Hasil Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Gambar Terlihat stasiun pengamatan dengan proporsi antara Ordo Rotaliida dan Ordo Milliolida tidak terlalu jauh perbedaannya terdapat pada Stasiun 1, 4, 9 dan Stasiun 13. Dimana pada stasiun tersebut lingkungan mendukung foraminifera lain untuk dapat tumbuh berkembang lebih banyak. Pada Stasiun 3, 5, 6, 10, 11, 12, 14 dan Stasiun 15 jelas terjadi dominansi Ordo Rotaliida yang nyata terutama pada Stasiun 5 dan Stasiun 6. Ordo Rotaliida dapat bertahan hidup pada area yang mengalami tekanan lingkungan. Ordo ini mengambil keuntungan dari situasi kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan foraminifera lain untuk hidup. Hal ini disebabkan Ordo Rotaliida ini memiliki interval rentang toleransi yang lebih besar dari organisme Ordo Foraminifera yang lainnya dan unggul dalam kompetisi perolehan nutrisi yang terbatas Nybakken, 1988. Keberadaan Ordo Rotaliida pada sebagian besar stasiun pengamatan memberikan pertanda terjadinya dominansi spesies pada area penelitian. Kelimpahan yang relatif besar menunjukkan bahwa pada lingkungan tersebut banyak mengandung kalsium karbonat CaCO 3 dan pada area yang terdapat foraminifera jenis ordo ini cukup mendapat penetrasi sinar matahari dan fitoplankton Dewi dan Darlan, 2008. Pada Stasiun 11 dan Stasiun 12 mendominasi Ordo Rotaliida dengan jenis Calcarina sp dan Amphistegina sp yang hidup pada area terumbu karang dan banyak memanfaatkan kalsium karbonat CaCO 3 berasosiasi dengan terumbu karang Rositasari, 1993. Jenis Calcarina sp dan Amphistegina sp berkembangbiak pada perairan yang jernih pada umumnya perairan dangkal dan membutuhkan penetrasi sinar matahari yang tinggi, dapat diduga bahwa pada stasiun 11 dan Stasiun 12 merupakan perairan yang jernih dan mendapat sinar matahari yang cukup Natsir, 2010.

4.2. Distribusi Foraminifera

Foraminifera diklasifikasikan secara lebih detail bertujuan mengetahui kondisi lingkungan daerah penelitian secara lebih mendalam rinci dan spesifik. Karakteristik komunitas foraminifera yang digambar secara umum kurang menggambarkan karakteristik oseanografi sesungguhnya pada daerah penelitian. Distribusi foraminifera secara spesifik dapat memperlihatkan parameter-parameter lingkungan dimana foraminifera hidup dan berkembang. Hal ini ditunjukkan dengan variasi komposisi foraminifera pada masing-masing stasiun Gambar 8. Perbedaan karakteristik foraminifera dapat menjelaskan perubahan kondisi lingkungan pada area penelitian yang kemungkinan mencerminkan kondisi ekosistem yang terbentuk. Perbedaan kondisi lingkungan pada setiap area penelitian mengakibatkan terjadinya variasi distribusi foraminifera. Variasi ini meliputi perbedaan jumlah spesies dan total individu spesies dalam satu area pengamatan dimana antara satu area pengamatan dengan area pengamatan yang lain berbeda. Variasi distribusi foraminifera dapat ditunjukkan pada Gambar 8. Informasi mengenai komposisi sebaran foraminifera berdasarkan tingkat taksonomi genus dari masing-masing stasiun pengamatan pada Gambar 8 memperlihatkan bahwa terdapat sepuluh jenis foraminifera yang memiliki jumlah kelimpahan individu yang secara signifikan cukup tinggi di sekitar Perairan Pulau Kelapa dan Pulau Harapan. Jenis-jenis tersebut antara lain: Elphidium sp, Ammonia sp, Calcarina sp, Amphistegina sp, Triloculina sp, Operculina sp, Spiroloculina sp, Peneroplis sp, Quinqueloculina sp, dan Cellanthus sp. Pola sebaran foraminifera terlihat pada beberapa stasiun memiliki kemiripan komunitas dan ada pula beberapa yang berbeda. Salah satu kemiripan komposisi terjadi pada beberapa stasiun yang terletak dekat muara sungai dan pelabuhan. Menurut Huda 2008 salinitas daerah muara memiliki kisaran 25-31 ‰ dan dapat mencapai 18 ‰. Hal tersebut mengakibatkan hanya jenis-jenis tertentu yang dapat bertahan pada kondisi perairan tersebut. Pada Stasiun 1 proporsi foraminifera Quinqueloculina sp memiliki nilai kelimpahan relatif tinggi 19 . Hal ini mencirikan pada Stasiun 1 merupakan daerah yang memiliki penetrasi sinar matahari cukup baik jernih. Pada Stasiun 2 proporsi foraminifera Calcarina sp memiliki nilai kelimpahan tinggi 17. Hal ini mengindikasikan banyaknya spot-spot terumbu karang. Hal ini juga diindikasikan adanya jenis foraminifera dari Ordo Peneroplis sp 10. Pada Stasiun 3didominasiforaminifera Elphidium sp 22 yang merupakan tergolong foraminifera oportunistik. Hal ini menandakan kondisi lingkungan perairan pada Stasiun 3yang kurang mendukung kehidupan secara baik. Hal yang sama juga terjadi pada Stasiun 4 yang letaknya berdekatan. Khusus pada Stasiun 5 dan 6 Elphidium sp menguasai struktur komunitas berturut-turut mencapai 40 dan 27. Nilai tersebut merupakan nilai yang nyata sangat banyak atau mendominasi wilayah perairan tersebut. Hal tersebut juga mengindikasikan kondisi perairan yang telah mengalami penurunan kualitas nyata, karena wilayah tersebut merupakan daerah muara sungai selain bersalinitas rendah daerah tersebut juga mendapat masukan limbah domestic bahan detergen yang dapat mempengaruhi pertumbuhan foraminifera Rositasari, 1996. Daerah estuari dengan salinitas rendah karena masukan air tawar dapat menyebabkan jenis foraminifera lain kurang mampu hidup baik Boltovskoy dan Wright,1976. 38 Gambar 8. Distribusi foraminifera berdasarkan klasifikasi genus 38