Berdasarkan penelitan yang telah dilakukan sebelumnya Roihatin A., Kartika A. R., 2009 mengenai metode elektrokoagulasi dengan mempelajari
pengaruh parameter jumlah elektroda, tegangan elektrolisis, dan waktu tinggal waktu operasi pada proses elektrokoagulasi aliran kontinyu terhadap PH, efisiensi
pemisahan TSS dan TDS, kandungan COD serta kekeruhan air limbah. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: tegangan elektrolosis 5,10,15
Volt, kombinasi elektroda besi dan aluminium, waktu operasi 6,7;11,2;23,1 menit. Analisis yang dilaksanakan meliputi analisa pH, TDS, TSS, COD dan
turbiditas. Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa tegangan elektrolosis,
waktu elektrokoagulasi, dan susunan elektroda sangat berpengaruh terhadap penurunan kadar COD, TDS, TSS dan turbiditas pada limbah. Penambahan waktu
elektrokoagulasi dan rapat arus cenderung menurunkan kadar COD, TDS, TSS dan turbiditas limbah serta pH setelah proses elektrokoagulasi cenderung
mendekati netral.
2.11 Pemanfaatan Eceng Gondok Eichhornia crasspes Mart Solm Sebagai
Teknik Alternatif Dalam Pengolahan Biologis Air Limbah Asal Rumah Pemotongan Hewan RPH
Pengolahan limbah RPH secara umum dapat dilakukan secara fisika, kimia, dan biologi Suharto, 2010. Pengolahan limbah RPH dengan cara kolam
aerasi membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Atas dasar pertimbangan tersebut, pengolahan limbah secara biologi menjadi alternatif pemecahannya. Salah satu
cara pengolahan limbah secara biologis adalah dengan menggunakan tumbuhan
Universitas Sumatera Utara
air, yaitu enceng gondok Eichhornia crasspes Mart Solm sebagai teknologi sederhana, murah, ramah lingkungan, serta sangat mudah dalam penggunaannya,
sehingga biaya sabagai salah satu kendala utama dalam penanganan air limbah RPH dapat diatasi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Suardana IW, 2009 mengenai pemanfaatan enceng gondok Eichhornia crasspes Mart Solm
sebagai metode pengolahan limbah RPH secara biologis dengan menggunakan parameter pH, BOD, dan COD. Sampel yang digunakan terdiri dari 4 bak, yaitu:
bak tanpa eceng gondok, bak dengan 30 eceng gondok, bak dengan 60 eceng gondok, dan bak dengan 90 eceng gondok. Dimana masing-masing parameter
diobservasi pada hari ke-0, 7, 14, 21, dan 28 Tabel 2.2. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa eceng gondok Eichhornia crasspes Mart
Solm dapat berperan sebagai metode pemulihan lingkungan secara biologis, sebagaimana hasil penelitian menunjukkan bahwa eceng gondok mampu
menurunkan kadar pH, BOD, dan COD dari air limbah RPH di lokasi penelitian tersebut dilakukan.
Tabel 2.2 Persentase Penurunan Nilai pH, BOD dan COD Air Limbah RPH Pesanggaran dengan Perlakuan Eceng Gondok
No Parameter Perlakuan
Waktu Pengamatan Hari 7
14 21
28
1. pH
Kontrol -4,11
8,10 11,03
13,73 30
17,96 19,37 23,24
23,83 60
17,49 20,07 24,30
24,77 90
19,01 19,72 23,83
24,30
Universitas Sumatera Utara
2. BOD
Kontrol 8,22
25,62 37,90
39,44 30
12,33 35,36 47,74
50,42 60
17,70 30,74 47,69
52,85 90
19,17 35,42 49,84
55,50
3. COD
Kontrol -7
-3,67 0,33
10 30
19,70 21,03 27,03
36,97 60
22,87 22,87 40,37
44,13 90
35,33 41,40 44,175 48,67
2.12 Kualitas Air Sumur Gali di Sekitar Rumah Potong Hewan