Kesesuaian Lahan untuk Kegiatan Budidaya Rumput Laut Gracilaria sp.

Menurut Anonim 2005 kriteria profitabilitas digunakan untuk melihat keuntungan finansial yang dapat diperoleh investor dan juga keuntungan ekonomi yang dapat diperoleh masyarakat, daerah, atau negara. Evaluasi finansial menggunakan rasio-rasio finansial dasar yang umum digunakan dalam menentukan profitabilitas finansial. Parameter-parameter tersebut adalah a net present value NPV, b internal rate of return IRR, c return on investment ROI, dan d payback period PP. Parameter NPV, IRR dan BC Ratio merupakan metode dasar dalam mengukur kelayakan ekonomi suatu proyek dengan menggunakan teknik discounting. Teknik pengukuran kriteria investasi dengan discounting discounted measures, memungkinkan penilaian terhadap usaha yang umur dan investasinya berbeda, sehingga pola biaya dan benefit selama umur usaha juga berbeda. Tingkat diskonto yang digunakan biasanya berdasarkan tingkat suku bunga bank yang berlaku. Net Present Value NPV merupakan kriteria yang paling sederhana dibandingkan kriteria lainnya, yaitu menghitung selisih antara nilai sekarang arus manfaat, dengan nilai sekarang arus biaya selama umur usaha, dengan tingkat bunga tertentu. Internal Rate of Return IRR adalah tingkat diskonto untuk mencapai NPV=0 atau PV Benefit = PV Cost. IRR menggambarkan kemampuan modal untuk menghasilkan earning power of capital. Benefit – Cost Ratio BC R adalah menggambarkan seberapa besar bagian biaya usaha, yang setiap tahunnya tidak dapat tertutup oleh manfaat usaha. Profitability Ratio PR yaitu membandingkan present value dari net benefit benefit dikurangi biaya operasional dengan present value modal atau investasi Shang 1990

2.6 Kesesuaian Lahan untuk Kegiatan Budidaya Rumput Laut Gracilaria sp.

Alokasi pemanfaatan ruang kawasan pesisir sebagai lahan pertambakan untuk budidaya di wilayah pesisir memerlukan kesesuaian suitability baik ditinjau dari aspek bio-fisik maupun aspek sosial ekonomi dan lingkungan. Kesesuaian lahan land suitability merupakan kecocokan adaptability suatu lahan untuk tujuan penggunaan tertentu melalui penentuan nilai kelas suatu lahan serta pola tata guna lahan tanah yang dihubungkan dengan potensi lahan wilayahnya, sehingga dapat diusahakan penggunaan lahan yang lebih terarah berikut usaha-usaha pemeliharaan kelestariannya Hardjowigeno dan Widiatmaka 2001. Penilaian kesesuaian lahan merupakan suatu penilaian secara sistematik dari lahan dan menggolongkannya kedalam beberapa kategori berdasarkan persamaan sifat atau kualitas lahan yang mempengaruhi kesesuaian lahan bagi suatu usaha atau penggunaan tertentu. Untuk tujuan pengembangan wilayah pesisir dengan sasaran penentuan kesesuaian lahan untuk pengembangan usaha budidaya perikanan, maka klasifikasi kesesuaian lahannya ditujukan untuk dapat mengurangi atau mencegah berbagai dampak negatif yang mungkin ditimbulkan serta menjamin kegiatan usaha yang dapat berlangsung secara optimal, terpadu dan berkelanjutan integrated and sustainable development, baik ditinjau secara ekologis maupun ekonomis. Lokasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi produktivitas dan efisiensi ekonomis usaha pertambakan. Untuk menunjang keberhasilan usaha pertambakan, maka perlu dilakukan pemilihan lokasi yang baik dan cocok dengan memperhatikan beberapa persyaratan teknis maupun non-teknis kegiatan budidaya. Persyaratan karakteristik tanah memegang peranan penting dalam menentukan baik tidaknya lahan untuk usaha pertambakan. Tanah yang baik tidak hanya mampu menahan air, namun juga harus mampu menyediakan berbagai unsur hara untuk organisme yang dipelihara. Kemampuan tanah menyediakan berbagai unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan makanan alami, dipengaruhi oleh kesuburan tambak dan ditentukan pula oleh komposisi kimiawi tanah. Tanah alkalis lebih subur dan produktif dari pada tanah masam. Kesuburan tambak ditentukan oleh tersedianya unsur hara yang terdapat dalam air dan tanah dasar tambak. Karakteristik tanah dasar tambak sangat penting untuk pertumbuhan alga dasar kelekap maupun plankton. Ketersedian unsur- unsur hara seperti N, P, K, Mg, serta unsur mikro trace element sangat diperlukan untuk tanah pertambakan Afrianto dan Liviawaty 1991. Menurut Hidayanto dkk. 2004, jenis tanah yang baik untuk usaha pertambakan adalah lempung berpasir clay loam liat berpasir sandy clay, liat berlumpur silty clay dan liat clay. Jenis tanah lempung berpasir sangat sesuai untuk pertumbuhan makanan alami, sedangkan jenis tanah pasir dan pasir berlumpur bersifat sangat porous, sehingga tidak dapat menahan air serta miskin hara. Dilanjutkan bahwa tanah dengan pH 7 mengandung banyak natrium dan fosfor, sehingga mendukung pertumbuhan alga dasar kelekap. Mubarak 1982 menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya rumput laut di perairan pantai laut dalam hal pemilihan lokasi antara lain : 1 perairan harus cukup tenang, terlindung dari pengaruh ombak, 2 tersedianya bibit alami lokal, 3 dasar perairan cocok untuk budidaya yang digunakan, 4 Jauh dari sumber air tawar, seperti muara sungai atau di mana daerah tersebut banyak dimasuki air tawar, 5 kemudahan memperoleh tenaga kerja, dan 6 memiliki izin dari pemerintah. Menurut Trono 1998, persyaratan dasar dalam seleksi lokasi untuk pembudidayaan rumput laut gracilaria tergantung pada faktor ekologi yang dibutuhkan dan metode budidaya yang dipilih. Secara umum tiga tipe lokasi yaitu di daerah pantai, daerah lepas pantai dan tambak. Kriteria untuk seleksi lokasi tambak adalah 1 Secara umum daerahnya tidak terlalu tertutup, kadar salinitas cukup tinggi untuk pertumbuhan padi namun cukup untuk memelihara ikan; 2 Lokasi yang memiliki akses terhadap suplai air laut dan air tawar. Gracilaria sp. termasuk alga yang bersifat eurihaline dan akan bertumbuh dengan baik dalam kisaran salinitas yang lebar; 3 Lokasi tambak terlindung dari angin yang kencang atau gelombang yang kuat; 4 pH air di tambak seharusnya beralkalin rendah dari tujuh ke sembilan dengan kisaran optimum 8,2 – 8,7 dan 4 Dasar tambak lempung berpasir.

III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu