Lanjutan Tabel 3. Jumlah Teman Selebritis Di Social Media:
1 – 15 orang 16 – 30 orang
31 – 45 orang 46 – 60 orang
84 13
2 1
Total 100
Melihat  Teman  Selebritis  Meng-Update  Tentang Wall’s Magnum Di Social Media:
Pernah Tidak Pernah
22 78
Total 100
Sumber: Data Sekunder 2011
4.3. Analisis Efektivitas Social Media Es Krim Wall’s Magnum
Menganalisis  efektivitas  sosial  media terhadap  penyampaian
informasi  sangatlah  penting,  hal  ini  terkait  dengan  teknologi  social  media yang  dapat  menyebarkan  informasi  secara  cepat  dan  banyak  dari  berbagai
sumber sehingga tercipta metode promosi word of mouth di dunia maya. Hal ini  perlu  ditindaklanjuti  apakah  informasi  yang  ada  di  sosial  media  sama
dengan  informasi  yang  ingin  disampaikan oleh  produsen  guna  merumuskan strategi pemasaran selanjutnya.
Pada penelitian ini pengukuran efektivitas social media menggunakan Consumer  Decision  Model  CDM.  CDM  adalah  sebuah model  dengan
variabel  yang  saling  berhubungan,  yaitu  pesan  iklan yang  terapkan menjadi informasi  di  social  media F,  finding  information,  pengenalan  merek  B,
brand recognition, kepercayaan konsumen C, confidence, sikap  konsumen A,  attitude,  niat  beli  I,  intention,  dan  pembelian  nyata  P,  purchase.
Model ini menggunakan analisis model struktural.
4.3.1 Analisis Model Struktural 4.3.1.1 Uji Kecocokan Model Goodness of Fit Statistics
Model  Struktural dibentuk berdasarkan Model Consumer Decision Model  CDM.  Model  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  dapat  dilihat
pada Gambar 6.
Gambar 6. Path diagram koefisien estimasi model struktural F adalah variabel pesan iklan yang merupakan variabel laten bebas,
pembentukan variabel dasar F dipengaruhi oleh variabel bebas F1 sampai F5 dan EF1 sampai EF5 merupakan eror yang tercipta dari perhitungan. B
adalah  variabel  pengenalan  merek  yang  merupakan  variabel laten, pembentukan variabel dasar B dipengaruhi oleh variabel bebas B1 sampai
B5  dan  BE,  EB1  sampai  EB5 merupakan  eror  yang  tercipta  dari perhitungan. C  adalah  variabel  kepercayaan  konsumen  yang  merupakan
variabel  laten,  pembentukan  variabel  dasar  C  dipengaruhi  oleh  variabel bebas  C1  sampai  C5  dan  CE,  EC1  sampai  EC5  merupakan  eror  yang
tercipta  dari  perhitungan.  A  adalah  variabel  sikap  konsumen  yang merupakan variabel laten, pembentukan variabel dasar A dipengaruhi oleh
variabel  bebas  A1 sampai  A5 dan AE, EA1  sampai  EA5 merupakan  eror yang tercipta dari perhitungan. I adalah variabel niat beli yang merupakan
variabel  laten,  pembentukan  variabel  dasar  I  dipengaruhi  oleh  variabel bebas I1 sampai I5 dan IE, EI1 sampai  EI5 merupakan  eror yang tercipta
dari  perhitungan. P  adalah  variabel  pembelian  nyata  yang  merupakan variabel  laten,  pembentukan  variabel  dasar  P  dipengaruhi  oleh  variabel
bebas  P1  sampai  P5  dan  PE,  EP1  sampai  EP5  merupakan  eror  yang tercipta dari perhitungan.
Selanjutnya  adalah  mengetahui  tingkat  kecocokan  model  dengan data  yang  didapat  dari  penelitian.  Pada  penelitian  ini  digunakan  10 uji
model  fit  untuk  mengetahui  tingkat  kebaikan  model  yang  ada.  Uji kecocokan model yang digunakan, yaitu chi-square, RMSEA, RMR, GFI,
AGFI,  NFI,  RFI,  AIC,  CAIC,  ECVI lampiran 1.  Maka nilai-nilai  yang dihasilkan dalam uji kecocokan model ditampilkan dalam Tabel 4.
Tabel 4. Hasil uji kecocokan model struktural Ukuran
GOF Target Tingkat
Kecocokan Hasil Estimasi
Tingkat Kecocokan
Chi Square P
Nilai lebih kecil dari saturated
0.05 ≤ P ≤ 1
Default: 1147.597 Independence: 1694.669
P = 0.00 Cukup  Baik
Close Fit RMSEA
≤ 0.05 0.137
Kurang Baik
RMR ≤ 0.1
0.113 Kurang
Baik GFI
Nilai antara 0-1 Baik :
≥ 0.9 0.532
Cukup  Baik Close Fit
AGFI Nilai antara 0-1
Baik : ≥ 0.9
0.454 Cukup  Baik
Close Fit NFI
Nilai antara 0-1 Baik :
≥ 0.9 0.323
Cukup  Baik Close Fit
RFI Nilai antara 0-1
Baik : ≥ 0.9
0.260 Cukup  Baik
Close Fit AIC
Nilai yang kecil dan dekat
dengan AIC saturated
Default : 1281.597 Saturated : 930.00
Independence : 1754.669 Cukup  Baik
Close Fit
CAIC Nilai yang kecil
dan dekat dengan CAIC
saturated Default : 1523.143
Saturated : 2606.404 Independence : 1862.824
Baik good fit
ECVI Nilai yang kecil
dan dekat dengan ECVI
saturated Default : 12.945
Saturated : 9.394 Independence : 17.724
Cukup  Baik Close Fit
Sumber: Data Sekunder, Diolah 2011 Berdasarkan  hasil  dari  pengolahan  data,  didapat  nilai  chi-square
adalah  1147.597  dan  nilai  probalitas  chi-squre  adalah  0.00  yang  berarti model cukup baik. Pada nilai RMSEA yang dihasilkan oleh model adalah
0.137,  ini  melebihi  dari  0.05  yang  berarti  model  kurang  baik.  Pada  nilai RMR yang dihasilkan oleh model adalah 0.113, ini melebihi dari 0.1 yang
berarti  model    kurang  baik.  Pada  nilai  GFI  yang  dihasilkan  oleh  model adalah 0.532, ini diantara 0 sampai 1 tetapi tidak melebihi 0.9 yang berarti
model cukup baik. Pada  nilai  AGFI  yang  dihasilkan  oleh  model  adalah  0.454,  ini
diantara  0  sampai  1  tetapi  tidak  melebihi  0.9  yang  berarti  model  cukup baik. Pada nilai NFI yang dihasilkan oleh model adalah 0.323, ini diantara
0 sampai 1 tetapi tidak melebihi  0.9 yang berarti model cukup baik. Pada nilai RFI yang dihasilkan oleh model adalah 0.260, ini diantara 0 sampai 1
tetapi tidak melebihi 0.9 yang berarti model cukup baik. Pada nilai AIC yang dihasilkan oleh model adalah 1281.597, ini di
bawah nilai Independence tapi melebihi nilai Saturated yang berarti model cukup baik. Pada nilai CAIC yang dihasilkan oleh model adalah 1523.143,
ini  di  bawah  nilai  Saturated dan  nilai  Independence  yang  berarti  model baik.  Pada  nilai  ECVI  yang  dihasilkan  oleh  model  adalah  12.945,  ini  di
bawah nilai Independence tapi melebihi nilai Saturated yang berarti model cukup baik.
4.3.1.2 Analisis Pengaruh antar  Variabel
Mengetahui  pengaruh antar variabel laten bebas dan variabel laten terikat perlu dilakukan analisis lebih lanjut yaitu dengan menganalisis nilai
P probability dan nilai estimate.  Jika  nilai P lebih  kecil dari 0.05, maka H
ditolak.  H merupakan  tidak  adanya  hubungan  yang  nyata  tidak
signifikan. H
1
merupakan adanya hubungan yang nyata signifikan. Jika nilai  estimate  lebih  besar  dari  0.5,  nilai  ini  menunjukkan  indikator  dapat
menunjukkan konstruk yang ada. Oleh karena itu, antar variabel baru dapat dikatakan mempunyai pengaruh jika nilai P lebih kecil dari 0.05 dan nilai
estimate lebih besar dari 0.5.
Tabel 5. Regression Weights
Estimate S.E.
C.R. P
B --- F 0.743 0.275 2.696 0.007
C --- F -1.022 0.425 -2.406 0.016
A --- F -0.458 0.251 -1.826 0.068
C --- B 1.871 0.639 2.927 0.003
A --- B 0.840 0.405 2.073 0.038
I --- C -0.313 0.397 -0.788 0.431
I --- A 1.522 1.069 1.423 0.155
P --- I 0.894 0.423 2.114 0.035
Sumber: Data Sekunder, Diolah 2011 Berdasarkan tabel  5,  hubungan  antara  B pengenalan  merek
dengan  F pesan  iklan menghasilkan  nilai  P probability sebesar  0.007 dan  nilai  estimate  sebesar  0.743,  maka  H
ditolak,  yang  berarti  ada hubungan  yang  nyata  dan  dapat  menjelaskan  konstruk  yang  ada.  Ini
menunjukan  bahwa  pesan  iklan  yang  disampaikan  Wall’s  Magnum menciptakan pengenalan merek.
Hubungan  antara  C kepercayaan  konsumen  dengan  F
menghasilkan nilai P sebesar 0.016 dan nilai estimate sebesar -1.022, maka H
ditolak,  yang  berarti  ada  hubungan  yang  nyata  tetapi tidak  dapat menjelaskan  konstruk  yang ada. Ini  menunjukan  bahwa  pesan  iklan  yang
disampaikan Wall’s Magnum tidak menciptakan kepercayaan konsumen. Hubungan  antara  A sikap  konsumen  dengan  F pesan  iklan
menghasilkan nilai P sebesar 0.068 dan nilai estimate sebesar -0.458, maka H
diterima,  yang berarti  tidak  ada  hubungan  yang  nyata  dan tidak  dapat menjelaskan  konstruk  yang ada. Ini  menunjukan  bahwa  pesan  iklan  yang
disampaikan Wall’s Magnum tidak menciptakan sikap kepada konsumen. Hubungan
antara  C  kepercayaan  konsumen  dengan  B pengenalan merek menghasilkan nilai P sebesar 0.003 dan nilai estimate
sebesar 1.871, maka H ditolak, yang berarti ada hubungan yang nyata dan
dapat menjelaskan konstruk yang ada.  Ini menunjukan  bahwa pengenalan merek  yang  terjadi  pada    Wall’s  Magnum  menciptakan  kepercayaan
konsumen. Hubungan  antara  A  sikap  konsumen  dengan  B pengenalan
merek  menghasilkan  nilai  P  sebesar  0.038  dan  nilai  estimate  sebesar
0.840, maka  H ditolak, yang berarti  ada  hubungan yang nyata  dan  dapat
menjelaskan konstruk yang ada. Ini menunjukan bahwa pengenalan merek yang terjadi pada Wall’s Magnum menciptakan sikap konsumen.
Hubungan  antara  I  niat  beli  dengan  C kepercayaan  konsumen menghasilkan nilai P sebesar 0.431 dan nilai estimate sebesar -0.313, maka
H diterima,  yang berarti  tidak  ada  hubungan  yang  nyata  dan tidak  dapat
menjelaskan  konstruk  yang  ada. Ini  menunjukan  bahwa  kepercayaan konsumen  yang  terjadi  pada  Wall’s  Magnum  tidak  menciptakan  niat  beli
pada konsumen. Hubungan  antara  I  niat  beli  dengan  A sikap  konsumen
menghasilkan nilai P sebesar 0.155 dan nilai estimate sebesar 1.522, maka H
diterima,  yang  berarti  tidak  ada  hubungan  yang  nyata  tetapi dapat menjelaskan  konstruk  yang  ada.  Ini  menunjukan  bahwa  sikap  konsumen
yang  terjadi  pada  Wall’s  Magnum  menciptakan  niat  beli  pada  konsumen dengan kemungkinan yang lebih kecil.
Hubungan  antara  P  pembelian  nyata  dengan  I niat  beli menghasilkan nilai P sebesar 0.035 dan nilai estimate sebesar 0.894, maka
H ditolak,  yang berarti  ada  hubungan yang nyata  dan  dapat menjelaskan
konstruk  yang  ada.  Ini  menunjukan  bahwa  niat  beli  yang  terjadi  pada konsumen menciptakan pembelian nyata es krim Wall’s Magnum.
4.3.2 Hasil Analisis Consumer Decision Model CDM