5.3.3 Dana Pemerintah
Dana yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk pembangunan infrastruktur termasuk jalan tol berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah
APBN untuk pembangunan rutin sektor dan subsektoral prasarana jalan. Peran dana pemerintah ini mempengaruhi secara positif dan nyata terhadap
pembangunan jalan tol di Indonesia. Peningkatan dana pemerintah untuk pembangunan jalan sebesar 1 persen, cateris paribus akan meningkatkan panjang
jalan tol sebesar 0.0194 persen. Sumber pembiayaan prasarana jalan termasuk didalamnya untuk
pembangunan jalan tol diperoleh dari dana Rupiah Murni RM serta pinjaman Luar Negeri PLN bilateral maupun multilateral Bapenas, 2005. Pembiayaan
melalui dana pemerintah dengan dua komposisi pembiayaan ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun namun terjadi penurunan pada saat krisis melanda
dan terjadi perubahan komposisi pembiayaan setelah krisis melanda. Tabel 12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah 1999-2003
Klasifikasi Anggaran Tahun Anggaran Rp Miliar
1999 2000
2001 2002
2003
1. Anggaran Pembangunan Jalan 5.243,5
1.748.1 2.120 4116.1
4593.6 2. Anggaran Rutin Jalan
35,3 17.1 17.4
19.1 22.1
Sumber : Bappenas, 2003 Tabel 12 merupakan gambaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
APBN untuk anggaran pembangunan dan anggaran rutin subsektoral prasarana jalan periode 1999-2003. Selama periode tersebut terlihat bahwa anggaran untuk
pembangunan jalan cenderung menurun begitu pula dengan anggaran rutin untuk
jalan. Hal ini juga menunjukkan keterbatasan dana pemerintah dalam pendanaan pembangunan jalan tol.
Gambar 7. Komposisi Pembiayaan Pembangunan Jalan Dalam Dana Pemerintah Rp. Triliyun
Sumber: Bappenas, 2003
Gambar 7. menggambarkan peranan komposisi pembiayaan dari APBN untuk pembangunan prasarana jalan termasuk pembangunan jalan tol. Pembiayaan
dalam Rupiah Murni lebih mendominasi dalam APBN untuk pembangunan prasaran jalan ini yang terlihat pada tahun 1993 hingga tahun 2002. Namun saat
krisis melanda pada tahun 1997-1998 kedua komposisi pembiayaan ini menurun dan terjadi perubahan dominasi komposisi pembiayaan. Sebelum tahun 1998,
dana Rupiah Murni RM merupakan sumber utama dalam pembangunan prasarana jalan. Hal ini menggambarkan kemandirian dan kemampuan Negara
dalam membangun infrastruktur jalan tanpa banyak melibatkan Pinjaman Luar Negeri PLN.
Kondisi berbeda terjadi setelah krisis moneter melanda pada tahun 1998, Pinjaman Luar Negeri lebih mendominasi pembiayaan pembangunan jalan. Hal
ini terus berlangsung hingga tahun 2002, kemudian sumber pembiayaan kembali pada komposisi semula pada tahun 2003. Meskipun begitu pemerintah masih
kekurangan dana untuk pembangunan jalan tol yang menelan biaya besar karena
1 2
3 4
1 9
9 3
1 9
9 4
1 9
9 5
1 9
9 6
1 9
9 7
1 9
9 8
1 9
9 9
2 2
1 2
2 2
3 Rp M urni
PLN
anggaran pemerintah yang cenderung menurun. Selain itu jalan tol memiliki spesifikasi yang berbeda dengan jalan umum biasa. Sehingga dalam pembangunan
maupun pemeliharaannya lebih mahal. Oleh karenanya sejak tahun 1987 pemerintah secara terbuka mengundang investor swasta untuk berpartisipasi
dalam pembangunan jalan tol.
5.3.4 Investasi Swasta