Kredit Bermasalah Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit

19 5. Payment pembayaran yaitu mengetahui bagaimana pembayaran kembali kredit yang diberikan dengan cara memperhitungkan kelancaran penjualan serta pendapatan calon debitur, sehingga bank dapat memperkirakan kemampuan calon debitur dalam mengembalikan kredit sesuai perjanjian. 6. Profitability adalah menganalisis bagaimana kemampuan calon debitur dalam memperoleh laba. Profitability diukur per periode dengan cara melihat apakah pendapatan nasabah meningkat atau konstan dengan adanya pemberian kredit. 7. Protection merupakan perlindungan yang berupa jaminan barang, jaminan orang, atau jaminan asuransi. Hal ini bertujuan agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Hasibuan 2008 juga memaparkan prinsip 3R sebagai prinsip yang digunakan bank untuk memilih calon debitur, prinsip 3R mencakup : 1. Returns adalah penilaian atas hasil yang akan diperoleh debitur setelah memperoleh kredit. Apabila hasil yang diperoleh cukup untuk membayar pinjaman bank, bunga pinjaman serta dapat membantu meningkatkan usaha calon debitur yang bersangkutan, maka kredit akan diberikan. 2. Repayment adalah kemampuan calon debitur dalam mengembalikan kredit sesuai dengan jumlah, jadwal, dan jangka waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian. 3. Risk Bearing Ability adalah kemampuan calon debitur dalam menghadapi risiko yang mungkin dihadapi dalam perusahaan sehingga mempengaruhi pengembalian kredit.

3.1.3. Kredit Bermasalah

Kredit bermasalah merupakan kredit yang dikategorikan sebagai kredit yang pembayarannya tidak lancar. Hal ini dapat terjadi jika debitur tidak mampu memenuhi kewajibannya dalam membayar angsuran kredit serta bunganya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Berdasarkan ketentuan yang dibuat Bank Indonesia dalam Dendawijaya 2001, kolektibilitas kredit digolongkan menjadi empat kategori, diantaranya : 1. Kredit lancar, yaitu kredit yang tidak mengalami penundaan pengembalian pokok pinjaman dan bunganya. 20 2. Kredit kurang lancar, yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman serta bunganya telah mengalami penundaan selama tiga bulan dari waktu yang telah disepakati. 3. Kredit diragukan, yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman serta bunganya telah mengalami penundaan selama enam bulan dari waktu yang telah disepakati. 4. Kredit macet, yaitu kredit yang pembayaran pokok pinjaman serta bunganya telah mengalami penundaan selama lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo waktu pengembalian yang telah disepakati. Kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet merupakan kategori kredit bermasalah sehingga dapat menyebabkan berbagai implikasi bagi pihak bank, diantaranya : 1. Hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari kredit yang diberikan oleh bank, sehingga mengurangi perolehan laba. 2. Semakin besarnya rasio kualitas aktiva produktif atau BDR bad debt ratio yang menandakan memburuknya situasi BDR. 3. Mengurangi besarnya modal bank dan akan berpengaruh terhadap CAR capital adequacy ratio karena bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif. 4. Penurunan return on assets ROA. 5. Akibat dari komplikasi permasalahan pada poin 2, 3, dan 4 adalah menurunnya nilai tingkat kesehatan bank. Berbagai implikasi yang mungkin terjadi membuat pihak bank harus segera mengatasi terjadinya kredit bermasalah agar tidak mengalami kerugian. Menurut Dendawijaya 2001, pihak bank dapat melakukan berbagai tindakan penyelamatan dengan cara berikut : 1. Rescheduling Tindakan melakukan penjadwalan kembali yang merupakan langkah pertama pihak bank dalam menyelamatkan kredit bermasalah. Hal ini dilakukan dengan cara menyusun ulang jadwal pelunasan kewajiban debitur yang berupa pokok pinjaman serta bunganya. Misalnya jadwal angsuran per triwulan berubah menjadi per semester atau besarnya angsuran pokok 21 pinjaman diperkecil dengan jangka waktu angsuran yang sama sehingga pelunasan pokok pinjaman secara keseluruhan menjadi lebih lama. 2. Reconditioning Mengubah sebagian atau seluruh persyaratan yang semula disepakati antara debitur dan pihak bank serta dituangkan dalam perjanjian kredit PK. Misalnya penurunan suku bunga kredit maupun tidak diserahkannya agunan kepada pihak bank karena beberapa alasan yang mendesak. 3. Restructuring Penataan ulang, yaitu mengubah komposisi pembiayaan yang mendasari pemberian kredit. 4. Kombinasi 3R Menggunakan kombinasi dari tindakan 3R, yaitu dengan cara rescheduling- reconditioning , rescheduling-restructuring, restructuring-reconditioning, dan rescheduling-restructuring-recondtioning secara sekaligus. 5. Eksekusi Merupakan cara terakhir jika keempat cara diatas tetap tidak dapat membuat nasabah mampu memenuhi kewajibannya. Cara yang dilakukan adalah menyerahkan kewajiban kepada BUPN Badan Urusan Piutang Negara dan menyerahkan perkara ke pengadilan negeri perkara perdata.

3.1.4. Pengertian, Unsur-Unsur dan Tujuan Kredit