Uji Kruskal-Wallis digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya Uji korelasi Spearman Rank, digunakan untuk mengukur tingkat atau eratnya

Tabel 3. Tingkat Attitude dalam Skala Likert Tanggapan responden Nilai Sangat mau 5 Mau 4 Ragu-ragu 3 Kurang mau 2 Sangat kurang mau 1 Nilai dari setiap pernyataan tersebut kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah responden yang ada, sehingga diperoleh skor rata-rata persepsi perusahaan dan pekerja terhadap pelaksanaan K3 di KPH Nganjuk, kemudian dari skor rata-rata tersebut dibuat beberapa interval nilai tanggapan dalam kategori ”Skala Likert” yang dihubungkan dengan tingkat persepsi seperti yang terlihat pada tabel tingkat persepsi berdasarkan Skala Likert Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara persepsi perusahaan dan pekerja terhadap kompetensinya mengenai K3 di KPH Nganjuk digunakan analisis non parametrik yang pengolahan datanya merupakan pengujian hipotesis kerja H , yaitu: H = tidak ada perbedaan yang signifikan. H a = ada perbedaan yang signifikan. Secara statistik dengan menggunakan beberapa metode yaitu: uji Kruskal-Wallis dan uji korelasi Spearman Rank Barizi Nassution AH, 1983.

a. Uji Kruskal-Wallis digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

perbedaan yang signifikan antara persepsi perusahaan dan pekerja terhadap kompetensinya dengan penilaian berdasarkan standar ILO. Perhitungan dalam uji ini menggunakan rumus sebagai berikut: 1 3 1 12 2 + − ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + = ∑ N n R N N H i i hitung Keterangan: H hitung : nilai stasistik hitung N : jumlah ukuran sampel dari keseluruhan sampel R i : jumlah peringkat dari sampel ke-i n i : jumlah ukuran sampel ke-i Setelah dihitung dengan menggunakan SPSS maka akan didapatkan nilai Asyim.Sig. Nilai Asyim.Sig. dibandingkan dengan α pada tingkat kepercayaan 99 dengan derajat bebas tertentu. Kriteria keputusan untuk uji nyata ini adalah sebagai berikut: a apabila nilai α Asyim.Sig., maka tolak H yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi responden terhadap kompetensinya mengenai K3 di KPH Nganjuk, dan b apabila nilai α Asyim.Sig., maka terima H yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi responden terhadap kompetensinya mengenai K3 di KPH Nganjuk.

b. Uji korelasi Spearman Rank, digunakan untuk mengukur tingkat atau eratnya

hubungan antar variabel kompetensi yaitu antara knowledge dengan skill, antara knowledge dengan attitude, dan antara skill dengan attitude. Selain itu digunakan untuk tingkat atau eratnya hubungan pendidikan dan pengalaman dengan aspek kompetensi. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 1 6 1 2 2 − − = ∑ n n d r s Keterangan: r s : nilai Korelasi Spearman Rank d 2 : selisih setiap pasangan rank n : Jumlah pasangan rank untuk Spearman 5 n 30 Menurut Umar 2002 nilai koefisien korelasi berkisar antara –1 sampai +1, yang kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut: 1. Jika nilai r 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu makin besar nilai variabel X makin besar pula nilai variabel Y atau makin kecil nilai variabel X makin kecil pula nilai variabel Y. 2. Jika nilai r 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif, yaitu makin besar nilai variabel X makin kecil nilai variabel Y atau makin kecil nilai variabel X maka makin besar pula nilai variabel Y . 3. Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X dan variabel Y. 4. Jika nilai r =1 atau r = -1, maka dapat dikatakan telah terjadi hubungan linier sempurna, berupa garis lurus, sedangkan untuk r yang makin mengarah ke angka 0 nol maka garis makin tidak lurus. Batas-batas nilai koefisien korelasi diinterpretasikan sebagai berikut Nugroho, 2005: 1. 0,00 sampai dengan 0,20 berarti korelasinya sangat lemah. 2. 0,21 sampai dengan 0,40 berarti korelasinya lemah. 3. 0,41 sampai dengan 0,70 berarti korelasinya kuat. 4. 0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasinya sangat kuat. 5. 0,91 sampai dengan 0,99 berarti korelasinya sangat kuat sekali. 6. 1.00 berarti korelasinya sempurna. Setelah dibandingkan dengan r s tabel pada tingkat kepercayaan 95 dan 99 dengan derajat bebas tertentu , maka Kriteria keputusan untuk uji nyata ini adalah sebagai berikut: a apabila nilai r s hitung r s tabel , maka tolak H yang berarti bahwa terdapat hubungan antara tingkat perbedaan persepsi responden dengan tingkat ekonomi, tingkat perbedaan persepsi responden dengan tingkat pendidikan dan tingkat perbedaan persepsi responden dengan tingkat ketergantungan terhadap hutan, dan b apabila nilai r s hitung r s tabel , maka terima H yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat perbedaan persepsi responden dengan tingkat ekonomi, tingkat perbedaan persepsi responden dengan tingkat pendidikan dan tingkat perbedaan persepsi responden dengan tingkat ketergantungan terhadap hutan Bila dilanjutkan untuk mencari signifikan, maka digunakan rumus Z hitung : 1 1 − = n r Z s hitung Setelah dibandingkan dengan Z tabel pada tingkat kepercayaan 95 dan 99 dengan derajat bebas tertentu, maka Kriteria keputusan untuk uji nyata ini adalah sebagai berikut: a apabila nilai Z hitung Z tabel , maka tolak H yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat perbedaan persepsi responden dengan tingkat ekonomi, tingkat perbedaan persepsi responden dengan tingkat pendidikan dan tingkat perbedaan persepsi responden dengan tingkat ketergantungan terhadap hutan, dan b apabila nilai Z hitung Z tabel , maka terima H yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat perbedaan persepsi responden dengan tingkat ekonomi, tingkat perbedaan persepsi responden dengan tingkat pendidikan dan tingkat perbedaan persepsi responden dengan tingkat ketergantungan terhadap hutan.

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN