Infrastruktur Sebagai Barang Publik Infrastruktur sebagai Permintaan Turunan

1. Infrastruktur Dasar basic infrastructure mencakup sektor-sektor publik dan keperluan mendasar untuk sector perokonomian yang tidak dapat diperjualbelikan dan tidak dapat dipisah-pisahkan secara teknik maupun spasial, contoh: jalan raya, jalan tol, kereta api, bendungan, dan sebagainya. 2. Infrastruktur Pelengkap complementary infrastructure seperti gas, telepon, listrik, dan pengadaan air. Adapun menurut Basri dalam Yanuar 2002 bahwa yang termasuk dalam kategori infrastruktur adalah jalan raya, rel kereta api, pelabuhan laut, Bandar udara, alat pengangkutan, dan telekomunikasi yang berperan sebagai instrument dalam mempercepat proses pembangunan. Infrastruktur secara umum didefinisikan sebagai fasilitas fisik dalam mengembangkan atau membangun kegunaan public melalui penyediaan barang dan jasa untuk umum Yanuar, 2006. Penyediaan fasilitas dan jasa biasanya dilakukan secara gratis atau dengan harga yang terjangkau dan terkontrol Akatsuka dalam Yanuar, 1999.

2.1.1 Infrastruktur Sebagai Barang Publik

Infrastruktur termasuk dalam jenis barang publik yang memiliki dua karakter, yaitu tidak dapat diterapkan prinsip pengecualian non excludability dan penggunaanya tidak perlu persaingan non rivalry. Infrastruktur sangat dibutuhkan oleh masyarakat kendati begitu individu tidak bersedia mengemukakan nilai kesukaan reveal preference terhadap infrastruktur. Hal ini mengakibatkan ketidakinginan pihak swasta untuk menyediakan infrastuktur sebagai barang publik. Oleh karena itu barang-barang publik seperti infrastruktur disediakan oleh pemerintah karena sistem pasar gagal menyediakan barang publik tersebut. Namun seiring perkembangan waktu, sifat infrastruktur sebagai pure publik good mengalami pergeseran seiring dengan meningkatnya permintaan menjadi semi public good. Misalnya, jalan raya di kota dengan penduduk yang padat tidak dapat digolongkan sebagai pure public good karena untuk memanfaatkannya setiap orang harus bersaing satu sama lain untuk menggunakan ruas jalan yang terbatas. Selain itu keterbatasan dana pemerintah menyebabkan pembangunan infrastruktur harus mengikutsertakan pihak swasta dalam bentuk kemitraan. Dalam hal ini swata hanya berperan dalam operasional sedangkan pemerintah sebagai regulator. Keadaan ini yang menyebabkan pergeseran infrastruktur sebagai pure public good menjadi semi public good. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa pihak swasta tetap harus mendapatkan keuntungan dalam kemitraan ini.

2.1.2 Infrastruktur sebagai Permintaan Turunan

Suatu faktor produksi “diminta” karena dibutuhkan dalam proses produksi. Proses produksi dilakukan karena ada permintaan output yang dihasilkan. Jadi, permintaan input bergantung pada permintaan output. Permintaan akan input ini menurut Alfred Marshal sebagai konsep pemintaan turunan atau derive demand. Derived Demand juga bisa didefinisikan sebagai permintaan untuk barang dan jasa dari suatu sektor berdasarkan atau diturunkan dari sektor lainnya. Secara garis besar, derived demand terdiri dari dua tipe, yaitu: 1. Direct Derived Demand yaitu pergerakan output langsung dari hasil aktivitas ekonomi tanpa adanya perantara. Misalnya adalah hubungan aktivitas pekerja pelaju dengan tempat bekerja. Permintaan transportasi didasarkan atar perbedaan tempat antara penawaran kerja dengan permintaan kerja. Sehingga transportasi menjadi derived demand untuk hubungan ini. 2. Indirect Derived Demand yaitu pergerakan output akibat adanya pergerakan output lainnya. Misalnya konsumsi bensin dari aktivitas transportasi yang di supply oleh sistem produksi energi yang bergerak dari zona ekstrasi, ke kilang minyak, gudang, dan pada ahirnya dikonsmsi oleh masyarakat. Begitu pula dengan pembangunan infrastruktur yang dilakukan karena adanya kebutuhan masyarakat akan prasarana sehingga munculah permintaan infrastruktur. Permintaan infrastruktur ini dikatakan permintaan turunan atau derived demand karena permintaan infrastruktur ini ditentukan oleh permintaan barang dan jasa lainnya. Misalnya, ketika permintaan barang dan jasa meningkat, maka permintaan transportasi darat juga meningkat sehingga kebutuhan akan jalan bebas hambatan yang bisa mempersingkat waktu atau jalan tol akan meningkat pula. Dalam konsep derived demand ini, jalan tol merupakan input bagi transportasi darat.

2.2 Definisi dan Klasifikasi Jalan