Jenis dan Sumber Data Definisi Operasional

Sumber : Departemen Perindustrian 2006 diacu dalam Kuncoro 2007 dan Suplemen Bisnis Indonesia Selasa, 11 Januari 2011 Gambar 5. Perkembangan Kebijakan Industri Nasional Periode Kebijakan Periode Rehabilitasi dan Stabilisasi 1967-1972 Periode oil boom 1972-1981 Periode Penurunan Harga Minyak 1982-1985 Periode Penurunan Harga Minyak 1986-1996 Periode Krisis dan Pemulihan 1997-2004 Pemulihan dan Pengembangan 2005-2009 Prioritas Pengembangan Industri 2011 Pengembangan Industri Substitusi Impor  Pengembangan industri Substitusi impor dengan pendalaman pemantapan struktur industri  Pengembangan industri melalui penguasaan teknologi di beberapa bidang pesawat , mesin, perkapalan  Pengembangan industri substitusi impor dengan pendalaman pemantapan struktur industri  Pengembangan industri melalui penguasaan teknologi di beberapa bidang pesawat , mesin, perkapalan  Pengembangan industri orientasi ekspor  Revitalisasi, konsolidasi, dan restrukturisasi industri  Revitalisasi, konsolidasi, dan restrukturisasi industri  Pengembangan industri berkeunggulan kompetitif dengan pendekatan kluster  Revitalisasi industri pupuk  Revitalisasi industri gula  Pengembangan kluster industri berbasis pertanian dan oleokimia  Pengembangan kluster industri berbasis migas dan kondesat  Pengembangan kawasan ekonomi khusus Orientasi Inward-looking Outward-looking Inward and Outward-looking Kebijakan Industri neraca pembayaran dan impor. Selanjutnya pemerintah menempuh kebijakan liberalisasi ekonomi dengan mempromosikan ekspor komoditi lain selain minyak atau produk non migas. Dalam mengganti kehilangan penerimaan dari minyak yang cukup besar, pemerintah melakukan devaluasi rupiah 26 persen pada tahun 1983 dan 45 persen pada tahun 1986. Kebijakan pemerintah tersebut dapat meningkatkan ekspor non migas. Pada tingkat makro selama periode 1983-1988, pemerintah menerapkan deregulasi sektor moneter dengan membuat kebijakan deregulasi perbankan dan keuangan. Hasilnya banyak didirikan bank baru dan pemberian kredit meningkat. Anjloknya harga minyak dunia yang paling rendah terjadi pada tahun 1983. Keadaan ini memaksa pemerintah melakukan penyesuaian dalam hal kebijakan pajak dan moneter pada tahun 1984, sehingga mampu meningkatkan kembali masuknya investasi asing. Perubahan strategi industri substitusi impor 1970- 1983 ke strategi promosi ekspor 1985 diakui sebagai langkah yang tepat dalam menghadapi krisis harga minyak yang semakin memburuk. Perubahan-perubahan mendasar di berbagai sektor seperti pinjaman lunak untuk kegiatan ekspor, penerapan kebijakan liberalisasi untuk menarik investasi asing, devaluasi rupiah, serta pengurangan aturan yang membebani swasta debureaucratization package merupakan kebijakan pengurangan proteksi sekaligus pintu bagi sistem ekonomi terbuka Tambunan, 2010. Krisis ekonomi tahun 1997 memberikan dampak yang cukup besar pada sektor industri. Hal ini menyebabkan pemerintah menempuh kebijakan industri yang berorientasi pada inward dan outward looking dalam rangka pemulihan sektor industri. Strategi yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi krisis ini adalah revitalisasi, konsolidasi dan restrukturisasi industri. Tahun 2005-2009 pemerintah fokus pada pemulihan dan pengembangan perekonomian. Salah satu prioritasnya adalah mengembangkan industri yang mempunyai keunggulan kompetitif dengan pendekatan kluster Kuncoro 2007. Adapun prioritas pemerintah dalam hal pengembangan sektor industri pada tahun 2011, masih fokus pada revitalisasi industri yaitu industri gula dan pupuk, pengembangan klaster industri dan pengembangan kawasan ekonomi khusus. Selain itu, untuk mendorong tumbuhnya sektor industri pemerintah menyiapkan