Pelatihan dan pemberian pendidikan K3 bagi perusahaan dan pekerja diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di Perum
Perhutani untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan pekerja, khususnya di KPH Nganjuk.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, penelitian ini mencoba untuk mengetahui tingkat kebutuhan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja K3
bagi pekerja serta menganalisis keadaan K3 di KPH Nganjuk Perum Perhutani
Unit II Jawa Timur.
3.2 Tempat dan Waktu Pengumpulan Data
Penelitian dilaksanakan di KPH Nganjuk Perum Perhutani Unit II Jawa Timur pada bulan Mei sd Juli 2008.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ada dua cara, yaitu: 1. Wawancara
Merupakan metode pengumpulan data dengan melalui tanya jawab dan pengisian kuisioner yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang persepsi
perusahaan dan pekerja pada kegiatan pemanenan penebangan, penyaradan, dan pengangkutan terhadap kompetensi penerapan peraturan K3 knowledge,
skill, dan attitude.
Pengambilan responden dilakukan secara acak sederhana simple random sampling
Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 6 responden untuk masing- masing pekerjaan, hal ini dikarenakan kondisi lapangan yang kurang mendukung
sehingga data yang digunakan merupakan sebaran yang tidak normal. Akan tetapi sampel tersebut sudah mencukupi dari sampel minimal dalam analisis non
parametrik yaitu sebanyak 5 sampel. 2. Observasi
Merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap kondisi riil di lingkungan kerja yang berkaitan dengan K3.
3.4 Pengolahan dan Analisis Data
Kerangka pemikiran yang digunakan dalam pengolahan dan analisis data disajikan pada Gambar 2. Diagram Alir Analisis Data.
Data mengenai persepsi dari perusahaan dan pekerja terhadap pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja K3 di KPH Nganjuk ditunjukkan oleh
jawaban responden atas pernyataan-pernyataan yang terdapat pada kuisioner. Kemudian pernyataan-pernyaaan tersebut diberi nilai yang nantinya akan
dibandingkan dengan penilaian berdasarkan standar ILO. Adapun penentuan nilai tersebut dilakukan dengan menggunakan Skala
Likert. Cara pengukuran adalah dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuah pernyataan berupa kuisioner persepsi dan kemudian diminta
untuk memberi pernyataan: ”sangat setuju”, ”setuju”, ” ragu-ragu”, ”tidak setuju”, ”sangat tidak setuju”. Jawaban-jawaban ini diberi skor 5, 4, 3, 2,1 secara
berurutan Singarimbun dan Effendi, 1987. Pernyataan dan nilai berdasarkan Skala Likert disajikan pada Tabel 1,
Tabel 2, dan Tabel 3.
Tabel 1. Tingkat Knowledge dalam Skala Likert
Pernyataan responden Nilai
Sangat mengetahui 5
Mengetahui 4 Cukup mengetahui
3 Kurang mengetahui
2 Sangat kurang mengetahui
1
Tabel 2. Tingkat Skill dalam Skala Likert
Tanggapan responden Nilai Sangat mampu
5 Mampu 4
Cukup mampu 3
Kurang mampu 2
Sangat kurang mampu 1
Bidang Pekerjaan
Skill
Attitude Persepsi Responden
terhadap Kompetensi Penerapan K3 Penilaian Berdasarkan
Standar ILO
Knowledge
Skill Attitude
Kesenjangan
Kesenjangan
Kesenjangan
Sebagai Strategi untuk Meningkatkan Kompetensi
Ada Tidaknya Hubungan
signifikan
Input =
= Proses
= Output
Knowledge Uji Kruskal-
Wallis
Gambar 2. Diagram Alir Analisis Data
= Perbandingan
Keterangan :
Knowledge Skill
Attitude Uji korelasi Spearman Rank
Tabel 3. Tingkat Attitude dalam Skala Likert
Tanggapan responden Nilai Sangat mau
5 Mau 4
Ragu-ragu 3 Kurang mau
2 Sangat kurang mau
1
Nilai dari setiap pernyataan tersebut kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah responden yang ada, sehingga diperoleh skor rata-rata persepsi
perusahaan dan pekerja terhadap pelaksanaan K3 di KPH Nganjuk, kemudian dari skor rata-rata tersebut dibuat beberapa interval nilai tanggapan dalam
kategori ”Skala Likert” yang dihubungkan dengan tingkat persepsi seperti yang terlihat pada tabel tingkat persepsi berdasarkan Skala Likert
Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara persepsi perusahaan dan pekerja terhadap kompetensinya mengenai K3 di KPH
Nganjuk digunakan analisis non parametrik yang pengolahan datanya merupakan pengujian hipotesis kerja H
, yaitu: H
= tidak ada perbedaan yang signifikan. H
a
= ada perbedaan yang signifikan. Secara statistik dengan menggunakan beberapa metode yaitu: uji
Kruskal-Wallis dan uji korelasi Spearman Rank Barizi Nassution AH, 1983.
a. Uji Kruskal-Wallis digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya