Analisis Kualitas Air Hasil Olahan Parameter Air Limbah Rumah Potong Hewan

6. pH Derajat Keasaman Pengukuran pH berkaitan dengan proses pengolahan biologis karena pH yang kecil akan lebih menyulitkan, disamping akan mengganggu kehidupan dalam air bila dibuang ke perairan terbuka. 7. Suhu Suhu air limbah umumnya tidak banyak berbeda dengan suhu udara, tapi lebih tinggi daripada suhu air minum. Suhu dapat mempengaruhi kehidupan dalam air, kecepatan reaksi atau penguraian, proses pengendapan zat padat serta kenyamanan dalam badan-badan air.

2.4 Analisis Kualitas Air Hasil Olahan

Air limbah yang harus diolah adalah seluruh air limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah potong hewan, yaitu air yang berasal dari pemotongan, pembersihan lantai tempat pemotongan, pembersihan kandang penampung, pembersihan kandang isolasi, dan pembersihan isi perut serta air sisa perendaman. Pengambilan dan pengujian kualitas air dilakukan setelah IPAL beroperasi selama tiga bulan. Parameter yang perlu diamati adalah pH, BOD, COD, TSS, minyak dan lemak, dan NH 3 -N. Hasilnya dibandingkan dengan baku mutu limbah cair kegiatan rumah sakit yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2006 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kegiatan Rumah Pemotongan Hewan Tabel 2.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Baku Mutu Air Limbah Kegiatan Rumah Pemotongan Hewan. Parameter Satuan Kadar Maksimum BOD mgL 100 COD mgL 200 TSS mgL 100 Minyak dan Lemak mgL 15 NH 3 -N mgL 25 pH - 6 – 9 Volume air limbah maksimum untuk sapi, kerbau dan kuda : 1,5 m 3 ekorhari Volume air limbah maksimum untuk kambing dan domba : 0,15 m 3 ekorhari Volume air limbah maksimum untuk babi : 0,65 m 3 ekorhari Sumber: Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2006 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kegiatan Rumah Pemotongan Hewan.

2.5 Parameter Air Limbah Rumah Potong Hewan

Permenlh Nomor 02 Tahun 2006 menjelaskan bahwa parameter air limbah rumah potong hewan terdiri dari: 1. BOD Biochemical Oxygen Demand BOD Biochemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan mengoksidasi hampir semua zat organis yang terlarut dan sebagian zat –zat organis yang tersuspensi dalam air. Kadar BOD maksimum yang diperbolehkan bagi kegiatan rumah potong hewan adalah 100 mgL. Universitas Sumatera Utara 2. COD Chemical Oxygen Demand COD Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air. Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan menggunakan oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan panas dengan katalisator perak sulfat, sehingga segala macam bahan organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan sulit urai, akan teroksidasi. Kadar COD maksimum yang diperbolehkan bagi kegiatan rumah potong hewan adalah 200 mgL. 3. TSS Total Suspended Solid TSS Total Suspended Solid adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air yang tidak larut dan tidak dapat mengendap langsung. Padatan tersuspensi terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih rendah dari sedimen. Kadar TSS maksimum yang diperbolehkan bagi kegiatan rumah potong hewan adalah 100 mgL. 4. Minyak dan Lemak Minyak dan lemak yang mencemari air sering dimasukkan ke dalam kelompok padatan, yaitu padatan yang mengapung di atas permukaan air. Pencemaran air oleh minyak sangat merugikan karena dapat menimbulkan hal-hal sebagai berikut: a. Adanya minyak menyebabkan penetrasi sinar ke dalam air berkurang. Ternyata intensitas sinar di dalam air sedalam dua Universitas Sumatera Utara meter dari permukaan air yang mengandung minyak adalah 90 lebih rendah daripada intensitas sinar pada kedalaman yang sama di dalam air yang bening. b. Konsentrasi oksigen terlarut menurun dengan adanya minyak karena lapisan film minyak menghambat pengambilan oksigen oleh air. c. Adanya lapisan minyak pada permukaan air akan mengganggu kehidupan burung air karena burung-burung yang berenang dan menyelam, bulu-bulunya akan ditutupi oleh minyak sehingga menjadi lekat satu sama lain, akibatnya kemampuannya untuk terbang juga menurun. d. Penetrasi sinar dan oksigen yang menurun dengan adanya minyak dapat mengganggu kehidupan tanaman laut, termasuk ganggang dan liken. Beberapa komponen yang menyusun minyak juga diketahui bersifat racun terhadap berbagai hewan maupun manusia, tergantung dari struktur dan berat molekulnya. Komponen-komponen hidrokarbon jenuh yang mempunyai titik didih rendah diketahui dapat menyebabkan anestesi dan narkosis pada berbagai hewan tingkat rendah dan jika terdapat pada konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan kematian. Kadar minyak dan lemak maksimum yang diperbolehkan bagi kegiatan rumah potong hewan adalah 15 mgL. 5. NH 3 Ammonia Universitas Sumatera Utara NH 3 merupakan hasil pembakaran asam amino oleh berbagai jenis bakteri aerob dan anaerob. Jika kadar asam amino di dalam air terlalu tinggi karena pembakaran protein tidak berlangsung dengan baik sehingga menghasilkan asam nitrat maka akan menimbulkan pencemaran. Kadar NH 3 maksimum yang diperbolehkan bagi kegiatan rumah potong hewan adalah 25 mgL. 6. pH derajat keasaman Pengukuran pH yang berkaitan dengan proses pengolahan biologis karena pH yang kecil akan lebih menyulitkan disamping akan mengganggu kehidupan dalam air bila dibuang ke perairan terbuka. Kadar pH maksimum yang diperbolehkan bagi kegiatan rumah potong hewan adalah 6-9.

2.6 Dampak Negatif Air Limbah Rumah Potong Hewan