Pengolahan secara biologi Limbah

2.1.3 Pengolahan secara biologi

Pengolahan secara biologi biologycal treatment melibatkan beberapa proses biologi, yaitu dapat dilihat pada gambar 2.3: Gambar 2.3 Proses Pengolahan Limbah Cair Secara Biologi a. Perlakuan lumpur aktif Lumpur aktif adalah kumpulan mikroba yang masih aktif berupa gumpalan lumpur atau menyerupai lumpur, maka disebut lumpur aktif. Aliran limbah cair Q dicampur dengan aliran lumpur R kemudian campuran ini dengan kadar antara 2000 mgL sampai 4000 mgL masuk ke dalam bioreaktor. Dalam bioreaktor lumpur aktif mengadsorpsi senyawa organik padat tersuspensi selama waktu antara 20 sampai 40 menit. Rasio laju recycle bergantung pada konsentrasi padatan tersuspensi cairan campuran. Perlakuan lumpur aktif Trickling filter Pengolahan secara biologi Perlakuan lumpur aktif Trickling filter Proses aerobik Proses anaerobik Nitrifikasi dan denitrifikasi Universitas Sumatera Utara b. Trickling filter Istilah trickling filter bukan filter dikenal, namun trickling filter terbuat dari bak beton bentuk silinder berisi batu kecil atau kepingan plastik. Trickling filter atau perlokasi berbentuk silinder atau empat persegi panjang dengan dinding baja untuk menyimpan kerikil, batu, kepingan plastik atau batu kapur. Diameter trickling filter sangat bervariasi mulai dari 1 m sampai 50 m. c. Proses aerobik Perlakuan aerobik limbah cair bertujuan untuk melarutkan dan menggumpalkan senyawa organik menjadi produk baru seperti CO 2 , NH 3 , radikal anorganik seperti SO 4 ¯ , PO 4 -3 , dan mikroba baru. Bakteri dalam jumlah besar dalam bioreaktor digunakan untuk mengkonversi limbah cair yang berisi senyawa organik dan anorganik beracun. Masing-masing spesies mikroba tidak diketahui dan tiadanya pembibitan seeding yang diperlukan. d. Proses anaerobik Limbah industri khususnya lumpur primer dinyatakan dalam wujud limbah organik yang mudah busuk dan berpotensi menimbulkan mikroba patogen. Pada pengolahan limbah lumpur berupa senyawa kimia organik dengan proses anaerobik oleh berbagai macam mikroba yang dibantu oleh nutrien menjadi produk gas bio. Keuntungan perlakuan anaerobik diantaranya adalah reduksi limbah, stabilisasi, perbaikan drainase, dan matinya mikroba patogen. Universitas Sumatera Utara Manfaat proses anaerobik ialah prosesnya murah dengan inokulum yang diperoleh dari kotoran sapikerbau dan sekaligus mereduksi nilai BOD. Perlakuan anaerobik sangat baik untuk limbah cair dengan nilai BOD tinggi namun biodegradasi tidak sempurna, karena itu limbah cair yang keluar dari bak anaerobik perlu diproses lebih lanjut. Pada umumnya, waktu tinggal di bak anaerobik adalah sekitar 14 hari, namun semuanya tergantung pada jenis limbah organik yang akan diproses. e. Nitrifikasi dan denitrifikasi Pada senyawa kimia, nitrogen dan fosfor adalah kunci penyebab pencemar dalam limbah cair. Proses denitrifikasi terjadi karena terdapat Pseudomonas denitrificans. Metode penghilangan senyawa nitrogen dapat dilakukan dengan perlakuan kolam stabilisasi. Kolam stabilisasi merupakan metode murah, namun efisiensi penghilangan nitrogen terbatas. Proses ini berlangsung secara alami dengan menggunakan simbiosis bakteri dan ganggang nitrogen dipindahkan dalam bentuk biomassa. Semakin tinggi kadar CO 2 semakin tinggi konversinya.

2.2 Limbah Rumah Potong Hewan