stasiun pengamatan lain yang memiliki karakteristik stasiun yang berbeda satu sama lain. Analisis ini dapat memperlihatkan kemiripan atau similarity antar
stasiun sehingga mampu menunjukkan stasiun yang memiliki kemiripan yang besar ataupun stasiun yang memiliki keunikan serta perbedaan dari stasiun lain.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Foraminifera yang berhasil ditemukan di perairan sekitar Pulau Kelapa dan Pulau Harapan terbagi dalam 5 ordo yaitu: Textulariida, Miliolida, Rotaliida,
Lagenida dan Spirillinida. Ordo Rotaliida merupakan kelompok terbesar dari populasi Foraminifera di sekitar perairan Pulau Kelapa dan Pulau Harapan dengan
persentase sebesar 60,37 dengan proporsi lebih dari 50 dari total jumlah keseluruhan Gambar 6. Kelompok besar lainnya Ordo Milliolida dengan
persentase 31,76. Sedangkan Ordo Lageniida, Textulariida dan Spiriliniida merupakan kelompok dengan komposisi rendah berturut-turut, yaitu: 5,80 ,
1,85 dan 0,21.
Gambar 6. Komposisi persentase foraminifera berdasarkan Ordo
ORDO ROTALIIDA 60,37
ORDO TEXTULARIIDA
1,85 ORDO LAGENIDA
5,80 ORDO
SPIRILLINIDA 0,21
Komposisi foraminifera
33
Dominansi Rotaliida hampir terjadi pada seluruh wilayah pengamatan dan hanya beberapa stasiun yang menunjukkan terjadinya dominansi pada Ordo
Milliolida St-7 dan St-8; Gambar 8.
Gambar 7. Diagram batang kelimpahan Indm
2
berdasarkan Ordo Foraminifera
Ketersediaan kelompok foraminifera pada dasarnya menunjukkan karakter kehidupan organisme tersebut terkait dengan kondisi lingkungan, sebagai contoh
anggota dari Ordo Rotaliida sebagian besar merupakan foraminifera yang bersifat oportunistik dan memiliki nilai toleransi terhadap lingkungan yang tinggi. Hal ini
berbeda dengan Ordo Milliolida jenis ini mengindikasikan secara umum daerah penelitian cukup mendapatkan sinar matahari dan kaya akan kandungan
bikarbonat dari fitoplankton. Sedangkan Ordo Lageniida, Textulariida dan spriliniida merupakan kelompok foraminifera yang hidup pada perairan yang
jernih dan kondisi ini biasanya ditandai dengan kondisi sedikit berpasir. Kehadiran anggota Ordo Lageniida dan Spriliniida pada lokasi pengamatan
mencapai 5,80 memberi indikasi adanya pengaruh arus laut di daerah penelitian. 500
1000 1500
2000 2500
3000 3500
4000 4500
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15
In d
iv id
u m
2
Stasiun
Ordo Rotaliida Ordo Milliolida
Ordo Textulariida Ordo Lagenida
Ordo Spirillinida
Pada Gambar Terlihat stasiun pengamatan dengan proporsi antara Ordo Rotaliida dan Ordo Milliolida tidak terlalu jauh perbedaannya terdapat pada
Stasiun 1, 4, 9 dan Stasiun 13. Dimana pada stasiun tersebut lingkungan mendukung foraminifera lain untuk dapat tumbuh berkembang lebih banyak.
Pada Stasiun 3, 5, 6, 10, 11, 12, 14 dan Stasiun 15 jelas terjadi dominansi Ordo Rotaliida yang nyata terutama pada Stasiun 5 dan Stasiun 6. Ordo Rotaliida dapat
bertahan hidup pada area yang mengalami tekanan lingkungan. Ordo ini mengambil keuntungan dari situasi kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan
foraminifera lain untuk hidup. Hal ini disebabkan Ordo Rotaliida ini memiliki interval rentang toleransi yang lebih besar dari organisme Ordo Foraminifera yang
lainnya dan unggul dalam kompetisi perolehan nutrisi yang terbatas Nybakken, 1988. Keberadaan Ordo Rotaliida pada sebagian besar stasiun
pengamatan memberikan pertanda terjadinya dominansi spesies pada area penelitian. Kelimpahan yang relatif besar menunjukkan bahwa pada lingkungan
tersebut banyak mengandung kalsium karbonat CaCO
3
dan pada area yang terdapat foraminifera jenis ordo ini cukup mendapat penetrasi sinar matahari dan
fitoplankton Dewi dan Darlan, 2008. Pada Stasiun 11 dan Stasiun 12 mendominasi Ordo Rotaliida dengan jenis Calcarina sp dan Amphistegina sp
yang hidup pada area terumbu karang dan banyak memanfaatkan kalsium karbonat CaCO
3
berasosiasi dengan terumbu karang Rositasari, 1993. Jenis Calcarina sp dan Amphistegina sp berkembangbiak pada perairan yang jernih
pada umumnya perairan dangkal dan membutuhkan penetrasi sinar matahari yang tinggi, dapat diduga bahwa pada stasiun 11 dan Stasiun 12 merupakan perairan
yang jernih dan mendapat sinar matahari yang cukup Natsir, 2010.