Investasi Swasta Dalam Pembangunan Jalan Tol

lalulintas rata-rata harian di seluruh jalan tol Indonesia mencapai 2.535.842 kendaraan.

4.3 Investasi Swasta Dalam Pembangunan Jalan Tol

Keterlibatan swasta dalam pembangunan jalan tol mulai dilakukan untuk mengatasi keterbatasan dana pemerintah. Pada tahun 1986 bisnis konstruksi dan pengoperasian jalan tol telah dimasukkan dalam daftar urutan prioritas Badan Kerjasama Penanaman Modal BKPM. Tujuannya adalah untuk mengUndang investor swasta berpartisipasi dalam pembangunan jalan tol bekerjasama dengan PT. Jasa Marga agar penyediaan jalan tol bagi masyarakat lebih cepat. Selain itu juga untuk memberikan kesempatan bagi swasta untuk memperoleh keuntungan pembangunan jalan tol. Tabel 8. Ruas Jalan Tol yang Dibangun Investor Swasta, 2010 No Nama Jalan Tol Panjang Jalan Utama km I nvestor Mulai Operasi 1. Tanggerang-Merak 73,00 PT. Marga Mandala Sakti 1987-1996 2. Ir. Wiyoto Wiyono, Msc 15,50 PT. Citra Marga Nusaphala Persada 1990 3. Surabaya-Gresik 20,70 PT. Margabumi Matraraya 1993-1996 4. Harbour Road 11,55 PT. Citra Marga Nusaphala Persada 1995-1996 5. Ujung Pandang Tahap I 6,05 PT. Bosowa Marga Nusantara 1998 6. Serpong-Pondok Aren 7,25 PT. Bintaro Serpong Damai 1999 7. SS Waru-Bandara Juanda 12,80 PT. Citra Margatama Surabaya 2008 8. Makassar Seksi IV 11,60 PT. Jalan Tol Seksi Empat 2008 9. Kanci-Pejagan 35,00 PT. Semesta Margaraya 2010 10. JORR Seksi W1 9,85 PT. Jakarta Lingkar Barat 1 2010 11. Bogor Ring Road 3,86 PT. Marga Sarana Jabar 2009 Total 207,10 Sumber : Badan Pengatur Jalan Tol, 2010 Kesempatan yang diberikan oleh pemerintah ini disambut baik oleh investor swasta karena besarnya investasi yang dibutuhkan dan panjangnya masa pengembalian hutang. Sehingga muncul perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak dalam konstruksi jalan tol. Hingga kini sudah 200 km lebih jalan tol yang dibangun oleh investor swasta, seperti dilihat pada tabel 8. Investasi swasta dalam pembangunan jalan tol ini tidak diberikan begitu saja oleh pemerintah, melainkan harus melalui prosedur yang diatur oleh Badan Pengatur Jalan Tol BPJT selaku regulator. Dalam penanaman investasi untuk pembangunan jalan tol ini melibatkan dua pihak yaitu Badan Pengatur Jalan Tol sebagai tangan kanan pemerintah dan Badan Usaha sebagai investor. Ketika ada jalan tol yang akan dibangun BPJT akan melakukan lelang dengan mengumumkan kepada pihak investor untuk menyiapkan dokumen untuk dievaluasi oleh BPJT. Setelah itu dilakukan rapat penjelasan untuk persiapan dan pralelang yang memberikan kesempatan bagi investor untuk menyiapkan penawaran kepada BPJT. Kemudian usulan penawaran dari investor dievaluasi. Proses persiapan hingga evaluasi penawaran menghabiskan waktu setidaknya 14 bulan. Setelah penawaran dievaluasi maka ditetapkanlah pemenang lelang yang harus mempersiapkan perusahaanya dalam membangun jalan tol dan menandatangani Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol. Dalam perjanjian ini perusahaan harus memiliki jaminan, dana pengadaan lahan, dan dukungan bank. Hingga perjanjian dilaksanankan dibutuhkan waktu 4-6 bulan seperti dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Prosedur Investasi Pembangunan Jalan Tol Sumber : Badan Pengatur Jalan Tol, 2010 Ada dua bentuk partisipasi sektor swasta dalam pembangunan jalan tol di Indonesia, yaitu sistem BOT Build, Operate, Transfer dan sistem peralihan yang dimodifikasi. Sistem BOT adalah kerjasama antara investor dengan Jasa Marga Pemasukan dan Pembukaan Penawaran Rapat Penjelasan Pralelang-Persiapan Evaluasi Prakualifikasi PengumumanUndangan PraqualifikasiLelang Persiapan Pekerjaan BPJT Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol PPJT Evaluasi Penawaran Penyiapan Dokumen Praqualifikasi Penyerahan Dokumen Praqualifikasi Penyiapan Usulan Penawaran Penyerahan Usulan Penawaran dan Jaminan Penerimaan Penetapan Pemenang Penyiapan Perusahaan Jalan Tol Tanda Tangan Perjanjian Jaminan Pelaksanaan, Dana pengadaan tanah, Dukungan Badan Usaha KeputusanPenetapan Pemenang Pelaksanaan Perjanjian + - 4-6 Bulan + - 14 Bulan yang perjanjiannya pihak investor membangun jalan tol dan mengoperasikan jalan tol dengan membagi pendapatan tol dengan Jasa Marga. Kemudian setelah masa konsesi berakhir, investor wajib mengembalikan pengoperasian jalan tol kepada Jasa Marga. Sedangkan sistem peralihan modifikasi adalah perjanjian yang mengharuskan pihak investor menyediakan desain, dana, serta bertanggung jawab dalam pembangunan jalan tol. Tetapi pengoperasian jalan tol diserahkan kepada Jasa Marga. Investor menerima bagian pendapatan tol tanpa harus melakukan kegiatan manajemen. Keterlibatan swasta dalam pengembangan jalan tol di Indonesia belum berdampak banyak pada pembangunan jalan tol. Masih banyak permasalahan yang dihadapi ketika pemerintah dan swasta sudah siap melakukan pembangunan diantaranya adalah krisis keuangan yang melanda Asia pada tahun 1997.

4.4 Dampak Krisis Terhadap Perkembangan Jalan Tol di Indonesia