini seharusnya tempat menggantungkan bola-bola mbak, tetapi ini tidak dimanfaatkan”.
92 Tempat penyimpanan ini juga belum adanya daftar barang yang disimpan
pada tempat penyimpanan. Hal ini dikarenakan belum dilakukan diinventaris terhadap semua alat-alat olahraga, sebagaimana yang diungkapkan oleh S sebagai
pengelola sarana dan prasarana olahraga SMP Negeri 3 Sleman pada tanggal 13 Janu
ari 2015 yaitu, “belum ada, belum diinventaris semua. Ini baru kami buatkan daftar barang ditempat penyimpanan tersebut
”. Berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan peneliti di tempat penyimpanan pada tanggal 30 Januari 2015
bahwa memang benar bahwa baru dibuatkan daftar barang yang disimpan pada tiap-tiap tempat penyimpanan. Sistem pelayanan penyimpanan dalam hal
peminjaman sarana dan prasarana olahraga menurut S sebagai pengelola sarana dan prasarana olahraga SMP Negeri 3 Sleman pada tanggal 13 Januari 2015 yaitu,
“Menggunakan sistem tertutup. Apabila siswa atau pak Agung guru PJOK ingin meminjammemakai alat-alat olahraga harus izin dengan saya dahulu.
Karena saya yang memegang kuncinya. Untuk lapangan menyesuaikan jadwal pelajaran penjas, misal pada hari dan jam tersebut jadwalnya praktek
bola voli, berarti meminjamnya seperangkat gitu yaitu lapangan, net, beserta
bolanya”. Pendapat yang sama diungkapkan oleh YS sebagai kepala SMP Negeri 3
Sleman pada tanggal 16 Januari 2015 yaitu, “biasanya kalau siswa ingin
menggunakan alat- alat olahraga harus izin dahulu dengan bapak Setya”. Dari dua
ungkapan tersebut terlihat bahwa sistem pelayanan yang digunakan dalam hal peminjaman menggunakan sistem tertutup, yaitu apabila siswa dan guru PJOK
akan menggunakan alat-alat olahraga harus izin secara lisan dengan pengelola. Peminjaman lapangan menyesuaikan jadwal pelajaran penjasorkes, misalnya pada
hari dan jam tertentu jadwalnya praktek bola voli, berarti guru atau siswa meminjamnya seperangkat yaitu lapangan, net, beserta bolanya. Adapun format
93 daftar alat-alat olahraga yang disimpan pada lemari-lemari penyimpanan. Format
tersebut adalah seperti gambar berikut.
Gambar 3. Daftar Alat-Alat Olahraga di Tempat Lemari dan Rak Penyimpanan.
Adapun kendala yang dihadapi pengelola dalam kegiatan penyimpan yaitu tidak tertatanya alat-alat olahraga, karena terlalu banyaknya alat-alat, dan tidak
adanya personel khusus yang membereskan tempat penyimpanan. Solusi yang diterapkan oleh pengelola dalam menghadapi kendala tersebut yaitu
memanfaatkan tenaga yang ada yaitu pengelola sendiri dan dibantu oleh guru PJOK apabila setelah mengajar, mereka membereskan sendiri alat-alat yang telah
digunakan.
94
4. Inventarisasi