Fungsi Pengawasan Pemerintah Secara Umum

BAB II PENGAWASAN PEMERINTAH TERHADAP PERUSAHAAN PELAKSANA

PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA SWASTA DI LUAR NEGERI

A. Fungsi Pengawasan Pemerintah Secara Umum

Indonesia memiliki Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri beserta peraturan pelaksananya maupun ratifikasi sejumlah konvensi PBB. Sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk menjamin dan melindungi hak asasi warga negaranya, baik yang bekerja di dalam maupun di luar negeri. Semua berdasarkan prinsip persamaan hak, demokrasi, keadilan sosial, serta kesetaraan dan keadilan gender. 42 Mengacu kepada pasal di atas, maka Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 seharusnya harus mampu memberikan perlindungan hukum bagi warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri, khususnya untuk memperoleh kemudahan pelayanan penempatan yang akurat dan tetap mengutamakan keselamatan TKI dari semua aspek. 43 Sebagai bagian dari sistem pemerintahan yang lebih besar, pemerintahan daerah menjadi ujung tombak pelaksanaan kewajiban tersebut terhadap masyarakat 42 Muhaimin, “Perlindungan Buruh Migran harus Dijamin, ” http:bataviase .co.idcontentperlindungan-buruh-migran-harus-dijamin. diakses tanggal 30 Maret 2010. 43 Ibid Universitas Sumatera Utara lokal di daerahnya. 44 Pergaulan antara manusia sebagai anggota masyarakat saling mempunyai kepentingan ada yang sama dan ada yang bertentangan antara satu sama lain. Dalam konteks pertentangan kepentingan masyarakat ini akan menimbulkan persoalan wajar dan tidak wajar, patut dan tidak patut, yang pada akhirnya pertentangan kepentingan ini dapat melanggar hak anggota masyarakat. Hal ini dapat terjadi dalam kegiatan sosial dan kegiatan-kegiatan ekonomi perusahaan karena itu perangkat hukum diperlukan untuk menciptakan dan melindungi hak anggota masyarakat. 45 Holland yang dikutip oleh Wise, Percy M. Winfield dan Bias, bahwa tujuan hukum adalah menciptakan dan melindungi hak-hak legal rights. Jadi perusahaan harus memperhatikan kepentingan hak orang lain dalam pergaulan hidup masyarakat, terutama kaum buruh, sebab perkembangan perangkat hukum untuk menciptakan dan melindungi hak manusia sebagai anggota masyarakat terus mengalami perkembangan dalam kegiatan ekonomi perusahaan sejalan dengan perkembangan masyarakat yang berperan menampung kebutuhan masyarakat yang berkepentingan stakeholder dari perusahaan. 46 44 Perwira, I. Tanggung Jawab Negara Dalam Pemenuhan Hak Atas Kesehatan Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945. Bandung: Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Padjadjaran, 2009, hal. 89. 45 Bismar Nasution, Hukum Perusahaan, Program Magister Ilmu Hukum, Program Pasca Sarjana, Medan: USU Press, 2003, hal. 1. 46 Ibid, hal. 2. Universitas Sumatera Utara Menurut Manullang, 47 pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksi bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana semula. Pendapat ahli lain, pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan kerja dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan- penyimpangan serta mengambil tindakan. 48 koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan Pengawasan dapat dilakukan dengan cara pengawasan preventif preventive controlling dan pengawasan korektif corrective controlling. Pengawasan preventif adalah pengawasan yang mengantisipasi terjadinya penyimpangan-penyimpangan, sedangkan pengawasan korektif dapat dijalankan apabila hasil yang dinginkan terdapat banyak variasi. Pengawasan itu dapat dilakukan pada bidang-bidang produksi, waktu, kegiatan manusia, maupun keuangan. Pengawasan di bidang ketenagakerjaan sangat penting sebagai salah satu instrumen untuk mewujudkan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan Undang-undang Dasar Tahun 1945. Adapun fungsi pengawasan oleh pemerintah akan semakin penting pada masyarakat industri modern, sebagai mana 47 Sedjun Manullang, Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia, Jakarta: Rhineka Cipta, 1995, hal. 34 48 T. Hani Handoko, Manajemen Edisi II, Jakarta: Rhineka Cipta, 1993, hal. 291. Universitas Sumatera Utara diungkapkan oleh Rudolf Maerker dan Christian Uhlig karena persoalan-persoalan ketenagakerjaan akan mengarah kepada persetujuan-persetujuan yang ditetapkan antara lain pekerja dan pengusaha. 49 Menurut Ranupandojo tujuan pengawasan adalah mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki. 50 Soekarno dalam Gouzali Saydam mengemukakan tujuan pengawasan antara lain adalah: 1. Untuk mengetahui apakah suatu kegiatan sudah berjalan sesuai dengan rencana. 2. Untuk mengetahui apakah suatu kegiatan sudah sesuai dengan instruksi. 3. Untuk mengetahui apakah kegiatan telah berjalan efisien. 4. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan dan kelemahan-kelemahan dalam kegiatan. 5. Untuk mencari jalan keluar bila ada kesulitan, kelemahan atau kegagalan kearah perbaikan. 51 Tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan. Untuk dapat benar-benar merealisasi tujuan utama tersebut, maka pengawasan pada taraf pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan 49 Agusmidah, ”Fungsi Pengawasan Pemerintah terhadap Perlindungan Penempatanpada Perusahaan Industri di Kabupaten Deli Serdang, ” Tesis , Medan: Universitas Sumatera Utara hal. 78. 50 Ranupandojo, Heidjrachman. Tanya Jawab Manajemen. Yogyakarta: AMP YKPN, 1990, hal. 109 51 Gouzali Saydam, Soal Jawab Manajemen dan Kepemimpinan. Jakarta: Djambatan, 1993, hal.197 Universitas Sumatera Utara ssesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan, dan untuk mengetahui kelemahan- kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu maupun waktu-waktu yang akan datang. 52 Bentuk-bentuk atau tipe pengawasan menurut Hamdan Mansoer sebagai berikut: 1. Pengawasan Pra Kerja Bentuk pengawasan pra kerja ini sifatnya mempersiapkan antisipasi permasalahan yang akan datang. Sifatnya mengarahkan keadaan yang akan terjadi di masa datang, sebagai peringatan untuk tidak dilanggar. Pengawasan bentuk ini memberikan patokan kerja dan tidak memandori kerja. 2. Pengawasan Semasa Kerja Pengawasan yang dilakukan pada saat tugas diselenggarakan, memungkinkan manajer melakukan perbaikan di tempat pada waktu penyimpangan diketahui. Perbaikan secara langsung sebelum penyimpangan terlalu jauh terjadi, yang mungkin akan sangat sukar meluruskannya, lebih menguntungkan pengawasan ini ialah supervisi. Supervisi langsung memungkinkan manajer melakukan tindakan koreksi langsung pula. 52 M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2004, hal. 173 Universitas Sumatera Utara 3. Pengawasan Pasca Kerja Pengawasan dilakukan sesudah kegiatan atau pekerjaan berlangsung dan sudah berselang waktu yang lama. Kelemahannya ialah penyimpangan baru diketahui setelah pekerjaan seluruhnya selesai, sehingga tidak mungkin diperbaiki lagi. 53 Secara teoritis, ada tiga cara pokok untuk menciptakan kesempatan kerja atau berusaha dalam jangka panjang. Cara pertama adalah dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi penawaran tenaga kerja. Tetapi seperti dikemukakan di atas, cara ini tidak memadai bagi Indonesia karena angka kelahiran memang tidak relatif rendah dan dampaknya terhadap pertumbuhan tenaga kerja kurang signifikan dalam jangka pendek. Cara kedua adalah dengan meningkatkan intensitas pekerja dalam menghasilkan output labour intensity of output. 54 Tetapi dalam jangka panjang, cara ini tidak selalu berhasil karena tidak selalu kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Cara ketiga adalah melalui pertumbuhan ekonomi. Cara ini bukan tanpa kualifikasi karena secara empiris terbukti bahwa pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja tidak terdapat hubungan otomatis atau niscaya, tetapi justru tantangannya menjadi riil, karena hubungan yang tidak otomatis itu, maka peranan pemerintah menjadi strategis dan krusial untuk merancang strategi pertumbuhan 53 Hamdan Mansoer, Pengantar Manajemen. Jakarta: Depdikbud, 1989. hal. 115 54 Rencana Tenaga Kerja Nasional 2004-2009, http:www.tempointeraktif.com hgnarasi 20040613nrs,20040613-01,id.html, Minggu, 13 Juni 2004 00:18 WIB Universitas Sumatera Utara ekonomi yang tinggi, tetapi juga ramah terhadap ketenagakerjaan employment - friendly - growth. 55 Undang-Undang Dasar 1945 telah menggariskan bahwa negara bertanggungjawab untuk menjaga kehormatan dan harta benda warga negaranya yang berada di luar wilayah Republik Indonesia. Amanah Undang-Undang Dasar ini sangat relevan untuk direnungkan oleh setiap orang yang menjadi penyelenggara negara, terutama dalam konteks globalisasi ekonomi, dimana banyak Warga Negara Indonesia bekerja atau mencari kehidupan di luar negeri. 56 Dalam melaksanakan perlindungan Warga Negara Indonesia di luar negeri khususnya Tenaga Kerja Indonesia TKI, negara membuka hubungan konsuler consular relation dengan banyak negara lain. Namun dalam pelaksanaannya, hubungan konsuler lebih dititik beratkan pada upaya memajukan hubungan dagang Indonesia dengan negara lain. Sedangkan perlindungan TKI masih terkebelakang, walaupun TKI merupakan salah satu sumber devisa negara. Perlindungan TKI hanya bersifat responsif ketimbang struktural dan sistematis. Pada umumnya, perlindungan TKI hanya dilakukan apabila masalah-masalah yang dialami TKI telah menjadi berita di media masa. Dengan terungkapnya beberapa kasus besar TKI di negara tetangga Malaysia dan Singapura serta di beberapa negara Timur Tengah, khususnya Arab Saudi, seluruh komponen bangsa tersentak. Banyak orang berpendapat bahwa persoalan itu 55 Ibid, 56 Sjah Djohan Darwis, “Peluang Tenaga Kerja di Luar Negeri Kabupaten Tulung Agung, Provinsi Jawa Timur”, Buletin Puslitbang TK No. 2XVII2004. Universitas Sumatera Utara terjadi karena rendahnya tingkat pendidikan para TKI. Ada lagi yang mengatakan bahwa persoalan ini terjadi karena pengusaha perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia PJTKI, sekarang disebut PPTKIS tidak berwawasan nasional dan hanya mengejar keuntungan profit-oriented. Ada juga yang berpendapat bahwa kasus-kasus TKI terjadi karena tidak berjalannya fungsi regulatif dan punitif Pemerintah RI. Kejadian-kejadian yang mengenaskan terhadap TKI membuat Pemerintah bekerja keras untuk mencari solusi atas permasalahan TKI di luar negeri. Salah satu dari solusi yang telah diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia adalah dengan diundangkannya Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Undang-Undang meluruskan perilaku menyimpang dari Perusahaan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta PPTKIS dan memberikan fungsi kontrol kepada Pemerintah untuk mengatur dengan baik penempatan TKI di luar negeri.

B. Peran Pemerintah dalam Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri

Dokumen yang terkait

Peranan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Dalam Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Ke Luar Negeri (Studi Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang)

17 141 99

Peranan Kementerian Luar Negeri Indonesia Dalam Menangani Masalah Hukum Yang Menimpa Tenaga Kerja Indonesia Di Arab Saudi

19 166 87

Hubungan Luar Negeri Indonesia-Arab Saudi Dalam Konteks Tenaga Kerja Indonesia

6 68 119

PERANAN DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN KARANGANYAR DALAM PENEMPATAN TENAGA KERJA KE LUAR NEGERI

0 20 62

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Ke Luar Negeri.

0 2 17

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN ASURANSI TENAGA KERJA DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI.

0 0 2

Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri

0 0 31

Pelaksanaan Pengawasan Terhadap Penyelenggaraan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri

0 0 30

PELAKSANAAN PENGAWASAN DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH TERHADAP PELAKSANA PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA SWASTA DALAM PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI - Unika Repository

0 0 16

T ANGGUNG JAWAB PELAKSANA PENEMPATAN TKI SWASTA (PPTKIS) TERHADAP PERPANJANGAN PERJANJIAN KERJA TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI HEDIEBRIGINA D1A 010 354 Fakultas Hukum Abstrak - TANGGUNG JAWAB PELAKSANA PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA SWASTA (PPTK

0 0 13