Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3

Pengamanan kayu jati dapat dilakukan dengan tiga macam cara yaitu: 1 Pengamanan administrasi: pengamanan secara preventif dengan melihat dan mengukur kecukupan administrasi tebangan jati yang dipersyaratkan. 2 Pengamanan teknis: pengamanan terhadap aspek pelaksanaan penebangan. 3 Pengamanan polisionis: pengamanan dengan adanya petugas kehutanan Wakwau, 2008.

2.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3

Menurut Leon C. Megginson dalam Mangkunegara 2002, istilah keselamatan mencakup kedua istilah resiko keselamatan dan resiko kesehatan. Dalam bidang kepegawaian, kedua istilah tersebut dibedakan. Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan, dan pendengaran. Semua itu sering dihubungkan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pameliharaan dan latihan. Sedangkan kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi, atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi dan gangguan fisik. Keselamatan dan kesehatan kerja K3 secara filosofi adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempumaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan dayanya menuju masyarakat adil dan makmur. Dari segi keilmuwan maka K3 dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. K3 adalah segala daya dan upaya atau pemikiran yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempumaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya, untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja menuju masyarakat adil dan makmur Mangkunegara, 2002. Menurut Sumamur 1981, kecelakaan adalah kejadian tak terduga dan tidak diharapkan, serta mengakibatkan kerugian hilangnya hari kerja satu hari atau lebih Depnaker RI, tak terduga oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Sedangkan kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja perusahaan. Menurut Dessler 1997, terdapat tiga alasan dasar dari kecelakaan di tempat kerja yaitu: 1 kejadian yang bersifat kebetulan membantu terjadinya kecelakaan namun kurang lebih di luar kontrol manajemen; 2 kondisi tidak aman merupakan alasan utama dari kecelakaan. Misalnya peralatan pelindung yang tidak memadai, peralatan rusak, prosedur yang berbahaya, gudang yang tidak aman, dan penerangan yang tidak memadai; serta 3 tindakan-tindakan yang tidak aman yang dilakukan oleh pihak karyawan seperti membuang bahan- bahan berbahaya, bekerja dengan kecepatan tidak aman dan membuat peralatan keamanan tidak beroperasi.

2.4 Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja