V =
1
. R
23
. h
f
L
12
V =
1
2
. R
43
. h
f
L
H
f
=
�
2
.
2
. �
43
=
�.
23
2
. L S = h
f
L di mana: V = kecepatan aliran ms, n = koefisien Manning, R = jari-jari
hidraulik m, S = kemiringan dasar saluran, h
f
= beda tinggi aliran di hulu dan hilir m, dan L = panjang saluran m
Untuk aliran tidak seragam dan saluran panjang, rumus ini dapat digunakan. Kesulitannya adalah penentuan faktor kekasaran saluran Manning n.
2.13.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Kekasaran Saluran
Kekasaran saluran sangat mempengaruhi besarnya kecepatan rata-rata pada saluran. Nilai kekasaran saluran tidak hanya ditentukan dari satu faktor,
tetapi dapat merupakan kombinasi dari beberapa faktor berikut ini: 1. Kekasaran permukaan saluran
Kekasaran permukaan saluran tergantung dari butir-butir yang membentuk keliling basah, ukuran dan bentuk butiran menimbulkan efek
hambatan terhadap aliran
. ¾
Butir kasar -
n besar
Universitas Sumatera Utara
¾ Butir halus -
n kecil 2. Jenis tumbuh-tumbuhan
Tumbuhan yang terdapat dalam saluran dapat menghambat lajunya aliran serta memperkecil kapasitas pengaliran
.
¾ Belukar atau bakau -
n besar ¾ Rerumputan
- n kecil
3. Ketidakteraturan tampang melintang saluran Ketidakteraturan keliling basah dan variasi penampang terutama pada
saluran alam. ¾ Teratur
- n kecil
¾ Tidak teratur -
n besar 4. Trace saluran
Lengkung saluran dengan garis tengah yang besar akan lebih baik dari pada saluran dengan tikungan tajam
.
¾ Lurus -
n kecil ¾ Berbelok-belok
- n besar
5. Pengendapan dan penggerusan Proses pengendapan permukaan dapat mengakibatkan saluran menjadi
halus, demikian juga sebaliknya, pada penggerusan mengakibatkan saluran menjadi kasar.
¾ Lumpur -
n kecil ¾ Kerikil
- n besar
Universitas Sumatera Utara
6. Hambatan Adanya pilar jembatan, balok sekat atau drempel dapat mempengaruhi
aliran terutama jika jumlahnya banyak. ¾ Hambatan kecil
- n besar
¾ Hambatan besar -
n kecil 7. Ukuran dan bentuk saluran
Saluran dengan dimensi yang relatif besar lebih sedikit dipengaruhi oleh kekasaran saluran, sedangkan jari-jari hidrolis yang ideal sangat
mempengaruhi debit pengaliran pada saluran. ¾ Saluran kecil
- n besar
¾ Saluran besar -
n kecil 8. Taraf air dan debit
Air dangkal lebih dipengaruhi oleh ketidakteraturan dasar saluran, begitu juga untuk debit- debit kecil.
¾ Air dangkal -
n besar ¾ Air dalam
- n kecil
¾ Debit kecil -
n besar ¾ Debit besar
- n kecil
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI DAN
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Medan
Lokasi rumah pemotongan hewan terletak di jalan raya Rumah Pemotongan Hewan Mabar. Rumah potong hewan didirikan pada tanggal 6 Juli
1992 dan telah disahkan oleh Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara melalui Surat Keputusan Nomor 188.342.071993 tanggal 5 Februari 1993 dan telah
diundangkan dalam Lembaran Daerah Tingkat II Medan Nomor 7 seri D nomor 4 tanggal 13 Maret 1993.
Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan adalah salah satu Badan Usaha Milik Daerah BUMD dalam jajaran Pemda Tingkat II Medan yang dalam
melaksanakan tugas pokoknya bergerak dalam bidang pengelolaan usaha jasa pemotongan hewan dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pemotongan
hewan dan usaha pengadaanpenyaluran daging yang sehat dan bermutu serta membantu dalam kebijaksanaan umum Pemda Kota Medan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam menyediakan protein hewani daging dan penyediaan ternak potong.
Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Medan adalah merupakan hasil kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Selandia Baru yang
pembangunannya dilaksanakan pada tahun 1979 dan diresmikan pada tanggal 15 Desember 1984 oleh Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Peternakan dan
Perikanan Republik Indonesia yakni Bapak Prof. Dr. J. H. Hutasoit.
Universitas Sumatera Utara