Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Usaha Rakyat Mikro (Studi Kasus : BRI Unit Lalabata Rilau, Soppeng)

23 dalam jumlah yang telah disepakati. Pengembalian kredit secara tepat waktu diperlukan agar tidak terjadi kredit macet yang akan menyebabkan masalah pada kesehatan bank. Jika suatu bank bermasalah dalam keuangannya, tingkat likuiditas pada bank akan menurun dan menyebabkan bank tidak dapat menjalankan aktivitas operasionalnya dengan baik. Akibatnya, tujuan pemberian kredit pun tidak dapat tercapai dengan baik.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Bank Rakyat Indonesia BRI merupakan salah satu lembaga keuangan yang menyediakan pembiayaan bagi UMKM. Visi BRI yaitu menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Sebagai langkah realisasi dari visinya, salah satu misi BRI adalah memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumberdaya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek good corporate governance . Oleh karena itu, BRI tidak hanya berada di wilayah perkotaan, tetapi juga memiliki unit hingga ke pelosok desa agar dapat menjangkau lapisan masyarakat kecil. Salah satu program kredit pemerintah yang bernama Kredit Usaha Rakyat KUR merupakan program kredit yang disalurkan oleh beberapa bank yang ditunjuk oleh pemerintah, salah satunya adalah BRI. Skim kredit ini diluncurkan untuk membantu para pelaku UMKM yang memiliki usaha yang feasible namun belum bankable agar usahanya dapat berkembang. Plafon maksimal KUR untuk usaha mikro adalah Rp 20 juta. Kinerja KUR hingga saat ini terbilang baik karena dapat memberikan manfaat bagi usaha yang dibiayai maupun bank yang menyalurkan KUR itu sendiri. Nilai NPL KUR Mikro juga terbilang rendah, yaitu sebesar 0,03 persen pada akhir Mei 2011 BRI Unit Lalabata Rilau 2011. Hal ini menunjukkan bahwa pengembalian KUR masih cukup baik walaupun tetap menjadi suatu permasalahan bagi BRI karena nilai NPL harus diwaspadai agar tidak meningkat hingga di atas 3 persen. Pencegahan kredit bermasalah agar nilai NPL tidak meningkat dilakukan oleh bank dengan cara memilih debitur berdasarkan prinsip 5C, 7P maupun 3R. Sebagian besar bank menggunakan prinsip 5C sebagai pertimbangan untuk menyeleksi calon nasabah, seperti yang dilakukan oleh pihak BRI Unit Lalabata 24 Rilau. Prinsip 5C terdiri dari Character Watak, Capacity Kemampuan, Capital Kapital, Collateral Jaminan, Condition of Economy Kondisi Ekonomi. Berdasarkan 5 prinsip tersebut, dapat ditentukan beberapa faktor mempengaruhi tingkat pengembalian KUR. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap pengembalian kredit dibagi menjadi tiga kategori, yaitu faktor-faktor berdasarkan karakteristik individu usia, jumlah tanggungan keluarga, dan jarak tempat tinggal dengan BRI, karakteristik usaha jenis usaha, omset usaha, dan nilai RPC, dan karakteristik kredit jumlah angsuran, jangka waktu pengembalian, dan jumlah pinjaman. Faktor-faktor ini dipilih berdasarkan berkas yang diisi oleh mantri KUR saat melakukan survei dan analisis calon nasabah KUR, diskusi dengan kepala unit dan mantri KUR BRI Unit Lalabata Rilau, serta melihat dari kondisi usaha yang dijalankan oleh nasabah. Faktor usia, jumlah tanggungan keluarga, dan jarak tempat tinggal dengan BRI merupakan faktor-faktor yang merupakan penilaian berdasarkan prinsip character karakter. Faktor omset usaha, nilai RPC, jumlah angsuran, jangka waktu pengembalian, dan jumlah pinjaman termasuk dalam penilaian berdasarkan prinsip capacity kemampuan. Faktor jenis usaha termasuk dalam faktor condition of economy kondisi ekonomimengingat bidang usaha pertanian tergantung pada cuaca maupun fluktuasi harga input dan output. Faktor usia berkaitan dengan kematangan seseorang dalam berpikir serta pengalaman yang dimiliki orang tersebut dalam menjalankan usaha. Oleh karena itu, diduga bahwa semakin tua usia nasabah akan semakin baik pengalamannya dalam menjalankan usaha sehingga usaha yang berkembang baik akan menghasilkan penerimaan yang besar dan memperkecil kemungkinan melakukan penunggakan kredit. Faktor jumlah tanggungan keluarga berkaitan dengan pengeluaran per bulan yang dilakukan oleh nasabah, semakin banyak jumlah tanggungan keluarga akan semakin besar pula biaya yang dikeluarkan oleh nasabah sehingga dapat memperbesar peluang melakukan tunggakan kredit. Faktor jarak tempat tinggal nasabah dengan BRI berkaitan dengan biaya dan waktu yang dibutuhkan oleh nasabah saat akan mengembalikan pinjaman. Semakin jauh jarak tempat tinggal nasabah dengan BRI akan semakin besar biaya 25 yang dikeluarkan untuk transportasi dan waktu yang dibutuhkan akan lebih lama, sehingga berpengaruh terhadap pengembalian kredit. Faktor jenis usaha berkaitan dengan tingkat risiko yang dihadapi bidang usaha on farm dan off farm. Jenis usaha on farm diduga memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan off farm sehingga usaha off farm dapat mempengaruhi kelancaran pengembalian kredit. Faktor omset usaha berkaitan dengan jumlah penerimaan kotor yang diterima oleh nasabah dari usaha yang dijalankan. Semakin tinggi jumlah omset yang diterima oleh seorang nasabah diduga akan semakin lancar dalam mengembalikan pinjaman. Faktor nilai RPC berkaitan dengan kapasitas pengembalian kredit yang dimiliki oleh seorang nasabah yang nilainya sebesar 75 persen dari penghasilan bersih nasabah per bulan. Semakin tinggi nilai RPC seorang nasabah diduga akan lebih lancar dalam mengembalikan pinjamannya. Faktor jumlah pinjaman berkaitan dengan besarnya beban jumlah angsuran pokok dan bunga yang nantinya harus dibayarkan oleh nasabah kepada pihak bank. Semakin besar jumlah kredit yang diberikan kepada nasabah akan semakin besar beban yang harus dibayarkan sehingga akan memperbesar peluang nasabah dalam melakukan tunggakan kredit. Faktor jumlah angsuran berkaitan dengan nilai angsuran pokok serta bunga yang wajib dibayarkan oleh nasabah dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Semakin besar jumlah angsuran yang harus dibayarkan, semakin besar peluang nasabah dalam menunggak kredit. Faktor jangka waktu pengembalian berkaitan dengan lamanya waktu yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah serta jumlah angsuran yang harus dibayarkan oleh nasabah per bulannya akan lebih kecil. Oleh karena itu, semakin lama jangka waktu pengembalian kredit akan mempengaruhi kelancaran pengembalian kredit. Seluruh faktor-faktor yang diduga berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit akan dianalisis agar menghasilkan tingkat pengembalian KUR di BRI Unit Lalabata Rilau sehingga terlihat faktor apa saja yang berpengaruh nyata dan membuktikan kebenaran dugaan terhadap setiap faktor. Hasil analisis tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak BRI Unit Lalabata Rilau untuk memilih nasabah yang layak untuk mendapatkan kredit serta 26 mencegah terjadi tunggakan kredit. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Diagram Kerangka Pemikiran Operasional Kredit Macet KUR Mikro BRI Unit Lalabata Rilau Pengembalian kredit : lancar atau tidak lancar Rekomendasi kebijakan Analisis Kredit 5C : Character, Capacity , Capital, Collateral, Condition of Economy 1. Karakteristik Individu : Usia, jumlah tanggungan keluarga, jarak rumah dengan BRI 2. Karakteristik Usaha : Jenis usaha, omset usaha, RPC 3. Karakteristik Kredit : Jumlah pinjaman, kewajiban per bulan, jangka waktu pengembalian kredit Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian KUR 27

3.3. Hipotesis Penelitian