Peralatan yang dipergunakan adalah: 1.
Saringan bertingkat dengan bukaan 0,063 mm ,125 mm dan 0,250 mm 2.
Slide foraminiferal dilengkapi penutup cover glass 3.
Kuas berbagai ukuran, ukuran terkecil untuk pemisahan specimen, ukuran besar untuk memindahkan sampel dalam kantong plastic dan
kuas kasar untuk membersihkan ayakan 4.
Cawan logam picking tray untuk menabur sedimen hasil cucian, 5.
Mikroskop binocular untuk determinasi foramnifera 6.
Program software NIS Elemen untuk mendokumentasikan spesimen terpilih.
3.3. Metode Pengambilan Data
Sample sedimen yang dianalisis dalam penelitian ini berupa sample yang sudah dikeringkan dan disiapkan sebelumnya. Sample-sample tersebut diambil
dengan menggunakan grab sampler. Sampel sedimen kemudian dicuci dalam ayakan berukuran 0.063 mm dan kemudian dikeringkan lalu sedimen diberikan
larutan asam HCl agar terlihat sisa protoplasma dari organisme benthik di dalamnnya guna membedakannya dari batuan sedimen non-foraminifera, selain
itu fosil cangkang terlihat lebih putih dan mengkilat. Sampel sedimen hasil cucian washed residu digunakan dalam pengamatan selanjutnya untuk diproses
dilakukan tahapan metode berikutnya.
3.3.1. Tahap persiapan
Persiapan bahan sampel yang diamati yaitu 15 kantong contoh sedimen yang mewakili 15 stasiun di daerah penelitian. Setiap preparat foraminifera
foraminiferal slide disiapkan dan diberikan nomor lokasi serta tahun pelaksanaan kegiatan. Tutup setiap preparat dibuka dan alas bagian hitam dipoles
dengan cairan Perekat organik secara tipis untuk mencegah tenggelamnya spesimen dalam lem.
Sampel sedimen hasil cucian dibagi ke dalam microsplitter bila sampel dalam volume besar. Pembagian dapat dilakukan menjadi setengah, seperempat
atau seperdelapan dan seterusnya. Jika volume sampel sedimen sedikit 50 gram, maka pembagian tidak diperlukan atau langsung digunakan.
3.3.2. Tahap Picking
Proses picking adalah pemisahan spesimen sebagai objek yang diinginkan foraminifera dari organisme-organisme atau partikel-partikel lain
yang terdapat dalam suatu sedimen pengamatan Pringgoprawiroet al., 1994. Sample sedimen ditaburkan kedalam picking tray secara merata dan tidak
menumpuk. Spesimen foraminifera dipisahkan dari komponen sedimen non foraminifera dengan bantuan kuas halus yang telah dicelupkan ke dalam air.
Picking ini dilakukan dengan bantuan mikroskop binokuler dengan perbesaran 40x. Spesimen yang telah diambil dimasukkan pada kotak bernomor 1 dari fossil
foraminiferal slides sampai bernomor 60 sebagai nomor kelompok spesiman. Jika dalam satu kotak jumlah spesimen lebih dari lima, maka spesimen tersebut
diletakkan pada kotak berikutnya karena umumnya satu kota hanya mampu terisi 5 spesimen. Karena keterbatasan jumlah kotak, spesimen yang diperhitungkan
dan terkumpul adalah sampai kotak ke 60 atau total maksimum adalah 300 spesimen, dan kelebihannya tidak diperhitungkan karena 300 spesimen tersebut
sudah dianggap terwakili untuk satu sample sedimen. Setelah selesai sampel
sedimen dimasukkan kembali kedalam kantong dan dilanjutkan perlakuan sampel sedimen lain hingga lima belas lokasi.
Dalam satu slide foraminiferal yang dihasilkan dari proses picking selanjutnya dilakukan proses koleksi. Hal ini dilakukan dengan cara mengambil
keterwakilan dari setiap kelompok spesimen yang memiliki bentuk sempurna. Setiap wakil spesimen tersebut dikumpulkan ke dalam kolektor slide foramiferal.
Fungsi spesimen yang dikoleksi adalah hanya untuk proses identifikasi dan dokumentasi spesies dengan menggunakan peranti lunak NIS Elemen berupa foto
spesies dilengkapi dengan ukuranperbesaran dari cangkangnya. Untuk menghasilkan kelimpahan dilakukan seluruh spesimen yang diperoleh dari hasil
picking pada setiap sample.
3.3.3. Tahap Determinasi
Determinasiidentifikasi adalah penentuan nama genus dan spesies foraminifera. Kedudukan taksonomi setiap spesimen dilakukan sampai tingkat
genus dan spesies jika memungkinkan teridentifikasi. Penentuan taksonomi menggunakan acuan dari Barker 1960; Yassini dan Jones 1995; Loeblich dan
Tappan 1994, serta beberapa acuan dari hasil penelitian foraminfera terdahulu dari sekitar Kepulauan Seribu.
Determinasi berdasarkan bentuk dan bahan pembentuk struktur cangkang hialin, pasiran, gampingan, apertura, bentuk tubuh, jumlah kamarchambers,
dan lain-lain. Kemudian spesimen dibandingkan dengan yang ada dalam pustaka untuk validasi nama spesies.