10
kredit. Faktor-faktor ini diturunkan dari prinsip 5C yang digunakan untuk menganalisis layak atau tidaknya nasabah menerima kredit, yaitu Character,
Capacity, Collateral, dan Capital Condition of Economy. Nilai tunggakan riil atau
NPL Non Performing Loan KUR Mikro BRI Unit Lalabata Rilau per Mei 2011 dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8.
Nilai Tunggakan Riil atau NPL Non Performing Loan KUR Mikro BRI Unit Lalabata Rilau per Mei 2011
Tahun Bulan Kurang
Lancar+Diragukan+Macet Rp
NPL
2010 Desember 17.373.970
0,60 2011
Januari 9.456.262 0,29
Februari 2.581.112 0,07
Maret 680.300 0,02
April 4.612.900 0,10
Mei 832.792 0,03
Sumber : BRI Unit Lalabata Rilau 2011
Pengembalian KUR Mikro di BRI Unit Lalabata Rilau terbilang baik dibandingkan beberapa BRI Unit lainnya. Hal ini dapat menjadi contoh bagi BRI
Unit lainnya untuk memilih nasabah agar pengembaliannya lebih lancar. Oleh karena itu, hasil analisis faktor-faktor yang diturunkan melalui prinsip 5C tersebut
diharapkan dapat menjadi saran atau gambaran kepada pihak BRI Unit Lalabata Rilau maupun BRI unit lainnya untuk memilih nasabah yang dapat
mengembalikan kredit dengan lancar. Dengan kata lain, BRI dapat menghindari nasabah yang kemungkinan besar akan menunggak kredit.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian
KUR Mikro di BRI Unit Lalabata Rilau.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
pengembalian KUR Mikro di BRI Unit Lalabata Rilau.
11
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat, informasi serta masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan yaitu :
1. Bagi BRI, diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi dan strategi
untuk menentukan kebijakan khususnya terkait dengan rencana penyaluran kredit sehingga dapat mencegah adanya kasus penunggakan pengembalian
kredit kredit bermasalah. 2.
Bagi mahasiswa, diharapkan dapat memberikan masukan dan menjadi bahan pustaka dan referensi untuk melakukan penelitian terkait.
3. Bagi penulis, diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan yang telah
diperoleh pada saat perkuliahan serta dapat mengaplikasikan teori-teori dan ilmu yang telah diperoleh sebagai bekal yang dapat diaplikasikan dalam dunia
kerja.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini difokuskan kepada analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian Kredit Usaha Rakyat KUR Mikro,
khususnya oleh debitur yang bergerak dalam bidang agribisnis. Dalam hal ini, debitur di bidang agribisnis adalah debitur yang memiliki usaha pertanian on
farm , perdagangan produk pertanian, dan industri pengolahan produk pertanian.
12
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik UMKM
Menurut Raffinaldy 2006 dalam tulisannya yang berjudul Memeta Potensi dan Karakteristik UMKM Bagi Penumbuhan Usaha Baru bahwa
karakteristik UMKM merupakan sifat atau kondisi fluktual yang melekat pada aktivitas usaha maupun perilaku pengusaha yang bersangkutan dalam
menjalankan bisnisnya. Karakteristik ini yang menjadi ciri pembeda antar pelaku usaha sesuai dengan skala usahanya.
Berdasarkan aspek komoditas yang dihasilkan, UMKM memiliki karakteristik tersendiri, yaitu :
1. Kualitasnya belum memenuhi standar, hal ini disebabkan karena sebagian
besar UMKM belum memiliki teknologi yang seragam dan biasanya produk yang dihasilkan dalam bentuk hand made sehingga dari sisi kualitas relatif
beragam. 2.
Keterbatasan desain produk yang dimiliki oleh produk UMKM karena keterbatasan pengetahuan dan pengalamannya tentang produk karena selama
ini UMKM bekerja didasarkan pada order, tidak banyak yang berani berkreasi dengan mencoba desain baru.
3. Terbatasnya jenis produk, biasanya UMKM hanya memproduksi sejenis atau
terbatas sehingga apabila ada permintaan model baru dari buyer sulit untuk memenuhi karena kesulitan dalam penyesuaian dan waktunya biasanya sangat
panjang untuk memenuhi order tersebut. 4.
Terbatasnya kapasitas dan price list produknya, biasanya kapasitas produk yang sulit untuk ditetapkan dan harga yang tidak terukur dapat menyulitkan
para pembeli atau konsumen. Kurang standarnya bahan baku juga termasuk karakteristik UMKM.
biasanya bahan baku diperoleh dari berbagai sumber dan tidak memenuhi standar baku. Selain itu, kontinuitas produk tidak terjamin dan kurang sempurna karena
produksi belum teratur, biasanya produk-produk yang dihasilkan sering apa adanya dan belum sempurna. Karakteristik UMKM tidak hanya dilihat dari aspek
13
komoditas yang dihasilkan, tetapi juga berdasarkan aspek manajemen usahanya yang dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Usaha Mikro memiliki karakteristik 1 jenis komoditinya berubah-ubah dan
sewaktu-waktu dapat berganti produkusaha, 2 tempat usahanya tidak selalu menetap atau sewaktu-waktu dapat pindah, 3 belum adanya pencatatan
keuangan usaha secara baik, 4 sumber daya manusianya rata-rata masih rendah, 5 pada umumnya belum mengenal perbankan dan lebih sering
berhubungan dengan tengkulak atau rentenir, 6 umumnya usaha ini tidak memiliki ijin usaha.
2. Usaha Kecil biasanya memiliki karakteristik yaitu 1 komoditinya tidak
gampang berubah, 2 mempunyai kekayaan maksimal 200 juta dan dapat menerima kredit maksimal 500 juta, 3 lokasi atau tempat usaha umumnya
sudah menetap, 4 sudah memiliki pembukuan walaupun masih sederhana artinya pencatatan administrasi keuangan perusahaan sudah mulai dipisah, 5
memiliki legalitas usaha atau perijinan lainnya, 6 sumber daya manusianya sudah lumayan baik dari aspek tingkat pendidikan yakni setingkat SMU, 7
sudah mulai mengenal perbankan. 3.
Usaha Menengah memiliki karakteristik 1 kekayaan 200 juta sampai 10 milyar dan dapat menerima kredit antara 500 juta sampai 5 milyar, 2
memiliki manajemen dan organisasi yang lebih teratur dan baik dengan pembagian tugas yang lebih jelas antar unit, 3 telah memiliki sistem
manajemen keuangan sehingga memudahkan untuk dilakukan auditing termasuk oleh pihak auditor publik, 4 telah melakukan penyesuaian
terhadap peraturan pemerintah di bidang ketenagakerjaan, Jamsostek, dan lain-lain, 5 memiliki persyaratan legal secara lengkap, 6 sering bermitra
dengan perbankan dan pelaku usaha lainnya, 7 sumber daya manusianya jauh lebih baik dan handal pada level Manajer dan Supervisor.
2.2. Kinerja Kredit Usaha Rakyat KUR