Tujuan dan Kegunaan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

Lanjutan Tabel 5 Metodologi No Pengarang dan Judul Data Set Variabel Metode KesimpulanHasil 7. Kollmeyer, C 2009, Explaining Deindustrialization: How Affluence, Productivity Growth, and Globalization Diminish Manufacturing Employment 18 Negara OECD, Tahun 1970 - 2003 Dependen: proporsi pekerja sektor manufaktur terhadap total pekerja. Independen: National Affluence pendapatan per kapita, Unbalaced Productivity Growth pertumbuhan nilai tambah per pekerja manufaktur dikurangi nilai tambah per pekerja sektor jasa, North-South Trade ekpsor impor terhadap PDB, North- north trade ekspor impor thd PDB, net outflow of direct investment investasi langsung yg keluar. Kontrol Variabel: pengangguran Regresi data panel, dengan tiga persamaan yang saling berkaitan Masing-masing variabel signifikan mempengaruhi deindustrialisasi, perdagangan global mempunyai efek langsung dan tidak langsung dalam mempengaruhi pola pekerja di negara maju. Akan tetapi faktor tunggal terbesar berasal dari kesejahteraan konsumen di negara maju yang terus meningkat dalam mempengaruhi deindustrialisasi. 26

2.3 Kerangka Pemikiran

Proses industrialisasi di Indonesia dimulai sejak akhir tahun 1980-an Dasril, 1993. Perkembangan kondisi perekonomian sampai dengan tahun 2008 berdasarkan kriteria negara industri dan kriteria UNIDO menunjukkan bahwa proses industrialisasi di Indonesia belum selesai. Hal ini ditandai dengan belum masuknya Indonesia ke dalam kategori negara industri Ruky, 2008. Seiring dengan proses industrialisasi di Indonesia dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi, terjadi pergeseran peran sektor pertanian menuju sektor sekunder bahkan sektor tersier. Keadaan ini ditunjukkan dengan semakin menurunnya peran sektor pertanian terhadap pembentukan PDB pada beberapa tahun terakhir. Sebaliknya terjadi peningkatan peran sektor manufaktur dan sektor jasa-jasa dalam menyumbang PDB. Akan tetapi seiring dengan terjadinya perubahan struktur ekonomi di Indonesia, juga terjadi gejala dimana peran sektor manufaktur mengalami penurunan beberapa tahun terakhir. Bertentangan dengan kenyataan tersebut, gejala yang terjadi pada perekonomian Indonesia saat ini memperlihatkan adanya gejala deindustrialisasi yang mengarah pada deindustrialisasi negatif. Hal tersebut ditandai dengan proporsi pekerja sektor manufaktur terhadap total pekerja mengalami pertumbuhan yang negatif sejak tahun 2002. Selain itu, pertumbuhan output sektor manufaktur dan komposisi sektor manufaktur dalam PDB terlihat menurun sejak tahun 2005. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeteksi terjadinya gejala deindustrialisasi di Indonesia. Setelah dilakukan analisis deskriptif atas terjadinya deindustrialisasi, maka ingin dilihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya deindustrialisasi. Variabel dependen yang digunakan sebagai proxy dari deindustrialisasi adalah proporsi pekerja sektor manufaktur terhadap total pekerja. Sedangkan variabel independen yang digunakan adalah national affluence tingkat kesejahteraan, productivity growth pertumbuhan produktivitas sektor manufaktur dan sektor jasa, openness tingkat keterbukaan, foreign direct investment , persentase pekerja dengan tingkat pendidikan SMASMK keatas dan tingkat pengangguran. Gambar. 3 Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Pengaruh faktor-faktor yang diduga menyebabkan terjadinya proses deindustrialisasi di Indonesia sangat signifikan. 2. Globalisasi ekonomi mempercepat terjadinya proses deindustrialisasi di Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung. Keterangan: Pengaruh langsung Pengaruh tidak langsung Terjadinya perubahan struktur ekonomi dalam memacu pertumbuhan ekonomi di Indonesia 1. menurunnya peran sektor pertanian 2. meningkatnya peran sektor manufaktur 3. sektor jasa kurang lebih konstan, namun kontribusinya meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Proses industrialisasi di Indonesia dimulai tahun 1980-an Sejak tahun 2002 terjadi gejala deindustrialisasi Pertumbuhan Produktivitas Pendapatan per kapita Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya proses deindustrialisasi Saran implikasi kebijakan yang tepat atas fenomena terjadinya gejala deindustrialisasi

2.5 Kerangka Pemodelan

Secara garis besar model yang dibangun dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi deindustrialisasi di Indonesia terbagi menjadi dua faktor yaitu faktor domestik dan fakor global. Faktor domestik yang memengaruhi deindustrialisasi adalah national affluence pendapatan per kapita dan productivity growth pertumbuhan produktivitas. Adapun faktor global yang diperkirakan memengaruhi deindustrialisasi adalah openness keterbukaan ekonomi dan foreign direct investment penanaman modal asing. Faktor global memengaruhi deindustrialisasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Berikut skema kerangka pemodelan yang dibangun untuk menemukan jawaban atas permasalahan dan tujuan penelitian. Gambar. 4 Kerangka Pemodelan Pendapatan per kapita national affluence Pertumbuhan produktivitas productivity growth Openness PMA Globalisasi ekonomi Deindustrialisasi Keterangan : Pangaruh Langsung Pengaruh tidak langsung