Teori AIDDA URAIAN TEORITIS

mahalnya iklan televisi, dan wajar saja kalau para pengiklan kemudian memilih media cetak untuk iklan mereka. 4. Hal-hal kecil lainnya bisa dan biasa dikerjakan banyak orang sambil menonton, sama seperti mereka mendengarkan siaran radio. Akibatnya, konsentrasi mereka sering terpecah. Kemungkinan ”zipping” menambah peluang terpecahnya pemirsa iklan. Seorang pemirsa yang merasa terganggu oleh adanya iklan dapat mengeliminasi iklan atau suaranya. Atau mengganti saluran dengan menggunakan remote control. Jika mereka memutar program-program rekaman, mereka dapat melewati ikan-iklan yang disisipkan pada acara yang hendak mereka nikmati dengan teknik ”zipping”, yaitu menggunakan tombol percepat pada alat kontrol tersebut sehingga iklan televisi itupun lewat begitu saja. 5. Karena pembuatan iklan televisi butuh waktu yang cukup lama, maka ia tidak cocok untuk iklan-iklan khusus atau bahkan yang bersifat darurat yang harus segera mungkin disiarkan misalnya iklan konser yang akan berlangsung satu-dua hari. 6. Di negara-negara yang memiliki cukup banyak stasiun televisi, atau yang jumlah total pemirsanya relatif sedikit, biaya siaran mungkin cukup rendah, sehingga memungkinkan iklan yang ditayangkan panjang dan berulang-ulang, hal ini dapat membuat pemirsa bosan. 7. Kesalahan serius yang dibuat oleh produsen iklan televisi, menggunakan model atau penyaji yang sama dengan ikan lainnya akan membuat pemirsa bingung dan bosan.

II.6 Teori AIDDA

Universitas Sumatera Utara Dalam model AIDDA hal utama yang harus dilakukan adalah membangkitkan dan menumbuhkan perhatian komunikan. Dalam hal ini berhasil atau tidaknya perhatian dipengaruhi oleh daya tarik komunikator source attractiveness Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian akan menjadi suatu awal suksesnya proses komunikasi. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusun dengan upaya menumbuhkan minat atau interest, yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat merupakan kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya suatu hasrat atau desire untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan oleh komunikator. Jika hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, maka bagi komunikator ini belum berarti apa-apa sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan atau decision, yaitu keputusan untuk melakukan kegiatan atau action sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator Kasali,1992:83-86. Sebuah iklan akan memberikan efek bagi responden yang mendengarkan, atau menyaksikan sebuah iklan. Berikut akan ditampilkan skema AIDDA. Universitas Sumatera Utara Gambar 2. Skema AIDDA Appeal - Attractiveness Komunikator Appeal + Sumber : Effendy, Ilmu komunikasi Teori dan Praktek, 2005 Hal yang perlu diperhatikan dalam membangkitkan perhatian adalah dihindarkan nya kemunculan himbauan appeal yang negatif. Himbauan negatif tidak menumbuhkan ketertarikankeingintahuan, melainkan menumbuhkan kegelisahan anxiety arrousing. William J.Mc Guire seorang ahli komunikasi menegaskan dalam karyanya “ Persuation” bahwa anxiety arrousing communication. Menimbulkan efek ganda. Pada satu pihak menimbulkan rasa takut akan bahaya sehingga mempertinggi motivasi untuk melakukan tindakan Pencegahan Preventive. Sedangkan pada pihak lain rasa takut itu menimbulkan sikap kesiapan bertarung fight to fight yang dalam kasus komunikasi dapat berbentuk sikap permusuhan pada komunikator atau tidak menaruh perhatian sama sekali terhadap pesan yang disampaikan komunikator. Berdasarkan formula AIDDA maka komunikasi persuasif didahului dengan upaya membangkitkan perhatian attention . Dalam hal ini iklan rokok flava harus mampu menimbulkan atensi atau menarik perhatian orang lain. Khususnya bagi masyarakat suka merokok. Melalui dimensi – dimensi iklan rokok ini, seperti : frekuensi iklan , durasi, tampilan iklan, isi pesan, musik , slogan, penataan Preventifpenolakan Anxiety Arrousing Rasa Takut tidak ada perhatian A – I – D – D – A Universitas Sumatera Utara gambar dan warna iklan. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, maka disusul dengan upaya menumbuhkan minat Interest. Minat yaitu suatu keinginan yang kuat ataupun kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu, yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian, yang dalam hal ini adalah minat mengkonsumsi rokok flava. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat desire. Hasrat yaitu suatu keinginan yang sangat kuat untuk mengkonsumsi rokok flava. Dengan adanya hasrat, kemudian harus dilanjutkan dengan datangnya keputusandecision. Keputusan adalah segala putusan yang telah ditetapkan, sesudah dipertimbangkan dan merupakan sikap terakhir yang harus dilakukan, dalam hal ini masyarakat perumahan cemara Hijau sudah mengambil keputusan bahwa masyarkat tersebut beralih untuk mengkonsumsi rokok flava. Yang pada akhirnya keputusan tersebut dilanjutkan dengan mengambil suatu sikap atau tindakan action. Sikap atau tindakan yaitu perbuatan yang dilaksanakan untuk mengatasimemenuhi sesuatu, yang dalam hal ini adalah melakkukan tindakan untuk mengkonsumsi rokok flava. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yaitu suatu metode yang menjelaskan hubungan diantara dua variabel atau lebihRakhmat,2007:27. Kelebihan metode korelasional adalah dapat mengukur hubungan diantara berbagai variabel, meramalkan variabel tidak bebas, dan memudahkan untuk membuat pandangan eksperimen. Sedangkan kelemahan metode ini adalah korelasi yang tinggi dapat menunjukkan hubungan sebab akibat. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penelitian ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penayangan iklan rokok flava terhadap keputusan membeli masyarakat di perumahan cemara hijau Medan. Adapun cara yang digunakan adalah dengan mengambil data melalui kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden. III.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, yaitu tanggal 5 Mei – 5 Juni 2011 di Perumahan Cemara Hijau, yang beralamat di Jl. Krakatau Ujung Medan. III.3 Populasi dan Sampel Penelitian III.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, dan tumbuh – tumbuhan, gejala – gejala, atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian Nawawi,2001:141. Sedangkan Sugiyono 2006:72 mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai Universitas Sumatera Utara