21
pinjaman diperkecil dengan jangka waktu angsuran yang sama sehingga pelunasan pokok pinjaman secara keseluruhan menjadi lebih lama.
2. Reconditioning
Mengubah sebagian atau seluruh persyaratan yang semula disepakati antara debitur dan pihak bank serta dituangkan dalam perjanjian kredit PK.
Misalnya penurunan suku bunga kredit maupun tidak diserahkannya agunan kepada pihak bank karena beberapa alasan yang mendesak.
3. Restructuring
Penataan ulang, yaitu mengubah komposisi pembiayaan yang mendasari pemberian kredit.
4. Kombinasi 3R
Menggunakan kombinasi dari tindakan 3R, yaitu dengan cara rescheduling- reconditioning
, rescheduling-restructuring, restructuring-reconditioning, dan rescheduling-restructuring-recondtioning
secara sekaligus. 5.
Eksekusi Merupakan cara terakhir jika keempat cara diatas tetap tidak dapat membuat
nasabah mampu memenuhi kewajibannya. Cara yang dilakukan adalah menyerahkan kewajiban kepada BUPN Badan Urusan Piutang Negara dan
menyerahkan perkara ke pengadilan negeri perkara perdata.
3.1.4. Pengertian, Unsur-Unsur dan Tujuan Kredit
Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani credere yang berarti kepercayaan, sehingga dasar dari kredit adalah kepercayaan. Seseorang atau
lembaga yang memberikan kredit kreditur percaya bahwa penerima kredit debitur akan mampu mengembalikan kredit sesuai dengan ketentuan yang telah
disepakati. Kredit dibutuhkan karena adanya kebutuhan manusia yang beraneka ragam sedangkan kemampuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan terbatas.
Hal ini menyebabkan manusia membutuhkan bantuan untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya, salah satunya dengan cara memperoleh bantuan kredit untuk
meningkatkan usahanya Suyatno et al. 2007. Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kepada seorang debitur
didasarkan atas kepercayaan. Jika suatu lembaga memberikan kredit kepada debitur artinya lembaga tersebut telah mempercayai bahwa debitur tersebut akan
22
mengembalikan pinjamannya sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati, baik dalam hal jumlah maupun waktu pengembaliannya. Tanpa adanya keyakinan
tersebut, suatu lembaga tidak akan memberikan kredit kepada debitur. Menurut Suyatno et al. 2007, unsur-unsur yang terdapat dalam kredit
meliputi: a.
Kepercayaan, yaitu keyakinan si pemberi kredit bahwa segala prestasi yang diberikannya dalam bentuk uang, barang, atau jasa akan diterima kembali
dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. b.
Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima di masa yang akan datang. Unsur waktu
mengandung nilai agio dari uang yaitu uang yang ada sekarang nilainya lebih tinggi dibadingkan uang yang akan diterima di masa yang akan datang.
c. Degree of risk, yaitu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari
adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima di masa yang akan datang. Semakin lama
kredit, maka semakin tinggi pula tingkat risikonya. Hal ini menimbulkan adanya jaminan dalam pemberian kredit.
d. Prestasi, yaitu objek kredit yang diberikan tidak hanya berupa uang, tetapi
juga berupa barang ataupun jasa. Pemberian kredit oleh perbankan dimaksudkan untuk memperoleh
keuntungan, sehingga bank hanya boleh meneruskan simpanan masyarakat kepada nasabahnya dalam bentuk kredit jika debitur yang akan memperoleh
kredit dipercaya mampu dan mau mengembalikan kredit. Pada dasarnya, tujuan bank memberikan kredit kepada debitur adalah:
a. Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan kepentingan pemerintah. b.
Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat kepentingan masyarakat.
c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin dan
dapat memperluas perusahaannya pemilik modalpengusaha. Dalam rangka memenuhi tujuan dari pemberian kredit oleh bank,
pemberian kredit harus disertai pengembalian kredit secara tepat waktu dan
23
dalam jumlah yang telah disepakati. Pengembalian kredit secara tepat waktu diperlukan agar tidak terjadi kredit macet yang akan menyebabkan masalah pada
kesehatan bank. Jika suatu bank bermasalah dalam keuangannya, tingkat likuiditas pada bank akan menurun dan menyebabkan bank tidak dapat
menjalankan aktivitas operasionalnya dengan baik. Akibatnya, tujuan pemberian kredit pun tidak dapat tercapai dengan baik.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional