Kinerja Kredit Usaha Rakyat KUR

13 komoditas yang dihasilkan, tetapi juga berdasarkan aspek manajemen usahanya yang dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Usaha Mikro memiliki karakteristik 1 jenis komoditinya berubah-ubah dan sewaktu-waktu dapat berganti produkusaha, 2 tempat usahanya tidak selalu menetap atau sewaktu-waktu dapat pindah, 3 belum adanya pencatatan keuangan usaha secara baik, 4 sumber daya manusianya rata-rata masih rendah, 5 pada umumnya belum mengenal perbankan dan lebih sering berhubungan dengan tengkulak atau rentenir, 6 umumnya usaha ini tidak memiliki ijin usaha. 2. Usaha Kecil biasanya memiliki karakteristik yaitu 1 komoditinya tidak gampang berubah, 2 mempunyai kekayaan maksimal 200 juta dan dapat menerima kredit maksimal 500 juta, 3 lokasi atau tempat usaha umumnya sudah menetap, 4 sudah memiliki pembukuan walaupun masih sederhana artinya pencatatan administrasi keuangan perusahaan sudah mulai dipisah, 5 memiliki legalitas usaha atau perijinan lainnya, 6 sumber daya manusianya sudah lumayan baik dari aspek tingkat pendidikan yakni setingkat SMU, 7 sudah mulai mengenal perbankan. 3. Usaha Menengah memiliki karakteristik 1 kekayaan 200 juta sampai 10 milyar dan dapat menerima kredit antara 500 juta sampai 5 milyar, 2 memiliki manajemen dan organisasi yang lebih teratur dan baik dengan pembagian tugas yang lebih jelas antar unit, 3 telah memiliki sistem manajemen keuangan sehingga memudahkan untuk dilakukan auditing termasuk oleh pihak auditor publik, 4 telah melakukan penyesuaian terhadap peraturan pemerintah di bidang ketenagakerjaan, Jamsostek, dan lain-lain, 5 memiliki persyaratan legal secara lengkap, 6 sering bermitra dengan perbankan dan pelaku usaha lainnya, 7 sumber daya manusianya jauh lebih baik dan handal pada level Manajer dan Supervisor.

2.2. Kinerja Kredit Usaha Rakyat KUR

Hasil kajian yang dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap pemanfaatan KUR di Provinsi Kalimantan Tengah menunjukkan bahwa perkembangan jumlah debitur sampai dengan bulan Juli 2009 mengalami peningkatan sebesar 12,15 persen menjadi 21.507 debitur dibandingkan triwulan sebelumnya. Dilihat dari 14 sisi perbankan, penyaluran KUR dapat memberikan beberapa manfaat yang dipetakan menjadi tiga hal, yaitu : 1. KUR dapat meningkatkan laba, namun tidak signifikan karena kecilnya nilai kredit KUR dibandingkan total kredit secara keseluruhan serta adanya kesulitan penyaluran KUR karena minimnya nasabah yang memenuhi syarat dan kurangnya SDM bank dalam penetrasi pasar ke kredit UMKM. 2. KUR dapat meningkatkan permintaan UMKM walaupun tidak terlalu signifikan. 3. Pengaruh KUR terhadap rasio NPL dimana tingkat NPL KUR pada perbankan rata-rata kurang dari 1 persen dari total kredit mengingat kecilnya nilai kredit dan tingginya seleksi nasabah, namun ada beberapa bank yang tingkat NPLnya mencapai 10 persen dari total kredit Kendala yang dihadapi oleh perbankan dalam menyalurkan KUR adalah sulitnya memperoleh calon debitur yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh bank dan kerjasama dengan lembaga penjamin masih belum jelas. Sedangkan pada sisi UMKM, penyaluran KUR telah memberikan kesempatan pada pengusaha untuk mengembangkan usahanya ke arah yang lebih besar. Selain itu, KUR juga menyebabkan peningkatan pemanfaatan tenaga kerja dan kesejahteraan UMKM. Kajian BI di Provinsi Maluku menunjukkan bahwa sektor ekonomi yang paling dominan menyerap KUR adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sedangkan sektor pertanian menempati urutan ketiga. Evaluasi yang dilakukan terhadap KUR menghasilkan beberapa poin yang perlu dikembangkan guna meningkatkan performance program KUR di Provinsi Maluku, yaitu : 1. Perlunya perluasan dan peningkatan pemahaman KUR kepada masyarakat secara tepat dan juga meningkatkan program edukasi dengan menggunakan bahasa komunikasi yang efektif agar dapat dengan mudah dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat. 2. Bank-bank pelaksana KUR di Maluku masih kurang mampu menjangkau seluruh masyarakat, sehingga perlu ditambah bank penyalur KUR yang telah memiliki jaringan kantor cukup luas dan telah memiliki kemampuan dan pengalaman dalam pembiayaan UMKM. 15 3. Suku bunga KUR dinilai masih terlalu tinggi bagi UMKM, sehingga perlu ditinjau kembali mengenai besar suku bunga KUR agar lebih diminati oleh para pelaku UMKM di Maluku. 4. Masih rendahnya proporsi penyerapan KUR pada sektor pertanian yang merupakan salah satu sektor unggulan di Provinsi Maluku. Para pelaku UMKM yang bergerak pada sektor pertanian hendaknya mengoptimalkan manfaat KUR untuk mengembangkan usahanya.

2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit