Saran Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Usaha Rakyat Mikro (Studi Kasus : BRI Unit Lalabata Rilau, Soppeng)

66 VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

1. Pengujian menggunakan regresi logistik menghasilkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran pengembalian KUR Mikro di BRI Unit Lalabata Rilau. Analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap kelancaran pengembalian KUR Mikro adalah variabel jarak tempat tinggal nasabah dengan BRI Unit Lalabata Rilau dan jumlah omset usaha. Oleh karena itu, kedua faktor tersebut harus lebih diperhatikan dalam pemilihan calon debitur KUR Mikro. 2. Dari kedua variabel yang berpengaruh nyata, variabel jarak tempat tinggal nasabah dengan BRI lebih berpengaruh nyata terhadap pengembalian KUR Mikro dibandingkan dengan variabel omset usaha. Hal ini dapat dilihat dari nilai odds ratio variabel jarak yaitu sebesar 1,467, sedangkan nilai odds ratio variabel omset sebesar 1,000. Kedua variabel tersebut memiliki nilai koefisien positif, yang artinya semakin jauh jarak tempat tinggal nasabah dengan BRI dan semakin besar jumlah omset usaha yang dimiliki nasabah maka tingkat kelancaran pengembalian KUR Mikro akan meningkat.

7.2. Saran

1. Nasabah yang memperoleh omset lebih besar akan lebih besar peluangnya terhadap pengembalian KUR Mikro di BRI Unit Lalabata Rilau. Hal ini dikarenakan perilaku nasabah KUR Mikro di BRI Unit Lalabata Rilau yang sebagian besar membayar angsuran KUR Mikro langsung dikurangi dari pendapatan kotor yang dihasilkan, bukan dari sisa pendapatan bersih yang telah dikeluarkan untuk pengeluaran rumah tangga dan biaya lainnya. Perilaku nasabah seperti ini dapat dijadikan contoh bagi pihak BRI unit lainnya untuk mensosialisasikan kepada para nasabah KUR Mikro agar pendapatan kotor yang mereka terima disisihkan untuk membayar angsuran kredit sehingga tidak akan terjadi tunggakan. 2. Pihak BRI Unit Lalabata Rilau harus lebih memperhatikan jarak tempat tinggal nasabah karena dari hasil penelitian, nasabah yang bertempat tinggal lebih jauh justru pengembaliannya lebih lancar. Hal ini disebabkan mereka 67 khawatir tidak akan memperoleh kredit lagi kepada mereka dikarenakan pihak BRI akan memakan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih besar untuk menagih hutang kepada nasabah yang rumahnya jauh. Oleh karena itu, pihak BRI harus tetap memperhatikan nasabah yang bertempat tinggal dekat dengan BRI karena mereka belum tentu disiplin untuk datang ke bank untuk membayar pinjaman walaupun rumah mereka dekat.Monitoring ke tempat usaha nasabah diperlukan untuk mengetahui perkembangan usaha nasabah, apakah kredit digunakan dengan baik untuk mengembangkan usaha atau tidak. 68 DAFTAR PUSTAKA Agustania VI. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelancaran Pengembalian Kredit Usaha Rakyat PT Bank BRI Unit Cimanggis Cabang Pasar Minggu [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Antara M. 2004. Pendekatan Agribisnis Dalam Pengembangan Pertanian Lahan Kering Kasus Lahan Kering di Kabupaten Buleleng, Bali. Makalah disampaikan pada seminar pengembangan pertanian di wilayah lahan kering: Pengelolaan Wilayah Lahan Kering Beririgasi yang Berkelanjutan dengan Orientasi Agribisnis. Kerjasama Sustainable Development of Irigated Agriculture In Buleleng and Karangasem SDIABKA Project Manajemen Unit dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Buleleng. Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. Bali, 5 Februari 2004. Ashari. 2009. Peran Perbankan Nasional Dalam Pembiayaan Sektor Pertanian Di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi 27 1:14-20. [BI] Bank Indonesia. 2009. Evaluasi Program Kredit Usaha Rakyat KUR di Provinsi Maluku. Bank Indonesia. www.bi.go.id [1 Februari 2011] [BI] Bank Indonesia. 2009. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II-2009. Bank Indonesia. www.bi.go.id [1 Februari 2011] [BRI] Bank Rakyat Indonesia. 2008. Sejarah. http:www.bri.co.idTentangKamiSejarahtabid61languageid- IDDefault.aspx [1Agustus 2011] Dendawijaya L. 2001.Manajemen Perbankan.Jakarta: Ghalia Indonesia. Gujarati DN. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: Penerbit Erlangga. Handoyo M. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Pembiayaan Syariah untuk UMKM Agribisnis pada KBMT Wihdatul Ummah Kota Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Hasibuan MSP. 2008. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara Hasibuan R. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Macet pada Kredit Umum Pedesaan Kupedes yang terkait Sektor Agribisnis Unit Cijeruk [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Juanda B. 2009. Ekonometrika : Permodelan dan Pendugaan. Bogor : IPB Press. 69 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. 2010. Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM Tahun 2008-2009. Jakarta: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. 2011. Data Kredit Usaha Rakyat KUR per Mei 2011. Jakarta: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Lubis AM. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Relisasi dan Pengembalian Kredit Usaha Rakyat Kasus : BRI Unit Cibungbulang [skripsi]. Bogor:Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Rafinaldy N. 2006. Memeta Potensi dan Karakteristik UMKM Bagi Penumbuhan Usaha Baru. Infokop 22 29: 32-37. Sari A. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang MempengaruhiPengembalian Kredit Usaha Rakyat Mikro dan Kredit Umum Pedesaan Studi Kasus: BRI Unit Cibungbulang, Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Suyatno et al. 2007. Dasar-Dasar Perkreditan Edisi Keempat. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. 70 LAMPIRAN 71 Lampiran 1. Output Regresi Logistik Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian KUR Mikro