Tahap persiapan Metode Pengambilan Data

sedimen dimasukkan kembali kedalam kantong dan dilanjutkan perlakuan sampel sedimen lain hingga lima belas lokasi. Dalam satu slide foraminiferal yang dihasilkan dari proses picking selanjutnya dilakukan proses koleksi. Hal ini dilakukan dengan cara mengambil keterwakilan dari setiap kelompok spesimen yang memiliki bentuk sempurna. Setiap wakil spesimen tersebut dikumpulkan ke dalam kolektor slide foramiferal. Fungsi spesimen yang dikoleksi adalah hanya untuk proses identifikasi dan dokumentasi spesies dengan menggunakan peranti lunak NIS Elemen berupa foto spesies dilengkapi dengan ukuranperbesaran dari cangkangnya. Untuk menghasilkan kelimpahan dilakukan seluruh spesimen yang diperoleh dari hasil picking pada setiap sample.

3.3.3. Tahap Determinasi

Determinasiidentifikasi adalah penentuan nama genus dan spesies foraminifera. Kedudukan taksonomi setiap spesimen dilakukan sampai tingkat genus dan spesies jika memungkinkan teridentifikasi. Penentuan taksonomi menggunakan acuan dari Barker 1960; Yassini dan Jones 1995; Loeblich dan Tappan 1994, serta beberapa acuan dari hasil penelitian foraminfera terdahulu dari sekitar Kepulauan Seribu. Determinasi berdasarkan bentuk dan bahan pembentuk struktur cangkang hialin, pasiran, gampingan, apertura, bentuk tubuh, jumlah kamarchambers, dan lain-lain. Kemudian spesimen dibandingkan dengan yang ada dalam pustaka untuk validasi nama spesies.

3.4. Analisis StrukturKomunitas Foraminifera

Analisis struktur menggunakan beberapa indeks-indeks yang merupakan hasil analisis unvariabel, Indeks Keanekaragaman Shanon-Weinner H’, Keseragaman E’, dan Dominansi Margalef D’ Clarke Warwick, 2001.

3.4.1. Indeks Keanekaragaman H’

Indeks H’ log2 digunakan untuk mengukur keragaman hayati Clarke Warwick, 2001, dengan cara merangkum komposisi dan kelimpahan jenis setiap stasiun. Indeks ini menunjukkan nilai kelimpahan relatif dan keragaman jenis pada pada tiap-tiap stasiun. Indeks yang digunakan dengan spesifikasi dari Shanon-Wiener. Semakin besar nilai indeks H’ log2, maka kelimpahan relatif dan keragaman jenis serta variasi jenis di setiap stasiun akan semakin besar. Penggunaan H’ log2 dilakukan menurut Mendes et al. 2004, yaitu jika nilainya 0-2 disebut keranekaragaman rendah, 2-4 keanekaragaman sedang, dan lebih besar dari 4 disebut dengan keanekaragamn tinggi. Berikut adalah rumus indeks keragaman Shannon-Wienner. .. ................................ 1 Keterangan rumus: H’= Indeks Shannon-Wienner p i = Proporsi jenis ke-i n = Individu ke-n