Definisi Industri Manufaktur Konsep Deindustrialisasi
Pertumbuhan sektor manufaktur memicu pertumbuhan sektor selain manufaktur sehingga pada akhirnya pertumbuhan PDB akan tumbuh lebih pesat. Proses
deindustrialisasi yang terjadi di Indonesia sejak tahun 2002 cenderung menuju ke arah yang negatif. Deindustrialisasi negatif ini salah satunya ditandai dengan
rendahnya trade balance ataupun openness. Hal ini menandakan bahwa secara umum proses deindustrialisasi di Indonesia bukanlah dampak alamiah dari proses
pembangunan yang sangat maju melainkan lebih disebabkan oleh guncangan shock terhadap perekonomian Indonesia.
Tabel 5. Ringkasan Beberapa Penelitian Terdahulu
Metodologi No
Pengarang dan Judul Data Set
Variabel Metode
KesimpulanHasil 1.
Rowthorn dan
Ramaswamy 1997, Deindustrialization:
Causes and
Implication 21 Negara OECD
dari 23 Negara OECD
tidak termasuk
Luxemberg dan
Iceland. Tahun
1963, 1970, 1975, 1980,
1985, 1990 dan 1994
Dependen: proporsi pekerja sektor
manufaktur terhadap
total pekerja
persentase. Independen:
pendapatan per kapita, persentase
pangsa neraca
perdagangan ekspor
dikurangi impor terhadap PDB,
pangsa investasi dalam PDB dan pengangguran
Regresi Data Panel
Terdapat hubungan yang non linear antara pendapatan per kapita dan share pekerja manufaktur sehingga
pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat justru menyebabkan proporsi pekerja di sektor manufaktur
menurun.
Deindustrialisasi memberikan
implikasi terhadap pertumbuhan dan industri dalam kelangsungan
ekonomi. Proses deindustrialisasi yang terus berlanjut, akan
mempengaruhi produktivitas
total dimana
produktivitas total
akan tumbuh
berdasarkan pertumbuhan sektor jasa. Keadaan ini menyebabkan
peningkatan standar hidup selanjutnya akan dipengaruhi oleh pertumbuhan produktivitas sektor jasa. Implikasi
lain dari deindustrialisasi adalah peranan serikat perdagangan trade union
dapat berubah pada perekonomian yang telah maju. Perubahan peranan
tersebut terjadi dalam hal penentuan standar upah pekerja.
2. Saeger
1997, Globalization
and Deindustrialization:
Myth and Reality in the OECD”
23 Negara OECD. Tahun
1970, 1975, 1980, 1985
1990 Dependen:
peran pekerja dan peran nilai
tambah sektor
manufaktur. Independen:
pendapatan per kapita, sumber
daya alam
presentase nilai
produksi batu bara, Regresi Data
Panel Impor dari Selatan signifikan mempengaruhi kontribusi
pekerja dan nilai tambah output sektor manufaktur. Meningkatnya
integrasi North-South
signifikan menurunkan kontribusi pekerja sektor manufaktur.
Selain itu perdagangan North-South
berhubungan dengan penurunan kontribusi pekerja sektor manufaktur.
Hal ini memperkuat pandangan bahwa integrasi Selatan dalam ekonomi global mempunyai peran penting dalam
membentuk perubahan struktural di Utara. 22
Lanjutan Tabel 5 Metodologi
No Pengarang dan Judul
Data Set Variabel
Metode KesimpulanHasil
produksi batu
bara, mineral
minyak terhadap PDB, sumber
daya manusia rata-rata pendidikan tertinggi di
atas usia 25 tahun, perdagangan
North- South
ekspor impor Sebaliknya, relatif kecil koefisien pada arus perdagangan
intra-OECD menyiratkan bahwa perubahan neraca perdagangan intra-OECD sektor manufaktur hanya
memiliki efek kecil pada struktur kerja dan produksi pada tingkat agregat. Hasil tersebut konsisten dengan
prediksi model globalisasi, serta studi empiris sebelumnya akan peran perdagangan intra-OECD dan
deindustrialisasi.
3. Rowthorn
dan Ramaswamy 1999,
Growth, Trade, and Deindustrialization
18 Negara OECD, Tahun
1963 -
1994 Dependen:
proporsi pekerja sektor manufaktur
terhadap total
pekerja dan
proporsi nilai tambah riil sektor manufaktur
terhadap PDB
riil persentase
Independen: pendapatan per kapita,
persentase neraca
perdagangan barang
manufaktur terhadap
PDB nilai total ekspor dikurang
nilai total
impor, persentase nilai impor
barang manufaktur dari negara
berkembang terhadap
PDB, dan persentase Regresi Data
Panel Kesimpulan umum yang didapat dari penelitian tersebut
adalah deindustrialisasi di negara-negara maju, lebih disebabkan oleh faktor internal perekonomian yaitu
produktivitas dan
struktur demand
. Penurunan
produktivitas sektor manufaktur dibanding sektor jasa- jasa terkait dengan penurunan relatif dalam harga barang
manufaktur. Selain itu perdagangan North-South dan rasio investasi terhadap PDB mempunyai pengaruh yang
sangat kecil terhadap produktivitas pekerja sektor manufaktur.
23
Lanjutan Tabel 5 Metodologi
No Pengarang dan Judul
Data Set Variabel
Metode KesimpulanHasil
nilai bruto investasi modal tetap domestik
terhadap PDB. 4.
Alderson 1999, Explaining
Deindustrialization: Globalization,
Failure,
Or Success?
18 Negara OECD, Tahun
1968 -
1992 Dependen:
kontribusi pekerja
sektor manufaktur
terhadap total pekerja persen
Independen: pendapatan per kapita,
pertumbuhan pengangguran,
net manufaktur
ekspor dikurangi
impor terhadap PDB, direct
investmet outflow per capita,
impor manufaktur dari negara
selatan terhadap PDB Regresi Data
Panel Hasil penelitian mengindikasikan bahwa globalisasi
mempunyai peran penting dalam deindustrialisasi di negara-negara
maju. Hasil
regresi selanjutnya
menetapkan bahwa 1 peran pekerja sektor manufaktur mengikuti suatu kurva yang berbentuk U terbalik
curvilinear inverted
U-shaped selama
proses pembangunan, 2 deindustrialisasi negatif disebabkan
oleh memburuknya kinerja industri, yang memainkan peran besar dalam deindustrialisasi di negara-negara
OECD, dan 3 spesialisasi pola perdagangan suatu negara secara keseluruhan memberikan dampak penting
terhadap struktur tenaga kerja.
5. Rowthorn dan Coutts
2004, Deindustrialization
and The Balance Of Payments
in Advanced
Economies 23 Negara OECD,
Tahun 1963
- 2002
Dependen: kontribusi
pekerja sektor
manufaktur terhadap
total pekerja persen Independen:
neraca perdagangan
barang- barang
manufaktur, nilai
impor barang
manufaktur dari negara berkembang, nilai
Regresi Data Panel
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa faktor internal yaitu pendapatan per kapita dan investasi mempunyai
pengaruh lebih dominan dalam menjelaskan terjadinya deindustrialisasi.
Peningkatan pendapatan per kapita berhubungan dengan elastisitas demand terhadap produk manufaktur,
produktivitas dan perubahan relatif barang manufaktur. Pengaruh perdagangan luar negeri cukup signifikan tapi
relatif kecil jika dibandingkan pengaruh faktor internal terhadap terjadinya deindustrialisasi.
24
Lanjutan Tabel 5 Metodologi
No Pengarang dan Judul
Data Set Variabel
Metode KesimpulanHasil
ekspor ditambah nilai impor
barang manufaktur, nilai impor
barang manufaktur dari China dan persentasi
investasi modal
tetapbruto terhadap
PDB. 6.
Dasgupta dan Singh 2006,
Manufacturing, Services,
and Premature
Deindustrialization in
Developing Countries:
A Kaldorian Analysis
14 Negara
Berkembang, Tahun
1986 -
2000 Dependen:
kontribusi pekerja
sektor manufaktur
terhadap total pekerja persen
Independen: pendapatan per kapita,
proporsi gross fixed capital terhadap PDB,
tingkat
keterbukaan perdagangan,
dummy negra Amerika Latin
dan China Regresi Data
Panel Negara-negara
berkembang dengan
pendapatan perkapita pada level rendah dan menengah mempunyai
income elasticity of demand terhadap barang-barang
manufaktur tetap tinggi. Negara yang mengalami pathological
deindustrialization seharusnya
mengevaluasi kebijakan industrinya agar pertumbuhan ekonominya lebih terarah dan tepat sasaran. Sebaliknya
negara yang mengalami deindustrialisasi positif, kebijakan industri yang ada tidak perlu direvisi kembali.
Analisis deindustrialisasi dengan pendekatan Kaldorian pada negara berkembang memberikan fakta bahwa
terdapat dua tipe deindustrialisasi yaitu deindustrialisasi positif terjadi karena sektor manufakturnya berkembang
ke arah sektor yang bersifat informal sehingga tidak membawa dampak buruk pada perekonomian dan
deindustrialisasi
negatif lebih
disebabkan arah
pengembangan sektor manufaktur yang salah atau proses industrialisasinya mengalami kegagalan sehingga tidak
mampu memberikan pertumbuhan ekonomi yang sustain.
25