Dampak Negatif Air Limbah Rumah Potong Hewan Jenis-jenis Pengolahan Air Limbah

NH 3 merupakan hasil pembakaran asam amino oleh berbagai jenis bakteri aerob dan anaerob. Jika kadar asam amino di dalam air terlalu tinggi karena pembakaran protein tidak berlangsung dengan baik sehingga menghasilkan asam nitrat maka akan menimbulkan pencemaran. Kadar NH 3 maksimum yang diperbolehkan bagi kegiatan rumah potong hewan adalah 25 mgL. 6. pH derajat keasaman Pengukuran pH yang berkaitan dengan proses pengolahan biologis karena pH yang kecil akan lebih menyulitkan disamping akan mengganggu kehidupan dalam air bila dibuang ke perairan terbuka. Kadar pH maksimum yang diperbolehkan bagi kegiatan rumah potong hewan adalah 6-9.

2.6 Dampak Negatif Air Limbah Rumah Potong Hewan

Pengelolaan air limbah yang tidak baik akan dapat berakibat buruk terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Beberapa akibat buruk yang ditimbulkan adalah: 1. Akibat terhadap lingkungan Air limbah antara lain mempunyai sifat fisik, kimiawi dan biologi yang dapat menjadi sumber pengotoran, sehingga bila tidak dikelola dengan baik akan dapat menimbulkan pencemaran terhadap air permukaan, tanah atau lingkungan hidup lainnya. Disamping itu kadang- Universitas Sumatera Utara kadang dapat menimbulkan bau yang tidak enak serta pemandangan yang tidak menyenangkan. 2. Akibat terhadap kesehatan masyarakat Lingkungan yang tidak sehat akibat tercemar air limbah dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat. Air limbah dapat menjadi media tempat berkembang biaknya mikroorganisme patogen, larva nyamuk ataupun serangga lainnya yang dapat menjadi media transmisi penyakit, terutama penyakit-penyakit yang penularannya melalui air yang tercemar seperti kholera, typhus abdominalis, dysentri baciler, dan sebagainya. 3. Akibat terhadap sosial-ekonomi Lingkungan hidup manusia sangat mempengaruhi bukan hanya kesehatan fisik saja, tetapi juga kesehatan mental dan sosial dan manusia terhadap tersebut. Keadaan lingkungan yang buruk menyebabkan perasaan yang tidak nyaman dan tidak menyenangkan. Sebagai akibatnya, kesehatan manusia terganggu dan menjadi kurang produktif. Sedangkan perkembangan masyarakat tergantung dari tenaga kerja yang produktif. Kalau dalam masyarakat selalu terjadi penyakit akibat pengaruh buruk lingkungan, maka hal ini akan mempengaruhi kemampuan kerja dan juga mempengaruhi keadaan sosial ekonominya. Universitas Sumatera Utara

2.7 Jenis-jenis Pengolahan Air Limbah

Kusnoputranto 1983 menjelaskan bahwa pengolahan air limbah terdiri dari: 1. Pengenceran dilution Yakni air buangan diencerkan terlebih dahulu sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Pada keadaan-keadaan tertentu kadang-kadang dilakukan proses pengolahan sederhana terlebih dahulu seperti pengendapan, penyaringan dan sebagainya. Akan tetapi dengan bertambahnya penduduk dan perkembangan industri, maka seringkali jumlah air limbah yang harus dibuang menjadi terlalu banyak karena diperlukan derajat pengenceran yang cukup besar, hal ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini juga menimbulkan beberapa kerugian, antara lain: bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air, oksigen terlarut dalam badan air cepat habis sehingga mengganggu kehidupan organism dalam air, serta meningkatkan pengendapan zat-zat padat sehingga mempercepat pendangkalan sehingga terjadi penyumbatan dan mudah timbul banjir. 2. Irigasi luas Cara ini umumnya digunkana di daerah-daerah di luar kota atau di pedesaan karena memerlukan tanah yang cukup luas dan tidak dekat dengan pemukiman penduduk. Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali pada sebidang tanah, dan air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Pada keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan lading, pertanian Universitas Sumatera Utara atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dilakukan untuk membuang air limbah yang berasal dari perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, perusahaan makanan kaleng dan sebagainya, dimana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi dan diperlukan oleh tanam-tanaman. 3. Kolam oksidasi Oxidation PondsWaste Stabilization Ponds Lagoon Merupakan suatu pengolahan air limbah untuk sekelompok masyarakat kecil, dan cara ini dianjurkan terutama untuk daerah pedesaan Gambar 2.4. Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan pengaruh sinar matahari, ganggang algae, bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air buangan dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk empat persegi panjang dengan kedalaman 1-1,5 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Luas kolam tergantung pada jumlah air buangan yang akan diolah, biasanya digunakan luas 1 acre = 4072 m² untuk 100 orang. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman minimal berjarak 500 meter ditempatkan di daerah terbuka yang memungkinkan adanya sirkulasi angin. Universitas Sumatera Utara NO 3 Zone Fakultatif Matahari Zone Anaerobic Tanah Zone Aerobic PO 4 SO 4 CO 3 CH 4 NH 3 CO 2 H 2 S Gambar 2.4 Sket Kolam Oksidasi Cara kerjanya adalah sebagai berikut : - Empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini adalah sinar matahari, ganggang, bakteri dan oksigen. - Ganggang dengan butir chlorophylnya dalam air buangan melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari, sehingga tumbuh dengan subur. Pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H 2 O dan CO 2 oleh chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O 2 oksigen. Oksigen ini digunakan oleh, bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam air buangan. Disamping itu terjadi pula penguraian dari zat-zat padat sehingga terjadi pengendapan. Sebagainya hasilnya nilai BOD dan TSS dari air buangan tersebut akan berkurang, sehingga relatif aman bila akan dibuang ke dalam badan-badan air. Universitas Sumatera Utara 4. Pengolahan air buangan primer dan sekunder = primary and secondary treatment plant Merupakan cara pengolahan air buangan yang lebih kompleks dan lengkap, yaitu pengolahan secara fisik dan mekanis primer dan secara biologis sekunder terutama digunakan di daerah perkotaan dan umumnya mengolah air buangan dari segala jenis, baik yang berasal dari rumah tangga, kotapraja maupun industri.

2.8 Kewajiban RPH dalam Pengolahan Air Limbah