Metode Pengumpulan Data Sejarah BRI

30

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara diskusi bersama pihak manajemen BRI Unit Lalabata Rilau terkait dengan tata cara pembayaran pinjaman serta nasabah yang pengembalian kreditnya bermasalah. Data sekunder diperoleh melalui pencarian data internal BRI yang terkait dengan nasabah KUR Mikro yang kemudian mewawancarai 15 orang nasabah yang terdiri dari 5 nasabah pertanian on farm lancar dan menunggak, 2 nasabah industri pertanian lancar dan menunggak dan 8 nasabah perdagangan produk pertanian lancar dan menunggak. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan data yang diperoleh dari BRI dan melihat fakta di lapangan. Data sekunder juga diperoleh melalui browsing internet dan pencarian pustaka yang terkait dengan penelitian di perpustakaan.

4.5. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan softwareMicrosoft Excel 2007dan SPSS 17.

4.5.1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif berupa deskripsi mengenai hubungan karakteristik individu, karakteristik usaha dan karakteristik kredit yang mempengaruhi pengembalian KUR Mikro di BRI Unit Lalabata Rilau. Analisis deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik masyarakat pelaku usaha mikro yang menerima KUR Mikro serta mengetahui karakteristik antara debitur lancar dengan debitur yang tidak lancar menunggak dalam pengembalian kreditnya. Dalam analisis kualitatif terdapat tabel data pada setiap variabel yang akan dianalisis mengenai nasabah KUR Mikro di BRI Unit Lalabata Rilau.

4.5.2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian adalah model logit. Model logit merupakan model analisis yang digunakan untuk mengestimasi suatu model dimana variabel tak bebas Y, bersifat biner, dengan menggunakan nilai 1 atau 0, dimana 1 menunjukkan adanya atau dimilikinya suatu atribut contohnya kawin, bekerja, 31 dan lain-lain sedangkan 0 menunjukkan tidak adanya atribut itu contohnya tak kawin, tidak bekerja, dan lain-lain. Variabel-variabel penjelas dapat berupa biner atau dummy atau kuantitatif atau campurannya Gujarati 2006. Variabel dependent pada penelitian ini adalah tingkat kelancaran pengembalian KUR yaitu Y=1 jika pengembaliannya lancar dan Y=0 jika pengembaliannya tidak lancar. Variabel-variabel independent dari model ini antara lain berdasarkan karakteristik individu usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan jarak rumah dengan BRI, karakteristik usaha lama usaha, jenis usaha, lama menetap di lokasi usaha, dan omset usaha serta karakteristik kredit kewajiban per bulan, jangka waktu pengembalian, nilai agunan, dan frekuensi peminjaman kredit. Estimasi model logit pada penelitian ini adalah: Li = ln P P = β0 + β1X1+ β2X2+ β3X3+…+ β9X9 Keterangan: Li =Variabel dependent , yaitu tingkat kelancaran pengembalian KUR Mikro Y=1 : Jika pengembalian lancar Y=0 : Jika pengembalian tidak lancarmenunggak Pi = Peluang terjadinya Y=1 1-Pi = Peluang terjadinya Y=0 β = Konstanta X 1 ,…,X 9 = Variabel independent X 1 = Usia tahun X 2 = Jumlah tanggungan keluarga orang X 3 = Jarak tempat tinggal dengan BRI kilometer X 4 = Jenis usaha, sebagai variabel dummy 1 = usaha off farm dan 0 = usaha on farm X 5 = Omset usaha Rp X 6 = Repayment CapacityRPC Rp X 7 = Jumlah pinjamanRp X 8 = Angsuran Rp 32 X 9 = Jangka Waktu Pengembalian bulan β 1 ,…, β 9 = Koefisien variabel independent 1 Uji Kelayakan Model Pengujian kelayakan model menggunakan statistik G untuk mengetahui peran variabel-variabel prediktor dalam model secara bersama-sama. Rumus uji G adalah sebagai berikut : G ln Keterangan : l = Likelihood tanpa variabel independent l 1 = Likelihood dengan variabel independent Hipotesis : H0 = β1 = β2 = … = βk = 0 H1 = Minimal ada satu nilai βi ≠0, I = 1,2,…,n Jika nilai G x p,α atau p-value dari statistik G lebih kecil dari taraf nyata α = 0,10 maka keputusannya adalah menolak H0, artinya setidak-tidaknya ada satu variabel independent yang berpengaruh nyata terhadap variabel dependent. 2 Uji Akurasi Model Uji akurasi model atau uji kebaiksesuaian goodness of fit model dilakukan dengan memperhatikan nilai sebaran chi-square dari metode Pearson, Deviance dan Hosmer Lemeshow Gujarati 1997. Hipotesis : H0 = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai observasi dengan nilai prediksi oleh model H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai observasi dengan nilai prediksi oleh model Jika p-value dari ketiga alat uji statistik tersebut lebih besar dari taraf nyata α=0,10 maka keputusannya adalah menerima H0, artinya model tersebut cukup layak untuk digunakan dalam prediksi. 33 3 Uji Signifikansi Variabel Prediktor Pengujian terhadap signifikansi masing-masing variabel predictor dilakukan dengan uji Wald W yang serupa dengan statistik ujit-t atau uji-Z dalam regresi linier biasa Juanda 2009. Berikut merupakan rumus uji Wald : Keterangan : = Penduga β = Penduga standart error dari β βj = Koefisien variabel independent ke-j Hipotesis : H0 : βj = 0 untuk j = 2, 3,...k. peubah Xj tidak berpengaruh nyata H1 : βj ≠ 0 untuk j = 2, 3,...k. peubah Xj berpengaruh nyata Statistik Wj mengikuti sebaran normal Z, jika nilai Wj Z α2 maka keputusannya adalah menolak H0, artinya variabel independent ke-k tersebut berpengaruh secara nyata signifikan terhadap variabel respon.

4.5.3. Definisi Operasional

1. Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Pada penelitian ini nasabah yang dimaksud adalah nasabah pengguna KUR Mikro. 2. Usia adalahumur debitur yang diperhitungkan dari waktu kelahiran sampai pada saat penelitian berlangsung, dihitung dalam satuan tahun. 3. Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga debitur termasuk istrisuami, anak kandung serta saudara lainnya yang masih dibiayai hidupnya oleh debitur, diukur dalam jumlah orang. 4. Jarak tempat tinggal adalah jarak antara tempat tinggal debitur dengan kantor pelayanan BRI, diukur dalam satuan kilometer. 5. Jenis usaha adalah jenis usaha yang dijalankan oleh nasabah KUR dalam bentuk usaha on farmbudidaya maupun off farmmeliputi perdagangan produk pertanian dan industri pertanian. 34 6. Omset usaha adalah jumlah penerimaan kotor rata-rata per bulan dari hasil usaha debitur yang tercatat dalam dokumen permohonan kredit, dihitung dalam satuan rupiah. 7. Repayment capacity adalah kapasitas pengembalian kredit yang dimiliki oleh debitur dan nilainya 75 persen dari penghasilan bersih per bulan. 8. Kewajiban per bulan adalah jumlah yang harus disetorkan oleh debitur setiap bulannya yang terdiri dari pembayaran pokok pinjaman dan bunga, diukur dalam satuan rupiah. 9. Jumlah pinjaman adalah jumlah kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur 10. Jangka waktu pengembalian kredit adalah lama waktu pengembalianpelunasan kredit yang telah disepakati antara peminjam kredit dengan pihak BRI, diukur dalam satuan bulan. 35 V. GAMBARAN UMUM BANK RAKYAT INDONESIA

5.1. Sejarah BRI

Bank Rakyat Indonesia BRI didirikan pada tanggal 16 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia pribumi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI merupakan bank pemerintah pertama di Republik Indonesia . Adanya situasi perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan BKTN yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij NHM. Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden Penpres No. 9 tahun 1965, BKTN diintergrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah berjalan selama satu bulan keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan eks BKTN diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor Exim. Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai Bank Umum. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 Tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indoneia Persero yang kepemilikannya masih 100 persen di tangan pemerintah.PT. BRI Persero yang didirikan sejak tahun 1895 36 didasarkan pelayanan pada masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM. Bank Rakyat Indonesia memiliki fungsi seperti bank pemerintah lainnya, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Fokus BRI terhadap pembiayaan kepada UMKM mendorong BRI untuk membentuk Unit Desa yang bertujuan memberikan pelayanan perbankan dalam wilayah kerjanya yang bersifat membantu aktivitas kantor cabang induknya. Hal ini juga berdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 1973 tanggal 5 Mei 1973 tentang unit desa. Pada awal berdirinya, kegiatan BRI Unit Desa memberikan pelayanan kredit Bimas disamping menjalankan usaha mobilisasi dana berupa Tabanas Taska dan pelayanan kredit non Bimas 4

5.2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Panjang BRI