Fungsi BNP2TKI dapat dikatakan sebagai lembaga penempatan pemerintah semata, jika memperhatikan konstruksi Pasal 95 yang terdiri dari 2 dua ayat dan
penulisan dalam satu pasal, hal ini karena ada kesamaan materi antara ayat 1 dan ayat 2 dan rangkaian materi yang tidak dapat dipisahkan Undang-Undang Nomor
10 Tahun 2004 tentang Peraturan Pemerintah, penjelasan dalam angka 50 dan 59. Perlindungan hukum selama masa penempatan di luar negeri, diwujudkan
antara lain dalam bentuk: a.
Pemberian bantuan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan di negara tujuan serta hukum dan kebiasaan intemasional.
b. Pembelaan atas pemenuhan hak-hak sesuai dengan perjanjian kerja dan atau
penawaran perundang-undangan di negara TKI ditempatkan. Setiap calon TKI yang bekerja ke luar negeri, baik secara perseorangan
maupun yang ditempatkan oleh Pelaksana Penempatan TKI swasta, wajib mengikuti progam pembinaan dan perlindungan TKI. Ketentuan mengenai pemberian
perlindungan selama masa penempatan TKI di luar negeri dan kewajiban untuk mengikuti program pembina dan perlindungan sebagaimana tersebut di atas, akan
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
3. Sesudah penempatan
Setelah TKI bekerja di tempat yang dituju, bukan berarti perlindungan dari Pemerintah berhenti. Setelah penempatan hingga masa pemulangan TKI kembali ke
negara asalnya. Bentuk perlindungan TKI yang dapat diberikan Pemerintah adalah
Universitas Sumatera Utara
berupa penyelesaian masalah, pembelaan terhadap dipenuhinya hak-hak TKI dan pemulihan harkat fisik dan spikis TKI serta pengurusan kepulangan TKI
Pemerintah memberikan
perlindungan dengan
memberlakukan open
management dalam hal perlindungan dan penanganan Tenaga Kerja Indonesia TKI sejak Juni 2010. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kemenakertrans
membebaskan para buruh migran yang pulang dari negara penempatan untuk memilih terminal kedatangan. Langkah itu ditempuh untuk menekan angka pungutan liar
pungli dan ancaman penipuan pada TKI yang baru pulang dari luar negeri. Hal yang dialami TKI selama ini, pada saat pemulangan kembali ke
Indonesia, banyak dikenai pungli. BNP2TKI telah mengambil tindakan tegas dengan menskors 104 armada angkutan pemulangan TKI. Karena diduga terlibat pungli TKI.
Pada tahun 2009, 35 unit angkutan yang diskors selama enam bulan tidak boleh melakukan operasi. Kemudian, pada Tahun 2010 ada 69 unit angkutan yang
diskors.
58
C. Eksistensi Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
Karakteristik calon TKITKI yang sebagian besar terbatas aksesnya untuk mendapatkan informasi disebabkan kualitas calon TKITKI memiliki pendidikan dan
keterampilan yang rendah, biasanya disebut sebagai tenaga kerja informal, sehingga perlu mendapat perlindungan ekstra dari pemerintah. Fakta, tanggung jawab PPTKIS
58
Jawa Pos Nasional Network, ”TKI Boleh Pilih Bandara Kedatangan,” http:www.jpnn.com index.php?mib=berita.detailid=63527, diakses tanggal 26 Agustus 2010.
Universitas Sumatera Utara
lebih besar dari pemerintah, lihatlah penjelasan Undang Undang Nomor 39 Tahun 2004 menyebutkan bahwa calon TKITKI yang belum dapat menikmati akses
informasi menjadi tanggung jawab pemerintah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004, peran PPTKIS atau
yang biasa disebut perusahaan jasa TKI sangat menentukan kesuksesan program penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri. Untuk itu, perlu kerja sama yang
baik antara PPTKIS dan pemerintah, dalam hal ini Depnakertrans serta Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI BNP2TKI. PPTKIS harus melakukan
penempatan dan perlindungan TKI sesuai aturan serta mekanisme dan prosedur yang ada. Dalam aturan jelas bahwa hanya TKI yang berkualitas dan memenuhi syarat
yang akan ditempatkan ke luar negeri. Jika terdapat masalah yang menimpa TKI, tentunya PPTKIS bersama pemerintah harus bekoordinasi untuk menyelesaikannya.
Pemerintah juga harus siap turun tangan untuk membantu jika ada hambatan- hambatan dalam proses penempatan.
BNP2TKI membawahi 19 sembilan belas organisasi Unit Pelaksana Teknis UPT atau Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
BP3TKI serta 13 tiga belas Pos Pelayanan di embarkasi atau debarkasi yang tugas pokoknya memberikan kemudahan pemrosesan dokumen dan penyelesaian
permasalahan TKI. Pelayanan langsung melalui pelayanan terpadu satu pintu. Dalam pelayanan satu pintu, kedudukan Dinas ketenagakerjaan merupakan instansi yang
sangat berperan dalam pelayanan tersebut. Selain itu, keberadaan BP3TKI
Universitas Sumatera Utara
sebelumnya BP2TKI, sejak diberlakukannya undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang sekarang menjadi undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, UPT tersebut tidak
diserahkan ke pemerintahan daerah. Alasannya karena bersifat lintas negara dan lintas provinsi.
PPTKIS juga memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah adanya TKI-TKI ilegal serta tindak-tindak pelecehan terhadap calon TKI yang biasa terjadi di
tempat penampungan. Banyaknya kasus pelacuran yang terjadi pada calon TKI adalah karena mereka tidak disalurkan sebagaimana mestinya oleh PPTKIS liar. Oleh
karena itu, PPTKIS harus benar-benar melakukan prosedur resmi pemberangkatan TKI, meliputi:
1. Melaksanakan proses pra pemberangkatan dan penempatan TKI sesuai prosedur dan mekanisme yang telah digariskan oleh Undang-Undang
Ketenagakerjaan, yaitu antara lain: a. Pengurusan surat ijin pengerahan
b. Perekrutan dan seleksi c. Pendidikan dan pelatihan kerja
d. Pemeriksaan kesehatan dan psikologi e. Pengurusan dokumen
f. Uji Kompetensi g. Pembekalan akhir pemberangkatan
h. Pemberangkatan
Universitas Sumatera Utara
2. Melakukan kerjasama dengan NGO dalam memberikan penyuluhan, sosialisasi dan perlindungan terhadap TKI.
Kerjasama NGO dan PPTKIS dapat dilakukan dengan cara-cara: a.
Bantuan Sosial Ketenagakerjaan Bantuan sosial ketenagakerjaan diarahkan untuk membantu tenaga kerja agar
dapat masuk ke pasar kerja memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang layak. Bantuan tersebut dilakukan baik pada tahap pre employment, employment maupun
post employment. Bantuan pada tahap pre employment diberikan antara lain dalam bentuk bimbingan dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
ketrampilan yang diperlukan oleh pasar kerja. Bantuan pada tahap employment antara lain diberikan dalam bentuk informasi pasar kerja, perlindungan yang berkaitan
dengan kondisi dan kesejahteraan pekerja, tunjangan pengangguran dan sebagainya. Sedang bantuan sosial pada tahap post employment antara lain diberikan dalam
bentuk promosi ketenagakerjaan bagi lansia produktif untuk berkarya sesuai dengan kemampuan, pengetahuan dan pengalamannya.
Bantuan sosial ketenagakerjaan dilakukan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai leading sektor dengan berkoordinasi dengan sektor-sektor
terkait lainnya. b. Bantuan Sosial Lainnya
Selain bantuan sosial yang dilakukan oleh sektor-sektor sebagaimana disebutkan di atas juga ada upaya bantuan sosial yang dilakukan oleh berbagai
Universitas Sumatera Utara
sektor lain seperti sektor Kependudukan dan KB oleh Departemen Dalam Negeri dan BKKBN, sektor agama oleh Departemen Agama dan sebagainya.
Berbagai bentuk bantuan sosial tersebut perlu dikoordinasikan satu sama lain baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasinya. Koordinasi tersebut
sangat diperlukan sehingga tidak terjadi duplikasi baik duplikasi dalam kegiatan maupun duplikasi dalam sasaran. Dengan demikian dana yang terbatas yang
disediakan untuk berbagai upaya bantuan sosial tersebut dapat benar-benar tepat sasaran penggunaannya.
3. Pengembangan kearifan lokal Upaya ini diarahkan untuk menggali, mempertahankan, dan mengembangkan
kearifan-kearifan sosial yang telah tumbuh di berbagai komunitas lokal. Secara informal
berbagai komunitas
di berbagai
daerah sebenarnya
telah mengembangkan berbagai skema sosial guna menanggulangi berbagai persoalan
sosial yang dihadapi anggotanya. Hanya selama ini berbagai skema sosial yang telah berkembang secara informal tersebut tidak berada dalam jangkauan
kebijakan publik. Padahal peran berbagai skema informal tersebut sangat penting, karena di samping tumbuh atas inisiatif masyarakat juga karena sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi sosial setempat. Kedepan perlu dikembangkan berbagai upaya baik yang bersifat langsung
maupun tidak langsung untuk dapat menggali dan mengembangkan berbagai
Universitas Sumatera Utara
skema informal tersebut dalam sistem perlindungan sosial yang akan dikembangkan.
4. Kegiatan berkaitan dengan upaya memperkuat dukungan keluarga dan partisipasi masyarakat
Penguatan dukungan keluarga dan masyarakat antara lain bertujuan untuk: a.
meningkatkan dan membina peran keluarga dalam membantu anggota keluarga dan anggota masyarakat lain yang memerlukan bantuan sosial baik
dalam bentuk material maupun non material b.
meningkatkan dan membina peran serta masyarakat, organisasi sosial, lembaga swadaya masyarakat dan sektor swasta dalam membantu mengatasi
berbagai masalah sosial yang dihadapi Seperti halnya perlindungan sosial, terdapat pula berbagai macam interpretasi
jaminan sosial social security. ILO 2002 menyebutkan bahwa jaminan sosial merupakan bentuk perlindungan yang disediakan dalam suatu masyarakat untuk
masyarakat itu sendiri melalui berbagai upaya dalam menghadapi kesulitan keuangan yang dapat terjadi karena kesakitan, kelahiran, pengangguran, kecacatan, lanjut usia,
ataupun kematian. Lebih jauh dijelaskan bahwa jaminan sosial terdiri dari asuransi sosial, bantuan sosial, tunjangan keluarga, provident funds, dan skema yang
diselenggarakan oleh employer seperti kompensasi dan program komplimenter lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Pada mulanya, masalah perlindungan tanaga kerja di luar negeri pada mulanya ditempatkan dibawah Departemen Tenaga Kerja RI dan pembinaanya diserahkan
pada Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia. Secara sadar pula Pemerintah Indonesia menyadari bahwa TKI yang dikirimkan ke luar negeri adalah tenaga kerja
tidak trampil dan berupaya untuk peningkatan mutu TKI ke luar negeri dan memfokuskan pengiriman TKI yang memiliki ketrampilan semi skilled dan full
skilled. Untuk itu, sejak Tahun 2006, dibentuklah suatu lembaga khusus yang melayani perlindungan TKI di Luar Negeri. Lembaga ini diberi narna Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Pekerjaan mempunyai makna yang sangat penting bagi kehidupan manusia,
yaitu sebagai sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya, sebagai sarana untuk mengaktualisasi dirinya. Dengan demikian, hak
atas pekerjaan merupakan hak asasi yang melekat pada diri seseorang, yang wajib dijunjung tinggi dan dihormati. Undang-Undang Dasar 1945 pada Pasal 27 ayat 2
menyatakan bahwa setiap warganegara Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Setiap calon TKITKI mempunyai hak urtuk memperoleh perlindungan sejak saat pra penempatan, selama masa penempatan dan puma penempatan, seuai dengan
peraturan perundang-undangan serta hukum dan kebiasaan internasional yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Pejabat Atase Ketenagakerjaan pada Perwakilan Repubhk
Indonesia di negara tujuan.
Universitas Sumatera Utara
Perlindungan hukum selama masa penempatan di luar negeri diwujudkan antara lain dalam bentuk:
a. Pemberian bantuan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di negara tujuan serta hukum dan kebiasaan intmasional b.
Pembelaan atas pemenuhan hak hak sesuai dengan perjanjian kerja dan atau perundang-undangan dii negara TKI ditempatkan.
c. Perlu kiranya ditegaskan bahwa setiap calon TKITKI yang bekerja ke luar
negeri, baik secara perseorangan maupun yang ditempatkan oleh Pelaksana Penempatan TKI swasta, wajib mengikuti program pembinaan dan perlindungan
TKI. Ketentuan mengenai pemberian perlindungan selama masa penempatan TKI di luar negeri dan kewajiban untuk mengikuti program pembina dan
perlindungan sebagaimana tersebut di atas, akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Perlindungan TKI, yang meliputi 1.
Bimbingan dan advokasi bagi TKI sejak pra penempatan, masa penempatan dan purna penempatan
2. Menyusun dan mengumumkan daftar Mitra Usaha dan Perusahaan bermasalah
secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Undang Undang Nomor 39 Tahun 2004, Pasal 95 ayat 1, secara tegas
menyebutkan bahwa BNP2TKI mempunyai fungsi pelaksanaan kebijakan di bidang penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri secara terkoordinasi dan
Universitas Sumatera Utara
terintegrasi, lebih lanjut ayat 2 BNP2TKI bertugas: a. melakukan penempatan atas dasar perjanjian secara tertulis antara pemerintah dengan pemerintah negara
pengguna TKI atau pengguna berbadan hukum di negara tujuan penempatan sebagaimana Pasal 11 ayat 1, b. memberikan pelayanan, mengkoordinasikan, dan
melakukan pengawasan
mengenai: 1
dokumen; 2
Pembekalan Akhir
Pemberangkatan PAP; 3 penyelesaian masalah; 4 sumber sumber pembiayaan; 5 pemberangkatan sampai pemulangan; 6 peningkatan kualitas calon TKI; 7
informasi; 8 kualitas pelaksanaan penempatan TKI; dan 9 peningkatan kesejahteraan TKI dan keluarganya. Sah-sah saja meletakkan fungsi BNP2TKI
sebagai lembaga penempatan pemerintah semata, jika memperhatikan konstruksi Pasal 95 yang terdiri dari 2 dua ayat dan penulisan dalam satu pasal, hal ini karena
ada kesamaan materi antara ayat 1 dan ayat 2 dan rangkaian materi yang tidak dapat dipisahkan Undang Undang Nomor 10 Tahun 2004, penjelasan dalam angka
50 dan 59.
D. Bentuk-bentuk Pengawasan Pemerintah terhadap Perusahaan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta Di Luar Negeri
Pengawasan terhadap penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan pada
Pemerintah, Pemerintah
Provinsi, dan
Pemerintah KabupatenKota. Hal ini ditegaskan pada Pasal 92 Undang-Undang No. 39 Tahun
2004. Sebagai tindak lanjut dari ketentuan ini, Instansi yang melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
pengawasan tersebut wajib melaporkan hasil pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri yang ada di daerahnya
sesuai dengan tugas, fungsi dan wewenangnya kepada Menteri Pasal 93 ayat 1. Dalam ketentuan tersebut tidak ditegaskan apakah penyelenggaraan penempatan yang
dimaksud diartikan mulai dari pra penempatan, penempatan, dan purna penempatan, atau diartikan secara khusus pada penempatan dalam arti ketika TKI sudah berada di
negara tujuan pengiriman. Berdasarkan ketentuan di atas, pemberian ruang bagi pemerintahan daerah
dalam Undang-Undang ini sangat bergantung kepada kehendak politik pemerintah pusat. Kontradiksi antara kewajiban pemerintahan daerah sebagai sub sistem
penyelenggara Negara dengan ketentuan-ketentuan tersebut memunculkan suatu ambiguitas mengenai peran pemerintahan daerah terhadap urusan TKI merupakan
kewajiban atau pilihan. Di satu sisi pemerintahan daerah memiliki peran yang cukup penting sebagai pelayan publik yang terdekat dengan masyarakat. Di lain pihak,
pemerintahan daerah menghadapi batas-batas kewenangan. Dalam rangka meningkatkan disiplin kerja pegawai dengan tujuan untuk
mencapai tujuan organisasi sangat perlu diadakan pengawasan, karena pengawasan mempunyai beberapa tujuan yang sangat berguna bagi pihak-pihak yang
melaksanakan. Berdasarkan hasil wawancara, Saat ini Pemerintah tengah melakukan revitalisasi pengawasan ketenagakerjaan. Upaya-upaya yang sedang dilakukan
diantaranya menitikberatkan pada peningkatan kualitas dan kuantitas pengawas,
Universitas Sumatera Utara
penegakan hukum di bidang ketenagakerjaan, serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan
dan standarisasi
teknis di
bidang pembinaan
pengawasan ketenagakerjaan.
59
Wacana mengenai perubahan UU No. 39 Tahun 2004 Tentang PTKILN dipahami oleh sebagian kalangan sebagai isu pergerakan untuk meratifikasi Konvensi
Internasional tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya. Hal ini tampak kontradiktif dengan persepsi Pemerintah mengenai
pertimbangan isu perubahan Undang-Undang PPTKILN, yaitu: 1 untuk melayani kepentingan PPTKIS guna mempermudah perijinan supaya dapat menunjang
program pencapaian target pengiriman buruh migran Indonesia sebesar satu juta BMI per tahun; 2 mengalihkan perhatian buruh migran Indonesia dari tuntutan atas
Ratifikasi Konvensi PBB Tahun 1990 tentang Perlindungan Hak Buruh Migran dan Keluarganya yang selama ini didesakkan oleh buruh migran Indonesia .
60
Tampaknya Pemerintah Indonesia betul-betul khawatir untuk meratifikasi Konvensi tersebut
sehubungan dengan konsekuensinya. Jika permasalahan pekerja migran tergolong sebagai fenomena perbudakan, hal tersebut menjadi salah satu yang mewajibkan
negara untuk mempertanggungjawabkan atas kelalaian atau pelanggaran dari kewajiban hukum internasional.
61
59
Hasil wawancara dengan Bapak Leppy Hutagaul, Tata Usaha Dinas Tenaga Kerja Kota Medan Penempatan TKI Luar Negeri, tanggal 2 Juni 2010, di Kota Medan.
60
Ibid
61
C. d. Rover,. To Serve and To Protect, Acuan Universal Penegakan HAM, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000, hal. 43.
Universitas Sumatera Utara
Hal tersebut didukung salah satunya oleh pengamatan Donny Pradana. Menurutnya target pemerintah pada masa SBY-JK dalam hal penempatan tenaga
kerja dalah sebesar satu juta per tahun.
62
Bahkan ditambahkan dalam penjelasan Sri Palupi, pemerintah berniat untuk memberantas percaloan melalui kegiatan
pencegahan dan penindakan. Yang terjadi adalah pemerintah hanya menindak para calo yang beroperasi di lapangan, tetapi tidak membangun sistem perekrutan yang
mampu menghilangkan peran calo. Padahal peran calo tidak akan pernah hilang selama mayoritas PPTKIS masih berdomisili di Jakarta dan pelayanan pemerintah di
bidang ketenagakerjaan belum menjangkau sampai ke tingkat desa. Tampak beberapa disharmoni dengan UU No. 37 Tahun 1999 tentang
Hubungan Luar Negeri. Pemerintah daerah hanya disebut sebagai bagian dari kategori hubungan luar negeri yang bersifat regional dan internasional Pasal 1 angka
1 UU No. 37 Tahun 1999. Jika pertanggungjawaban dalam rangka melaksanakan pengawasan
cukup kepada
instansi yang
bertanggungjawab di
bidang ketenagakerjaan pada pemerintah pusat, adalah masih signifikan. Pertimbangannya
adalah bahwa urusan TKI ketika sudah pada masa penempatan di Negara tujuan adalah urusan “G to G” government to government.
63
62
Donny Pradana wr, B. S. n.d.. http:zonamigran.comkso.php?id=62kode=2. Retrieved 05 31 11:14:47, 2009, from http:zonamigran.com: http:zonamigran.comkso.php?id=62kode=2,
diakses tanggal 10 Juli 2010.
63
Syafrudin, A. Performer, Pola Hubungan Pusat dan Daerah. Bandung: Focused Group Discussion, 2009, hal. . 20.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini berdasarkan ketentuan bahwa kewenangan penyelenggaraan Hubungan Luar Negeri dan pelaksanaan Politik Luar Negeri Pemerintah Republik
Indonesia berada di tangan Presiden Pasal 6 ayat 1. Walaupun dapat saja Presiden menunjuk pejabat selain Menteri Luar Negeri untuk melaksanakan tugas, tetap harus
melalui konsultasi dan koordinasi Menteri Luar Negeri Pasal 7 ayat 1 dan 2. Seharusnya yang paling bertanggungjawab dalam hal pengawasan pada masa
penempatan adalah kantor perwakilan Indonesia di Negara tujuan, Pasal 24 ayat 1. Selain mengatur mengenai kelembagaan dan kewenangan, UU Hubungan Luar
Negeri tersebut menegaskan kewajiban perwakilan RI Pasal 19. Salah satunya adalah untuk memberikan pengayoman, perlindungan, dan
bantuan hukum bagi warga negara dan badan hukum Indonesia di luar negeri, sesuai dengan peraturan perundang-undangan nasional serta hukum dan kebiasaan
internasional. Jika terjadi sengketa antara sesama warga negara atau badan hukum Indonesia di luar negeri, maka Perwakilan Republik Indonesia berkewajiban
membantu menyelesaikannya berdasarkan asas musyawarah atau sesuai dengan hukum yang berlaku Pasal 20. Lebih tegasnya, dalam hal warga negara Indonesia
terancam bahaya nyata, Perwakilan Republik Indonesia berkewajiban memberikan perlindungan, membantu, dan menghimpun mereka di wilayah yang aman, serta
mengusahakan untuk memulangkan mereka ke Indonesia atas biaya negara Pasal 21.
64
64
Ibid, hal. 29.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk pengawasan lain yang dilakukan pemerintah adalah dengan memberlakukan sanksi bagi penyalur tenaga kerja Indonesia yang melanggar
peraturan. Salah satu bentuk sanksi adalah sanksi skors atau penghentian sementara penyalur tenaga kerja Indonesia dengan jalan skor. Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kemen-nakertrans menskors tujuh perusahaan pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta PPTKIS] atau biasa disebut pelaksana penempatan
TKI swasta PPTKIS. Ketujuh PPTKIS ini terbukti melakukan berbagai pelanggaran dalam proses penempatan TKI.
65
Sanksi yang dikenakan berupa penghentian sementara izin operasional, baik hanya sebagian atau untuk seluruh kegiatan penempatan TKI ke luar negeri.
Sebanyak tujuh PPTKIS yang dijatuhi sanksi ini meliputi PT Amanitama Berkah Sejati, PT Aqbal Duta Mandiri, PT Tritama Megah Abadi, PT Karya Pesona Sumber
Rejeki, PT Duta Ampel Mulia. PT Abdi Bela Persada, dan PT Dasa Graha Utama.
66
Kedua lembaga masih bersikukuh dengan pendiriannya masing-masing untuk menangani TKI. BNP2TKI berdasar UU Nomor Nomor 39 Tahun 2004 mempunyai
kewenangan menangani penempatan dan perlindungan TKI dari proses keberangkatan sampai hingga purna kerja. Dengan berdasar Permen 22 Tahun 2008
65
Langgar Aturan, Tujuh PPTKIS Diskors, http:bataviase.co.idnode156026, diakses tanggal 20 Juli 2010.
66
Ibid
Universitas Sumatera Utara
lebih menguatkan peran Depnakertran untuk menangani proses penempatan TKI. Meskipun Permen tersebut sudah dicabut oleh Mahkamah Agung Tahun 2009.
67
Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai.
melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien.
Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan.
Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.
Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan.” Pengawasan
dalam bentuk ini dapat dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung atau pengawasan melekat built in control atau pengawasan yang dilakukan secara rutin
oleh inspektorat jenderal pada setiap departemen dan inspektorat wilayah untuk setiap daerah yang ada di Indonesia, dengan menempatkannya di bawah pengawasan
Departemen Dalam Negeri. Sejak 1988-1998, pengawasan intern dikoordinasikan oleh Menteri
Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan Industri Ekuin dan Pengawasan Pembangunan Menko Ekuin dan Wasbang. Selain itu juga terdapat Badan
67
“Tanggung jawab Siapa Penempatan dan Perlindungan TKI,” http:us.suarapembaca. Detik.comread201003251807001325562471tanggung-jawab-siapa-penempatan-dan-
perlindungan - tki, diakses tanggal 20 Juni 2010.
Universitas Sumatera Utara
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP yang merupakan pelaksana teknis operasional pengawasan, dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 31 Tahun
1983. E.
pengawasan preventif dan represif; F.
pengawasan aktif dan pasif; G.
pengawasan kebenaran formil menurut hak rechtimatigheid dan pemeriksaan kebenaran materiil mengenai maksud tujuan pengeluaran doelmatigheid.
Selain itu ada pengawasan ekstern. Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang berada di luar unit organisasi yang
diawasi. Sebelum perekonomian mencapai tingkat dimana semua pelaku pasar terlibat dalam kelembagaan perekonomian modern, maka lapangan usaha informal
sama sekali tidak dapat diabaikan dalam menyerap tenaga kerja. Kekuatan lapangan usaha informal adalah kemudahan untuk memasukinya dan barangkali yang lebih
penting di dalam era globalisasi, tidak terkait secara langsung oleh dampak negatif globalisasi.
Khusus untuk pengawasan tenaga kerja Indonesia di Malaysia, Setelah pencabutan moratorium pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Malaysia, April 2010,
perlu dibentuk lembaga pengawas gabungan antara Pemerintah RI dan Malaysia. Tugasnya adalah mengawasi pelaksanaan kesepakatan persoalan ketenagakerjaan di
antara kedua negara. Peran lembaga tersebut sangat penting untuk menjalankan fungsi kontrol dan sanksi hukum bagi pihak-pihak yang menyalahi perjanjian.
Universitas Sumatera Utara
Ditinjau dari waktu di mana pengawasan dilaksanakan dapat dibedakan atas dua bagian:
i. Pengawasan preventif
Adalah pengawasan yang dilakukan sebelum terjadinya penyelewenangan- penyelewenang, kesalahan-kesalahan atau sebelum suatu pekerjaan dilaksanakan
dengan memberikan pedoman-pedoman pelaksaanaan berupa ketentuan atau peraturan-peraturan yang harus dipenuhi. Pengawasan ditujukan agar pelaksanaan
suatu pekerjaan memenuhi ketentuan yang berlaku. ii.
Pengawasan refresif Adalah pengawasan yang dilakukan sesudah rencana dilaksanakan, atau
dengan kata lain hasil-hasil yang telah dicapai, dinilaidiukur dengan alat pengukur standar yang telah ditentukan terlebih dahulu. Jadi pengawasan ini dilakukan setelah
kesalahan atau penyimpangan terjadi. Lembaga itu nantinya akan mewadahi setiap pengaduan, baik dari majikan di
Malaysia maupun TKI. Selama ini, mekanisme aturan perlindungan tenaga kerja di Malaysia sebenarnya sudah ada, tetapi penegakan hukumnya belum optimal. Ada
beberapa kasus pengiriman TKI ilegal selama moratorium berlangsung. Kebanyakan modus pengiriman TKI ilegal dengan penyalahgunaan dokumen imigrasi. Misalnya,
masuk Malaysia dengan paspor pelancong, tetapi ternyata justru bekerja. Sejauh ini hal-hal prinsip dalam kesepakatan baru perjanjian pengiriman TKI ke Malaysia telah
disepakati kedua belah pihak. Kesepakatan itu di antaranya paspor dipegang TKI,
Universitas Sumatera Utara
waktu libur bagi tenaga kerja satu hari seminggu, perhitungan gaji awal, dan perlindungan hukum.
68
Dengan melihat begitu kompleks permasalahan yang dihadapi oleh para tenaga kerja Indonesia ini, pemerintah harus mampu menjalankan kewajibannya
terhadap rakyat khusunya buruh migran yang sudah banyak membantu negara dengan sumbangan devisanya.
Pertama, pemerintah memperketat pengawasan terhadap perusahaan pelaksana penempatan tenaga kerja agar penyelewengan dapat dikurangi seminimal
mungkin. Pemerintah dapat membuat undang-undang yang benar-benar melindungi hak-hak buruh serta mensosialisasikannya terhadap masyarakat luas khusunya para
calon tenaga kerja dan para agen penyalur. Jika ada pihak yang tidak mentaatinya maka pemeritah harus menindak tegas para pelaku agar pelanggaran-pelanggaran
semacam itu tidak meluas dan berlanjut. Kedua, pembekalan berupa training-training dan semacamnya terhadap calon
tenaga kerja tetap intens dilakukan bekerja sama dengan perusahaan penyalur. Ketiga, pengawasan terhadap tenaga kerja harus tetap berjalan dari semenjak mereka
diberangkatkan sampai mereka kembali lagi ke tanah air. Dalam hal ini kedutaan-
68
RI-Malaysia Perlu
Bentuk Lembaga
Pengawas, http:digilib.umm.
ac.idgdl .php?mod=browseop=readid=jiptummpp-gdl-s1-2005-nailiariya-4680PHPSESSID= 42d6ee65b
827a38f44956092d28ba985, diakses tanggal 20 Juni 2010. Satu-satunya hal yang belum disepakati terkait nilai penebusan cost structure TKI di antara asosiasi perusahaan jasa tenaga kerja dari dua
negara. Da’i Bachtiar meminta supaya pengusaha penyalur TKI tidak mengambil untung terlalu besar dari penebusan TKI. Menurut dia, agen TKI dari Indonesia menuntut 7.000 ringgit untuk biaya
penebusan. Namun, agen tenaga kerja di Malaysia hanya menyanggupi sekitar 5.000 ringgit
Universitas Sumatera Utara
kedutaan di negara tujuan harus proaktif memberikan akomodasi terhadap tenaga kerja Indonesia bekerja sama dengan Deplu dan Depnaketrans. Keempat, pemerintah
harus bekerja sama dengan pemerintah negara tujuan para buruh migran. Kesepakatan-kesepakat yang bersifat mengikat harus ditegakkan dengan
pemerintah negara tujuan melalui kerjasama bilateral. Kesepakatan-kesepakatan ini harus mampu menyentuh hak-hak dasar para tenaga kerja sebagai manusia, bukan
sebagai budak yang bebas diperdagangkan dan tenaganya dimanfaatkan sesuka hati. Peranan pemerintah dalam menangani tekanan upah buruh sangat krusial, di
satu sisi pemerintah berkewajiban menyediakan sistem pengaman atau jaring sosial yang efektif untuk menjamin tidak ada buruh yang terjatuh dan diabaikan hak-hak
hidup layaknya, disisi lain pemerintah harus realistis bahwa akibat krisis dan sebab yang lain yang lebih bersifat struktural dan kultural, bagi sebagian pengusaha situasi
yang dihadapi masih belum kondusif untuk memberikan balas jasa pekerjaan yang layak.
Hal yang dapat dilakukan pemerintah adalah terus mendorong dialog yang cerdas antara pihak buruh dan pengusaha untuk mencapai konsensus dalam penetapan
upah buruh. Pemerintah juga memiliki kewajiban moral untuk menyediakan acuan normatif dalam penetapan upah layak yang berbasis empiris serta memperoleh
pengakuan sepenuhnya dari pihak buruh dan pengusaha. Selain itu pemberian bantuan hukum bagi golongan masyarakat kurang
mampu yang berperkara di pengadilan terus dilanjutkan. Kegiatan tersebut dilakukan
Universitas Sumatera Utara
dengan menyediakan pelayanan bantuan hukum melalui pemanfaatan dana APBN yang disalurkan melalui pengadilan negeri setempat. Saat ini juga terus
diselenggarakan pemberian bantuan konseling dan pendampingan bagi perempuan korban kekerasan.
E. Pihak-pihak yang
dikatagorikan sebagai
Pemerintah Yang
Bertanggungjawab dalam Pengawasan 1. Pemerintah Pusat
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 menyebutkan bahwa pemerintah pusat adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari
presiden beserta para menteri, namun dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian
urusan pemerintahan antara pemerintah,pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupatenkota.
secara tegas disebutkan bahwa pemerintah pusat selanjutnya disebut pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Istilah pemerintah harus dipahami sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan PP Nomor 38 Tahun 2007 bukan atas dasar Undang-Undang Nomor
39 Tahun 2004. Karena Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 harus menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang merupakan perintah Pasal 18
ayat 7 Undang-Undang Dasar RI 1945. Dengan demikian, haruslah menjadi
Universitas Sumatera Utara
pertimbangan, bahwa BNP2TKI merupakan pemerintah pusat yang berbentuk lembaga pemerintah non-kementerian.
Mencari upaya hukum yang tepat melalui pertimbangan das sollen dan das sein. Tindakan serta merta melalui peraturan menteri tidaklah mendasar sama sekali
serta dipaksakan. Buktinya, seharusnya terlebih dahulu membuat PP tentang penempatan pemerintah sebagai perintah Pasal 11 ayat 2 Undang-Undang Nomor 39
Tahun 2004. Selain itu, perlu dipahami bahwa secara hirarkhi, peraturan menteri tidak tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, alasannya untuk lebih mengedepankan peraturan daerah, sehingga hierarkhi Permen lemah dan apalagi tanpa memperhatikan prosedur
penetapannya. Pengawasan pemerintah dalam hal penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar
negeri dilakukan oleh Badan Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia BNP2TKI adalah sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen di Indonesia yang
mempunyai fungsi pelaksanaan kebijakan di bidang penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri secara terkoordinasi dan terintegrasi. Lembaga
ini dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
2. Pemerintah daerah