2.1.1 Pengolahan secara fisika
Pengolahan secara fisika physical treatment melibatkan beberapa proses fisika, yaitu dapat dilihat pada gambar 2.1:
Gambar 2.1 Proses Pengolahan Limbah Cair Secara Fisika
a. Saringan bar bar screen Saringan bar berfungsi untuk menahan dan menyaring benda-
benda keras dan besar seperti ranting kayu, potongan kayu, dan sampah serta mencegah rusaknya saringan berikutnya.
Pengolahan secara fisika
Saringan bar bar screen
Saringan pasir dan kerikil
Ekualisasi
Sedimentasi
Filtrasi
Flotasi
Adsorpsi
Universitas Sumatera Utara
b. Saringan pasir dan kerikil Saringan pasir dan kerikil digunakan untuk mencegah limbah cair
dan kerikil agar tidak mengganggu dan merusak bak penampung dan pompa limbah cair.
c. Ekualisasi Proses
ekualisasi berfungsi
untuk meminimumkan
dan mengendalikan fluktuasi aliran limbah cair baik kuantitas maupun kualitas
yang berbeda dan menghomogenkan konsentrasi limbah cair dalam bak ekualisasi. Proses pencampuran dan aerasi diperlukan pada proses
ekualisasi untuk menghindari kondisi septik. Tujuan ekualisasi adalah: Mengendalikan aliran limbah cair agar tidak terjadi aliran
bergelombang. Menghomogenkan senyawa organik dalam limbah cair agar tidak
terjadi fluktuasi. Menyeragamkan nilai pH sekitar 6,50
–8,50. Ketepatan memasok limbah cair secara kontinyu untuk proses
berikutnya. Ketepatan mengalirkan olahan limbah cair secara kontinyu ke badan
air. Mengendalikan beban toksisitas yang tinggi.
Menurunkan nilai Biochemical Oxygen Demand BOD limbah cair.
Universitas Sumatera Utara
d. Sedimentasi Proses sedimentasi limbah cair untuk memisahkan zat padat dan
cair digunakan prinsip pengendapan gravitasi untuk: Memisahkan padatan terlarut dalam klarifikasi primer sehingga
mampu menurunkan nilai BOD dengan rentang antara 30 sampai 75.
Menurunkan padatan terlarut sekitar 40 sampai 95. Mereduksi mikroba sampai sekitar 40 sampai 75.
Memindahkan endapan biologi dalam klarifikasi akhir lumpur aktif. Memindahkan humus dalam perlakuan tricklink filter.
Perolehan lumpur padat dikirim ke lokasi penguburan limbah padat landfill.
Pada sedimentasi dibedakan jenis klarifikasi, yaitu klarifikasi primer dan klarifikasi sekunder.
Klarifikasi primer atau dekantasi primer adalah unit proses yang dirancang untuk memindahkan zat padat tersuspensi dan padatan lain
yang ada di dasar bak atau tangki klarifikasi sebelum dilakukan perlakuan biologi untuk senyawa organik terlarut.
Klarifikasi sekunder adalah unit proses yang dirancang untuk memindahkan senyawa biomassa yang terbentuk selama proses biologi
dan zat padat lain yang terbawa oleh limbah cair masuk ke unit proses biologi, dan juga untuk mengentalkan lumpur biologi. Pada proses
Universitas Sumatera Utara
sedimentasi diperlukan sistem perlakuan fisika dan kimia yang mengikuti proses koagulasi dan flokulasi.
e. Filtrasi Filtrasi yang digunakan untuk pemisahan senyawa kimia padat dan
cair dimana cairan melewati media porous untuk memindahkan padatan tersuspensi halus. Media filtrasi porous digunakan untuk memisahkan
padat-cair dengan menggunakan prinsip gravitasi sehingga padatan tersuspensi dipisahkan. Media filtrasi dibedakan menurut media filtrasi
tunggal, misal pasir, media filtrasi ganda, misal pasir dan antrasit, dan media filtrasi multi pasir, antrasit, dan garnet.
f. Flotasi Flotasi digunakan proses daya apung untuk memisahkan partikel
padatan tersuspensi dari limbah cair dan pemisahan lemak, pelumas dari industri olahan susu sapikerbau dan juga untuk memisahkan partikel
padat rendah densitas. Pada industri roti, olahan ikan, dan industri olahan unggas khususnya ayam, pemisahan protein dan lemak dilakukan dengan
menggunakan metode flotasi. Pemisahan lemak dan pelumas dari limbah cair dilakukan dengan menggunakan bak flotasi dimana di dasar bak
flotasi dialiri udara pada tekanan rendah atau dengan menggunakan kompresor. Pada tekanan rendah, maka nitrogen dan oksigen lebih mudah
larut jika dibandingkan dengan tekanan atmosfir. Gelembung udara yang timbul dalam limbah cair mengangkat lemak dan pelumas ke atas
Universitas Sumatera Utara
permukaan bak flotasi sehingga lemak dan pelumas di permukaan limbah cair dapat dipisahkan dengan menggunakan garpu pemisah.
Jenis-jenis metode flotasi dibagi menjadi beberapa metode, yaitu:
Flotasi dengan prinsip gravitasi. Flotasi gravitasi digunakan pada
limbah cair dari bengkel kendaraan mobil, kereta api, pesawat terbang, dan kapal laut. Kecepatan aliran limbah cair sekitar 4 sampai 6 mjam
dan waktu tinggal hidraulik 30 menit.
Flotasi dengan prinsip vacuum. Flotasi vacuum banyak digunakan
pada limbah cair dari industri olahan buah-buahan dan sayuran.
Flotasi dengan prinsip elektro. Flotasi elektro digunakan elektroda
ditempatkan di dasar bak sehingga mengahasilkan gelembung- gelembung sangat halus jika limbah cair di bak dielektrolisis oleh arus
searah. Gelembung oksigen timbul pada anode naik ke atas dan mengangkat lemak, minyak dan pelumas selanjutnya terbentuk busa di
permukaan bak dan dipisahkan.
Flotasi udara. Flotasi udara air flotation digunakan untuk
memisahkan padatan tersuspensi dan sebagai alternatif sedimentasi, mengentalkan suspensi lumpur senyawa kimia organik. Di samping
flotasi tersebut di atas, dikenal pula flotasi elektro yang diikuti dengan dissosiasi air oleh listrik dalam tangki terbuka. Lumpur yang terbentuk
pada perlakuan primer ini akan digabung dengan lumpur sekunder. Pemindahan senyawa organik yang terbiodegrasi dengan metode
sedimentasi merupakan metode yang murah dibandingkan dengan metode aerasi dalam bak aerasi.
Universitas Sumatera Utara
g. Adsorpsi Adsorpsi digunakan untuk memindahkan senyawa kimia tertentu
larutan dengan menggunakan adsorben karbon aktif mampu mengadsorpsi senyawa organik dan juga menghilangkan bau tak sedap, rasa, dan warna
serta senyawa organik toksik. Wujud karbon aktif yang digunakan ialah karbon aktif bentuk granular. Adsorpsi dibedakan atas adsorpsi fisik dan
adsorpsi kimia.
2.1.2 Pengolahan secara kimia