investasi yang besar
7. Ketersediaan
bibit dan sarana produksi
4 Bibit dan sarana
produksi mudah diperoleh
Bibit diperoleh dari hatchery yang berada di
luar kabupaten 8.
Hama dan penyakit
3 Ada namun tidak
mengganggu produksi Belum dapat diatasi dan
mengganggu tingkat produksi
Beberapa responden mengemukakan bahwa penanganan pasca panen dan dampak usaha terhadap kualitas perairan laut juga merupakan alasan yang dipilih
sehingga mereka tetap menjalankan usaha budidaya rumput laut Gracilaria sp. Namun demikian, jawaban ini bukan merupakan alasan utama sehingga tidak disajikan sebagai
persepsi utama responden. Berdasarkan Tabel 19 maka dapat dijelaskan beberapa motivasi yang dimiliki masyarakat dalam melakukan perubahan usaha sebagai berikut:
a. Tingkat ketrampilan
Usaha budidaya perikanan tambak merupakan kegiatan pemeliharaan organisme yang secara kualitatif dan kuantitatif harus memenuhi persyaratan yang berlaku di pasar.
Penurunan kualitas organisme yang dipelihara akan mempengaruhi harganya di pasaran, sedangkan penurunan jumlah hasil panen juga akan mempengaruhi nilai produksi
sehingga mengurangi keuntungan petambak. Dengan demikian, petambak seharusnya memiliki keterampilan dalam usaha memelihara organisme yang dipeliharanya.
Menurut hasil wawancara, pemeliharaan udang memerlukan tingkat ketrampilan yang lebih baik dibandingkan jika petambak memelihara rumput laut. Pada tahap
pemeliharaan udang, para petambak mesti menjaga agar kondisi lingkungan tambak memenuhi persyaratan untuk kehidupan udang mulai dari kualitas air, pemberian pakan
serta melakukan pengobatan jika diketahui udang terserang penyakit. Selain itu setelah panen dilakukan penanganan untuk menjaga kesegaran udang hingga tiba di tangan
pembeli. Menurut Suyanto dan Mujiman 2003, udang hasil panen perlu dijaga mutunya agar harga di pasaran tidak langsung turun karena pihak pembeli memiliki kualifikasi
tertentu yang diperlukan mengingat udang merupakan komoditi ekspor. Rumput laut juga merupakan komoditi ekspor, namun menurut petambak
persyaratan yang ditetapkan pihak pembeli tidak seketat persyaratan yang dikenakan terhadap komoditi udang. Selain itu dalam kegiatan pemeliharaannya rumput laut
Gracilaria sp. tidak terlalu sensitif terhadap perubahan kondisi lingkungan perairan sehingga tidak terlalu membutuhkan penanganan yang khusus. Berdasarkan kondisi
tersebut maka petambak menganggap tidak dibutuhkan keterampilan khusus dalam kegiatan pemeliharaan rumput laut.
b. Resiko usaha
Resiko usaha merupakan salah satu pertimbangan yang dipilih responden dalam melakukan perubahan usaha. Menurut para responden, budidaya rumput laut Gracilaria
sp. memiliki resiko usaha yang lebih rendah dibandingkan dengan budidaya udang windu. Resiko usaha yang dimaksud adalah kemungkinan untuk gagal panen cukup kecil,
sehingga petambak dapat memprediksi keuntungan yang bakal diperoleh. Pada usaha budidaya udang windu, kegagalan panen sering terjadi yang
disebabkan oleh serangan penyakit. Kegiatan panen tetap dilakukan, namun hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan sehingga petambak mengalami
kerugian.
c. Teknologi budidaya