Selain itu juga perlu meningkatkan knowledge dan skill pihak pekerja bidang penebangan yang berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya dilakukan
untuk meningkatkan attitude karena berdasarkan hasil analisis dengan uji korelasi Spearman Rank
, attitude mempunyai hubungan yang signifikan dengan knowledge
dan skill. Sehingga knowledge dan skill yang ditingkatkan akan mempengaruhi attitude untuk meningkat.
5.2.3. Persepsi Pekerja Bidang Penyaradan terhadap K3 dan Hubungan antar Aspek kompetensinya
Kerangka pemikiran yang digunakan dalam pembahasan mengenai persepsi pekerja bidang penyaradan terhadap K3 dan hubungan antar aspek kompetensinya
disajikan pada
Gambar 5. Diagram Alir Analisis terhadap Tingkat Kompetensi Pekerja Bidang Penyaradan.
Pengujian dengan menggunakan metode Kruskal-Wallis terhadap knowledge pengetahuan pekerja di bidang penyaradan pada taraf nyata 0,01 diperoleh hasil
α = 0,01 Asyimp.Sig = 1,000. Maka H diterima, dengan kata lain pada tingkat
kepercayaan 99 pada pengujian knowledge pekerja di bidang penyaradan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi pekerja bidang penyaradan
dengan penilaian berdasarkan standar ILO terhadap pelaksanaan K3. Jika ditinjau dari rata-rata nilai pada knowledge pekerja bidang penyaradan = 3,50. Sehingga
bila dilihat berdasarkan Skala Likert, maka knowledge pekerja bidang penyaradan berada pada tingkat antara cukup mengetahui dan mengetahui. Hal ini dapat
diketahui walaupun pekerja bidang penyaradan di KPH Nganjuk sebagian besar pendidikannya rendah, tetapi memiliki modal pengalaman kerja yang cukup
dalam melakukan pekerjaan. Pengujian skill pekerja bidang penyaradan dengan metode uji Kruskal-
Wallis pada taraf nyata 0,01 diperoleh hasil
α = 0,01 Asyimp.Sig = 0,087. Maka H
diterima, dengan kata lain pada tingkat kepercayaan 99 pada pengujian skill
pekerja di bidang penyaradan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi pekerja di bidang penyaradan dengan penilaian berdasarkan standar ILO
terhadap pelaksanaan K3. Jika ditinjau dari rata-rata nilai pada skill pekerja bidang penyaradan = 3,55. Sehingga bila dilihat berdasarkan Skala Likert, maka
Pekerja Bidang Penyaradan
Uji korelasi Spearman Rank Skill
Nilai = 3,66
Attitude
Nilai = 3,64
Persepsi Pekerja Bidang Penyaradan terhadap K3
Penilaian Berdasarkan Standar ILO
Knowledge
Nilai =3,49
Skill
Nilai = 3.55
Attitude
Nilai = 2,83 Tidak Berbeda Nyata
Tidak Berbeda Nyata
Tidak Berbeda Nyata
α = 0,01 Asyimp.Sig = 1,000
α = 0,01 Asyimp.Sig = 0,087
α = 0,01 Asyimp.Sig = 0,360
Knowledge Skill
Attitude
Sebagai Strategi untuk Meningkatkan Kompetensi
Tidak Terdapat Hubungan signifikan
Terdapat Hubungan signifikan pada SK
95 Tidak Terdapat
Hubungan signifikan
Input =
= Proses
= Output
Knowledge
Nilai =3,69
Uji Kruskal- Wallis
= Perbandingan
Gambar 5. Diagram Alir Analisis terhadap Tingkat Kompetensi Pekerja Bidang Penyaradan Keterangan :
skill pekerja bidang penyaradan berada pada tingkat antara cukup dan mampu
melaksanakan. Hal ini disebabkan karena kegiatan penyaradan di KPH Nganjuk dilaksanakan secara manual dengan tenaga manusia sehingga dengan pengalaman
selama bekerja mereka mampu melaksanakan kegiatan penyaradan. Pengujian attitude pekerja bidang penyaradan dengan metode uji Kruskal-
Wallis pada taraf nyata 0,01 diperoleh hasil
α = 0,01 Asyimp.Sig = 0,360. Maka H
diterima, dengan kata lain pada tingkat kepercayaan 99 pada pengujian attitude
pekerja di bidang penyaradan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi pekerja di bidang penyaradan dengan penilaian berdasarkan
standar ILO terhadap pelaksanaan K3. Jika ditinjau dari rata-rata nilai pada attitude
pekerja bidang penyaradan = 2,83. Sehingga bila dilihat berdasarkan Skala Likert, attitude pekerja bidang penyaradan berada pada tingkat ragu-ragu.
Hal ini dapat diketahui walaupun pekerja bidang penyaradan di KPH Nganjuk belum mau melaksanakan peraturan K3 secara penuh karena belum ada peraturan
yang tegas dari pihak perusahaan KPH Nganjuk. Upaya untuk meningkatkan kompetensi pekerja bidang penyaradan perlu
dilakukan dengan cara mengetahui hubungan antar aspek kompetensi yaitu dengan menggunakan metode uji korelasi Spearman Rank. Hasil analisis dengan
menggunakan program SPSS menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara knowledge dengan attitude pekerja bidang penyaradan di KPH
Nganjuk pada selang kepercayaan 95 dengan nilai korelasi Spearman Rank = 0,955 yang menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat sekali dan nilai
Sig.2-tailed = 0,003 α = 0,05 yang berarti H
ditolak. Kompetensi pekerja bidang penyaradan yang perlu ditingkatkan terlebih dahulu adalah attitude karena
berdasarkan penilaian dengan standar ILO nilainya paling rendah dibandingkan nilai knowledge dan skill. Berdasarkan penilaian dengan standar ILO terhadap
attitude pekerja bidang penebangan, hal-hal yang sangat perlu diperhatikan
adalah: 1. Pekerja bidang penyaradan seharusnya merencanakan jaringan jalan sarad
sesuai dengan metode arah penyaradan agar lebih efektif karena penyaradan dilakukan secara manual dengan tenaga manusia.
2. Pekerja bidang penyaradan seharusnya selalu menggunakan alat pelindung diri dalam melakukan kegiatan untukmenghindari terjadinya kecelakaan kerja.
Selain itu juga perlu meningkatkan knowledge pihak pekerja bidang penyaradan yang berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan
attitude karena berdasarkan hasil analisis dengan uji korelasi Spearman Rank,
attitude mempunyai hubungan yang signifikan dengan knowledge. Sehingga
knowledge yang ditingkatkan akan mempengaruhi attitude agar dapat meningkat.
Perbandingan antara Kondisi Riil di Lapangan dengan Kondisi Ideal Berdasarkan Standar ILO pada Kegiatan Penyaradan disajikan pada Tabel 24.
Tabel 24. Kondisi Riil di Lapangan Dibandingkan dengan Kondisi Ideal Berdasarkan Standar ILO pada Kegiatan Penyaradan
Kondisi Riil di lapangan Kondisi Ideal berdasarkan standar ILO
a. Menggunakan sepatu pada
umumnya sehingga perlindungan kaki masih kurang.
a. Menggunakan sepatu keselamatan
untuk perlindungan kaki.
b. Menggunakan pakaian pada
umumnya. b.
Menggunakan pakaian terpasang tutup untuk perlindungan tubuh,
tangan dan lengan kaki. c.
Ada yang menggunakan sarung tangan ada yang tidak
menggunakannya. c.
Menggunakan sarung tangan untuk perlindungan pergelangan tangan.
d. Menggunakan topi pada umumnya
sehingga perlindungan kepala masih kurang.
d. Menggunakan topi pengaman
untuk perlindungan kepala bila menyarad kayu dekat dengan
pohon-pohon tidak stabil atau kayu-kayu bercabang.
e. Tidak menggunakan klep mesh
untuk perlindungan mata wajah. e.
Menggunakan klep mesh untuk perlindungan mata wajah.
f. Menggunakan daun untuk
perlindungan pendengaran. f.
Menggunakan earmuff untuk perlindungan pendengaran.
5.2.4. Persepsi Pekerja Bidang Pengangkutan terhadap K3 dan Hubungan