4.1.1 Kolam Pengendapan Limbah Padat Jeroan Dari kegiatan RPH Medan dihasilkan limbah padat dan limbah cair.
Limbah yang dihasilkan ini untuk tahap pertama akan dialirkan ke kolam pengendapan limbah padat jeroan. Kolam ini berfungsi untuk memisahkan
limbah padat dan cair, limbah padat berupa kotoran, sisa pakan, isi rumen serta serpihan daging dan lemak akan diendapkan di kolam ini. Dan pada waktu
tertentu limbah padat yang menumpuk ini akan dikeruk dan dibuang.
4.1.2 Kolam Pengendapan Limbah Cair
Setelah melalui kolam pengendapan limbah padat, limbah cair yang lewat dari kolam tersebut dialirkan ke kolam pengendapan limbah cair. Di kolam ini
terjadi pengendapan limbah cair yang masih bercampur dengan serpihan daging dan lemak. Dari kolam pengendapan limbah cair ini, limbah kemudian akan
dialirkan ke kolam oksidasi.
4.1.3 Kolam Oksidasi
Kolam oksidasi berbentuk lingkaran yang luasnya ± 706,86 m²
dengan kedalaman 1,6 m Kolam oksidasi yang ada di RPH Medan memiliki dinding
tanah dan banyak ditumbuhi rumput serta memiliki sedikit tumbuhan ganggang.
Kolam oksidasi merupakan salah satu teknik pengolahan limbah secara biologis yang memanfaatkan kerja organisme, alga dan dengan bantuan sinar
matahari Gambar 4.3. Kolam oksidasi adalah salah satu teknologi pengolahan limbah cair berupa kolam buatan dangkal dengan memanfaatkan proses alami
Universitas Sumatera Utara
Lumpur Bakteri
Oksigen Limbah Influen
Produksi Gas Sintesis
ganggang
Produk oksidasi CO
2,
NO
¯ 3,
PO
4
³
¯ ,
H
2
O + sintesis bakteri
Efluen bakteri, ganggang organik dan anorganik
terlarut
Endapan ganggang dan bakteri Energi Matahari
dari ganggang dan bakteri dan teknologi ini berbentuk reaktor pengolahan air limbah secara biologis aerobik yang paling sederhana dan tertua serta
merupakan perkembangan dari cara pembuangan limbah cair secara langsung ke badan air. Kolam ini lebih cocok digunakan pada negara negara tropis
seperti Indonesia akibat pancaran energi matahari yang tinggi. Pembuatan dan pengoperasian kolam yang relatif murah serta sangat efisien menghancurkan
parasit dan bakteri pathogen
Gambar 4.3 Skema Interaksi biologik dalam kolam oksidasi
Cara kerja kolam ini sangatlah sederhana yakni berbagai jenis mikroorganisme berperan dalam proses perombakan, tidak terbatas
mikroorganisme jenis aerobik, tetapi juga mikroorganisme anaerobik. Organisme heterotrof aerobik dan aerobik berperan dalam proses konversi
bahan organik; organisme autotrof fitoplankton, alga, tanaman air mengambil bahan anorganik nitrat dan fosfat melalui proses fotosintetik.
Karena lamanya waktu tinggal limbah cair, maka organisme dengan waktu generasi tinggi zooplankton, larva insekta, kutu air, ikan kecil juga dapat
tumbuh dan berkembang dalam sistem kolam. Organisme tersebut hidup aktif
Universitas Sumatera Utara
di dalam air atau pada dasar kolam. Komposisi organisme sangat tergantung pada temperatur udara, suplai oksigen, sinar matahari, jenis dan konsentrasi
substrat. Kolam harus dirancang untuk penghilangan karbon dengan fermentasi
metana atau konversi bahan berkarbon menjadi ganggang dengan penghilangan sel ganggang dari efluen. Bakteri bertanggung jawab untuk
proses-proses oksidasi dan reduksi yang berlangsung dalam kolam. Ganggang memegang peranan dalam menggunakan kelebihan karbon dioksida dan
menghasilkan oksigen. Penampilan kolam oksidasi yang memuaskan tergantung pada keseimbangan antara bakteri dengan ganggang, seperti yang disebabkan oleh
muatan limbah yang tinggi atau hambatan oleh metabolisme ganggang akan menyebabkan pemecahan oksigen, abu yang mengganggu, dan mutu efluen yang
buruk. Aktivitas ganggang yang berlebihan, seperti yang disebabkan oleh kelebihan nutrien ganggang dan kondisi lingkungan yang mendukung
pertumbuhan ganggang, akan menyebabkan kelebihan sel-sel ganggang dalam efluen. Konsep bahwa limbah organik distabilkan atau dioksidasi dalam kolam
oksidasi hanya berlaku dalam arti limbah organik diubah dalam bentuk organik yang lebih stabil yaitu sel-sel ganggang. Kolam oksidasi adalah generator bahan
organik karena sel-sel ganggang diproduksi. Pencampuran, suhu, dan radiasi merupakan faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan
konsentrasi ganggang dalam kolam oksidasi. Dalam kolam oksidasi yang berfungsi dengan baik, sel-sel ganggang akan lebih banyak diproduksi daripada
hanya dihasilkan dari karbon metabolisme hasil metabolisme bakteri karena karbon dioksida dalam kolam juga dapat digunakan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil akhir adalah peningkatan bahan organik dalam sistem. Kebutuhan oksigen dalam kolam oksidasi harus sebanding dengan atau kurang
dari produksi oksigen fotosintetik bila kondisi anaerobik tidak diinginkan. Akan tetapi, reaksi anaerobik memegang peranan utama dalam stabilisasi
BOD dalam suatu kolam oksidasi, seperti yang mungkin terjadi pada bagian kolam yang lebih bawah, diinginkan karena bila tidak akan timbul bau dan
kondisi yang menganggu atau efisien menjadi lebih rendah. Setelah melalui kolam oksidasi, limbah yang telah mengalami interaksi
biologik akan di alirkan menuju parit pembuangan.
4.2 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Air Limbah Rumah Potong Hewan Medan