Indeks Komunitas Dominansi Margalef D’

6,368. Nilai relatif tinggi terjadi pada stasiun-stasiun seperti stasiun 1, 9, 12, 13, 14, dan 15. Sebaliknya Indeks relatif rendah terjadi pada stasiun 3, 4, 5, dan 6 Gambar 12 . Secara ekologi nilai indeks dominansi tinggi menunjukkan adanya kehidupan organisme yang tidak seimbang dalam lingkungan, dan jenis foraminifera oportunistik seperti Amonia beccarii,. Elphidium sp., dan Rotalia sp.yang mampu hidup karena memiliki tingkat toleransi terhadap lingkungan dengan faktor pembatas dibandingkan dengan jenis foraminifera yang lain Odum, 1964. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dominansi spesies yang ada adalah Jenis Ordo Rotaliida bergenus Elphidium sp dan Ammonia becarrii dan Ammonia Sppmendominasi pada stasiun 3, 4, 5, 6, 7, dan stasiun 8. Dominasi foraminifera jenis Calcarina sp dan Amphistegina sp sebagai penciri terumbu karang terdapat mendominasi Stasiun 10, 11, dan Stasiun 12 yang memiliki dominansi cukup tinggi. Foraminifera oportunistik yang mendominasi wilayah cukup besar umumnya daerah tersebut tekanan lingkungan diduga akibat faktor manusia. Lingkungan lokasi daerah pengamatan pada saat pengambilan data masih relatif baik pada stasiun-stasiun tersebut, namun terdapat indikasi penurunan kualitas lingkungan sepertiStasiun 4 , 5, dan 6.

4.5. Analisis Biplot Terhadap Lingkungan Pulau Kelapa

Analisis ini bertujuan melihat kesamaan karakteristik dari komponen- komponen yang tercipta dari foraminifera sebagai penciri lingkungan pada setiap stasiun pengamatan. Keunggulan biplot adalah mampu menjelaskan berbagai faktor dan komponen yang mempengaruhi dan secara lebih sederhana. Informasi yang diperoleh adalah berupa korelasi atau dalam bentuk gambar. Analisis biplot mampu menyederhanakan hubungan, kedekatan dan kemiripan dari masing- masing foraminifera dan stasiun-stasiun pengamatan, sehingga dengan mudah dapat diinterpretasikan. 12 9 6 3 8 6 4 2 -2 -4 First Component S e c o n d C o m p o n e n t F oram76 F oram75 F oram74 F oram73 F oram72 F oram71 F oram70 F oram69 F oram68 F oram67 F oram66 F oram65 F oram64 F oram63 F oram61 F oram60 F oram59 F oram58 F oram57 F oram56 F oram55 F oram54 F oram53 F oram52 F oram51 F oram50 F oram49 F oram48 F oram47 F oram46 F oram45 F oram43 F oram42 F oram41 F oram40 F oram39 F oram38 F oram37 F oram36 F oram35 F oram34 F oram33 F oram32 F oram31 F oram30 F oram29 F oram28 F oram27 F oram26 F oram25 F oram24 F oram23 F oram22 F oram21 F oram20 F oram19 F oram18 F oram17 F oram16 F oram15 F oram14 F oram13 F oram12 F oram11 F oram10 F oram9 F oram8 F oram7 F oram6 F oram5 F oram4 F oram3 F oram2 F oram1 Gambar 13. Analisis Biplot Foraminifera sebagai indikator lingkungan Gambar 13 memperlihatkan hasil analisis komponen foraminifera pada seluruh stasiun yang memiliki kemiripan karakteristik, habitat, lingkungan spesifik antara spesies foraminifera yang satu dengan spesies foraminifera yang lain. Analisis Biplot menunjukkan 4 kelompok kuadran, dan masing-masing kuadran terdapat foraminifera, yang memiliki kemiripan yang sama. Semakin dekat letak titik foraminifera semakin dekat karakteristik habitatnya dan semakin mirip lingkungan yang spesifik untuk foraminifera tersebut hidup. Kuadran 1 dengan komponen utama bernilai positif dan komponen sekunder bernilai positif dimiliki Foram 4, 5, 8, 9, 17, 37, 38, 43, 56 dan foram 65 Lampiran 2. Kuadran 2 dengan komponen utama bernilai negatif dan komponen sekunder bernilai postif dimiliki Foram 1, 2, 10, 16, 18, 20, 24, 29, 30, 35, 46, 49, 72 dan Foram 74Lampiran 2. Kemudian Foram selanjutnya menempati kuadran 3 dan Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4