Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja

dan budayanya, untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja menuju masyarakat adil dan makmur Mangkunegara, 2002. Menurut Sumamur 1981, kecelakaan adalah kejadian tak terduga dan tidak diharapkan, serta mengakibatkan kerugian hilangnya hari kerja satu hari atau lebih Depnaker RI, tak terduga oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Sedangkan kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja perusahaan. Menurut Dessler 1997, terdapat tiga alasan dasar dari kecelakaan di tempat kerja yaitu: 1 kejadian yang bersifat kebetulan membantu terjadinya kecelakaan namun kurang lebih di luar kontrol manajemen; 2 kondisi tidak aman merupakan alasan utama dari kecelakaan. Misalnya peralatan pelindung yang tidak memadai, peralatan rusak, prosedur yang berbahaya, gudang yang tidak aman, dan penerangan yang tidak memadai; serta 3 tindakan-tindakan yang tidak aman yang dilakukan oleh pihak karyawan seperti membuang bahan- bahan berbahaya, bekerja dengan kecepatan tidak aman dan membuat peralatan keamanan tidak beroperasi.

2.4 Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja

Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh 2 faktor utama yakni faktor fisik dan faktor manusia. Oleh sebab itu kecelakaan kerja juga merupakan bagian dari kesehatan kerja. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan akibat dari kerja. Sumakmur 1989 membuat batasan bahwa kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja dengan perusahaan. Hubungan kerja disini berarti kecelakaan terjadi karena pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Oleh sebab itu, kecelakaan akibat kerja ini mencakup 2 permasalahan pokok, yakni a kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan b kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan. Dalam perkembangan selanjutnya ruang lingkup kecelakaan ini diperluas lagi sehingga mencakup kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan atau transpor ke dan dari tempat kerja. Dengan kata lain kecelakaan lalu lintas yang menimpa tenaga kerja dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja atau dalam rangka menjalankan pekerjaannya juga termasuk kecelakaan kerja. Penyebab kecelakaan kerja pada umumnya digolongkan menjadi 2, yakni: a. Perilaku pekerja itu sendiri faktor manusia yang tidak memenuhi keselamatan, misalnya karena kelengahan, kecerobohan, ngantuk, kelelahan, dan sebagainya. b. Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau unsafety condition, misalnya lantai licin, pencahayaan kurang, silau, mesin yang terbuka, dan sebagainya. Menurut Organisasi Perburuhan Internasional ILO, kecelakaan akibat kerja ini diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggolongan, yakni: a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan: - Terjatuh - Tertimpa benda - Tertumbuk atau terkena benda-benda - Terjepit oleh benda - Gerakan-gerakan melebihi kemampuan - Pengaruh suhu tinggi - Terkena arus listrik - Kontak bahan-bahan berbahaya atau radiasi. b. Klasifikasi menurut penyebab: - Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik, mesin penggergajian kayu, dan sebagainya. - Alat angkut, alat angkut darat, udara dan air. - Peralatan lain misalnya dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin, alat- alat listrik, dan sebagainya. - Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi, misalnya bahan peledak, gas, zat-zat kimia, dan sebagainya. - Lingkungan kerja di luar bangunan, di dalam bangunan dan di bawah tanah. - Penyebab lain yang belum masuk tersebut di atas. c. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan: - Patah tulang - Dislokasi keseleo - Regang otot urat - Memar dan luka dalam yang lain - Amputasi - Luka di permukaan - Geger dan remuk - Luka bakar - Keracunan-keracunan mendadak - Pengaruh radiasi - Lain-lain d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh: - Kepala - Leher - Badan - Anggota atas - Anggota bawah - Banyak tempat - Letak lain yang tidak termasuk dalam klasifikasi tersebut. Klasifikasi-klasifikasi tersebut bersifat jamak karena pada kenyataannya kecelakaan akibat kerja biasanya tidak hanya 1 faktor tetapi banyak faktor Notoatmodjo, 2003. Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease. WHO membedakan empat kategori penyakit akibat kerja: 1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya penyakit radang paru-paru Pneumoconiosis yang disebabkan karena menghirup debu. 2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya tumor paru- paru Carcinoma bronchogenic. 3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor- faktor penyebab lainnya, misalnya radang menahun pada Bronkus pada sistem pernafasan Chronic bronchitis. 4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya, misalnya sulit bernafas atau asma asthma. Faktor penyebab penyakit akibat kerja sangat banyak, tergantung pada bahan yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja, sehingga tidak mungkin disebutkan satu per satu. Pada umumnya faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam 5 golongan: 1. Golongan fisik: suara bising, radiasi, suhu panasdingin, tekanan yang sangat tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik. 2. Golongan kimiawi: bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja, maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas, larutan, awan atau kabut. 3. Golongan biologis: bakteri, virus atau jamur 4. Golongan fisiologis: biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan cara kerja 5. Golongan psikososial: lingkungan kerja yang mengakibatkan stress.

2.5 Knowledge Pengetahuan, Skill Keterampilan, dan Attitude Sikap