3. Pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan
penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2,
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Jika Pemerintah daerah diikutsertakan melalui instansi terkaitnya untuk turut
dalam pengawasan di Negara tujuan, maka sedikitnya akan terdapat dua . Pertama, terjadi penghamburan anggaran NegaraDaerah untuk memberangkatkan aparat
pemerintah daerah untuk berkeliling ke luar negeri dengan mata anggaran pengawasan pelaksanaan penempatan TKI. Pengawasan terhadap penempatan TKI
akan terkait dengan hubungan diplomatik antar Negara. Tentunya, aparat pemerintah daerah yang berangkat tidak akan dapat berkapasitas sebagai penentu hubungan
diplomatik. Kedua, pencantuman satuan pemerintahan daerah dalam pelaksanaan pengawasan penempatan yang demikian itu akan menjadikan ketentuan ini sebagai
hukum yang tidak hidup. Artinya, bahwa ketentuan ini tidak memenuhi asas dapat dilaksanakan.
3. Perwakilan RI
Penempatan TKI ke luar negeri masih didominasi TKI pada jabatan non formal yang jumlahnya mencapai 75,3 dari keseluruhan penempatan selama Tahun
Universitas Sumatera Utara
2005. Ke depan komposisi penempatan TKI ke luar negeri harus digeser pada jabatan-jabatan formal.
69
Ke depan perwakilan RI didorong untuk : 1.
Aktif memberikan informasi mengenai lowongan kerja yang tersedia di luar negeri dan promosi mengenai potensi TKI. Diversifikasi penempatan TKI
perlu dilakukan untuk memperkecil permasalahan TKI selama bekerja di luar negeri.
2. Mengkoordinir dan memfasilitasi segala kewajiban PPTKIS dalam
perlindungan TKI. Hal-hal lain yang cukup strategis dalam perlindungan bagi TKI yang dapat dilakukan perwakilan RI antara lain adalah melakukan
penelitian dan pendaftaran Mitra Kerja PPTKIS di luar negeri, melegalisir perjanjian kerjasama penempatan PPTKIS dengan mitranya serta meneliti dan
mengesahkan setiap setiap permintaan TKI yang ditujukan baik melalui agen PPTKIS maupun secara langsung kepada calon TKI.
Sejalan dengan semakin besarnya permintaan jasa Tenaga Kerja Indonesia dari berbagai negara, dirasakan ada kemajuan kerjasama sektor ketenagakerjaan
dengan perwakilan RI. Ke depan koordinasi dan kerjasama perlu ditingkatkan agar upaya perluasan kesempatan kerja di luar dapat diwujudkan. Setiap calon TKI
mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan sejak saat pra penempatan, selama masa penempatan dan purna penempatan, sesuai dengan peraturan perundang-
69
I. Gusti Made Arka, “Peran dan Tanggungjawab Departemen Tenaga Kerja dalam Proses Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Ke Luar Negeri,” makalah Seminar tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, diselenggarakan oleh BPHN dan Kantor Wilayah Separtemen Hukum dan HAM Provinsi Jawa Timur, Surabaya, 2005, hal. 15
Universitas Sumatera Utara
undangan serta hukum dan kebiasaan internasional yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Pejabat Atase Ketenagakerjaan pada Perwakilan Repubhk Indonesia di negara
tujuan. Pengiriman TKI dan penempatannya di negara pengguna jasa TKI, tidak lepas
dari peranan dan tanggung jawab pelaksana dan Penempatan TKI Diluar Negeri, sebagai mitra kerja Departemen Tenaga Kerja yang harus dilakukan secara terpadu
dan lintas sektoral antara instansi pemerintah baik pusat maupun daerah serta partisipasi masyarakat dalam suatu sistem hukum yang mampu melindungi tenaga
kerja. Berikut hal-hal yang dapat dilakukan sehubungan dengan pengawasan perusahaan penyedia tenaga kerja Indonesia:
1. Meningkatan kerjasama luar negeri dengan negara-negara tujuan
penempatan, diarahkan untuk mempromosikan potensi tenaga kerja profesional kerjasama antara Depnakertrans dengan Deplu dan BNP2TKI
untuk merealisasikan perundingan dan penandatanganan MOU dengan negara Kuwait, Uni Emirat Arab, Syria dan Yordania dan mendorong
pembentukan citizen services di negara yang belum mempunyai atase ketenakerjaan serta mengoptimalkan peran atase ketenagakerjaan di
perwakilan RI di luar negeri sebagai Market Inteligent.
2. Penggunaan Kartu Tenaga Kerja luar negeri KTKLN, Implementasi
KTKLN sudah dimulai sejak tanggal 20 November 2007 yang tersebar di 20 dua puluh Lokasi pelayanan KTKLN Pelaksanaan pembuatan
KTKLN dilakukan pada hari yang sama dengan pelaksanaan Pembekalan Akhir Pemberangkatan PAP. KTKLN akan berlaku sebagai pengganti
BFLN dan identitas pentingdokumen yang wajib dimiliki oleh setiap TKI sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 39 Tahun
2004. Dengan penggunaan KTKLN akan secara mudah dilakukan pengecekan identitas dan merecord keberangkatan TKI di embarkasi.
3. Pelayanan bursa kerja luar negeri dalam pelayanan Informasi dan
fasilitasi kesempatan
kerja ke
luar negeri
di wilayah
KabupatenKotaKecamatan. Pelayanan bursa kerja luar negeri yang digagas oleh BNP2TKI dengan didukung oleh oleh Surat Edaran Menteri
Dalam Negeri R.I Nomor: 560345SJ, tanggal 12 Pebruari 2008, perihal:
Universitas Sumatera Utara
Bursa Kerja Luar Negeri. Pada Bursa Kerja Luar Negeri upaya menghentikan praktek percaloan dalam perekrutan CTKI dengan modus-
modus yang digunakan mirip dengan perdagangan manusia. Pelaksanaan pendataan di Kecamatan yang melibatkan aparat Kecamatan dan
LurahKepala Desa di maksudkan untuk menghindari pemalsuan dokumen Kependudukan KTP dll. Untuk lebih memperluas cakupan
layanan Bursa Kerja luar negeri, Sistem ini akan diintegrasikan dengan sistem Bursa Kerja On-Line dan sistem informasi yang dimiliki oleh
Dinas Tenaga Kerja di daerah rekrut dan Dinas Kependudukan.
70
Saat ini Kemenakertrans memiliki 10 atase ketenagakerjaa di sembilan negara yaitu Malaysia, Hongkong, Saudi Arabia Riyadh dan Jeddah, Persatuan Emirat
Arab, Brunei Darussalam, Kuwait, Korea Selatan, Singapura dan Qatar.
71
Sementara peranan atase ketenagakerjaan itu sangat penting karena mereka bertugas untuk
membantu menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang dihadapi TKI seperti gaji tidak dibayar, kecelakaan kerja, kontrak kerja tidak sesuai, pemulangan TKI,
penganiayaan dan banyak hal lainnya. Selain itu, atase mempunyai tugas pelayanan tenaga kerja yang meliputi
pendataan tenaga kerja asing TKA yang masuk Ke Indonesia dan data TKI di negara penempatan, pemantauan keberadaan TKI, melakukan penilaian terhadap
mitra usaha atau agen dalam pengurusan dokumen TKI, upaya advokasi TKI serta legalisasi perjanjian atau kontrak kerja. Berbagai tugas pelayanan dan perlindungan
TKI tersebut, memang diperlukan adanya penguatan organisasi perwakilan RI
70
Hasil wawancara dengan Bapak Leppy Hutagaul, Tata Usaha Dinas Tenaga Kerja Kota Medan Penempatan TKI Luar Negeri, tanggal 2 Juni 2010, di Kota Medan.
71
Menkentrans, “Indonesia Tambah Atase Ketenagakerjaan di Empat Negara,” http:www.antaranews.comberita1278590458indonesia-tambah-atase-ketenagakerjaan-di-empat-
negara, diakses tanggal 10 Agustus 2010.
Universitas Sumatera Utara
dibidang ketenagakerjaan yang dapat dilakukan dengan pengembangan penempatan dan peningkatan peranan atase.
4. Perwakilan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta di Luar Negeri