Pengolahan pasca panen HASIL DAN PEMBAHASAN

Permasalahan hama dan penyakit ternyata tetap terjadi pada kegiatan budidaya rumput laut. Menurut para responden, permasalahan hama yang paling mengganggu saat ini adalah adanya semacam keong kecil yang di daerah tersebut dinamakan banga- banga’. Kehadiran hama ini dapat terdeteksi jika ditemukan ujung thallus berwarna putih. Hingga saat ini belum ditemukan obat atau cara yang efektif untuk menangani hama ini, namun oleh beberapa petambak dilakukan pengaturan debit air dengan menurunkan laju air yang keluar melalui pintu pengeluaran karena diketahui bahwa binatang ini menyenangi air yang deras. Keberadaan ikan baronang juga cukup mengganggu. Ikan ini masuk bersama air dari saluran pemasukan. Ikan baronang ini biasanya memakan rumput laut sehingga ujung thallus terlihat patah. Cara penanganan yang biasanya dilakukan adalah menebarkan racun yang dapat mematikan ikan beronang ini. Hal ini berbeda dengan keberadaan ikan bandeng jika dilakukan sistem polikultur. Ikan bandeng ini berfungsi untuk memakan lumut yang merupakan kompetitor rumput laut dalam mendapatkan bahan organik. Namun jika lumut ini sudah habis maka ikan bandeng ini akan memakan rumput laut yang dipelihara. Selain alasan tersebut, terdapat dua alasan lain yang paling banyak dipilih oleh reponden sebagai alasan kedua yang menjadi motivasi mereka melakukan perubahan usaha yaitu:

a. Pengolahan pasca panen

Pengolahan pasca panen dibutuhkan untuk menjaga mutu dari produk yang akan dijual, karena sebagai komoditi ekspor dibutuhkan berbagai persyaratan yang ditetapkan oleh pihak pembeli. Bagi petambak, pengolahan pasca panen udang membutuhkan ketrampilan tersendiri serta peralatan pendukung yang memadai. Menurut Suyanto dan Mujiman 2003, syarat-syarat mutu udang mesti memenuhi kriteria antara lain kondisi fisik utuh, segar, tidak memiliki bercak hitam, kulit tidak mengelupas serta warna masih asli sesuai jenisnya. Prosedur penanganan udang pada saat panen memerlukan beberapa persyaratan seperti waktu pemanenan yang tepat, menggunakan air serta wadah yang baik serta pendinginan udang sehingga udang tidak cepat membusuk. Sedangkan pada pengolahan pasca panen rumput laut tidak memerlukan penanganan yang rumit karena hanya perlu dibersihkan kemudian dijemur, selain itu dijaga agar tidak terkena air tawar karena akan mengurangi kualitas dari rumput laut tersebut. Dengan demikian menurut para petambak, kegiatan pengolahan pasca panen rumput laut lebih mudah dibandingkan dengan penanganan yang dilakukan terhadap udang. Petambak melakukan kegiatan pemanenan pada saat rumput laut berumur 40-45 hari. Pemanenan bahkan terkadang dipercepat jika dianggap harga rumput laut di pasaran menguntungkan petambak. Metode panen yang dilakukan adalah mengangkat rumput laut dari dasar tambak kemudian memotong batang thallus terluar. Potongan thallus inilah yang kemudian diangkut ke pematang menggunakan rakit. Sisa rumput laut yang lainnya kemudian dibenamkan kembali ke dalam tambak untuk dipelihara hingga periode panen berikutnya. Menurut hasil wawancara, sebanyak 67,3 responden mengatakan bahwa umumnya bibit yang ditebar dapat dipergunakan hingga 7 – 9 siklus produksi. Adapun hasil panen untuk satu hektar tambak biasanya berkisar 300 – 500 kg. Setelah pemanenan kemudian dilakukan proses penjemuran untuk menurunkan kadar airnya. Penjemuran hasil panen ini dilakukan di sepanjang pematang tambak. selama 2- 3 hari hingga dianggap tingkat kekeringannya sudah cukup. Berdasarkan kesepakatan dengan pihak pembeli, kadar air yang ditetapkan adalah maksimal 14, sehingga jika melebihi nilai tersebut maka harga jualnya akan sangat rendah atau ditetapkan oleh pembeli. Di Palopo, proses penjemuran hasil panen ini terkendala oleh tingginya curah hujan sementara proses penjemuran ini masih mengandalkan panas matahari. Berdasarkan observasi dari salah satu gudang penampung hasil tambak rumput laut diketahui bahwa produk yang masuk selain dari Kota Palopo juga banyak dari luar seperti dari Kabupaten Luwu. Kapasitas gudang mencapai 800 ton dengan luas 50 x 25 meter. Kegiatan pasca panen yang dilakukan oleh penampung hanya pengeringan, karena produk yang masuk dalam kondisi basah kadar air tinggi. Pengeringan dilakukan selama 2-3 hari pada kondisi matahari baik. Kegiatan pasca panen yang dilakukan oleh pedagang pengumpul ini ternyata juga memberi dampak pada penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Palopo, bahkan tenaga kerja telah didatangkan dari luar kabupaten seperti dari Kabupaten Jeneponto, Bantaeng dan Kota Makassar. Saat kunjungan dilakukan di salah satu gudang diketahui terdapat 170 orang tenaga kerja yang terlibat pada proses paska panen tersebut.

b. Dampak terhadap ekosistem perairan