HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI R ESPONDEN MENGENAI HUTAN

BAB VIII HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI R ESPONDEN MENGENAI HUTAN

MANGROVE DENGAN PARTISIPASI RESPONDEN DALAM PENGELOLAAN TAMBAK MANGROVE RAMAH LINGKUNGAN MODEL EMPANG-PARIT Bab ini menyajikan analisis korelasi persepsi responden mengenai hutan mangrove dengan partisipasi responden dalam pengelolaan tambak mangrove ramah lingkungan model empang-parit. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya pada Bab Metode Penelitian bahwa penelitian ini menggunakan analisis korelasi rank spearman untuk menganalisis hubungan antara variabel persepsi responden mengenai ekosistem hutan mangrove dengan variabel partisipasi responden dalam pengelolaan tambak mangrove ramah lingkunga n model empang-parit. Namun, sebelum diuji statistik dengan analisis korelasi rank spearman, dilakukan analisis terlebih dahulu menggunakan tabulasi silang agar dapat dilihat kecenderungan hubungan antara kedua aspek yang diteliti. 8.1 Hubungan Persepsi Mengenai Ekosistem Hutan Mangrove dengan Partisipasi pada Tahap Perencanaan Pengelolaan Tambak Mangrove Hubungan persepsi responden mengenai ekosistem hutan mangrove dengan partisipasi responden tahap perencanaan pengelolaan tambak mangrove dapat dilihat pada Tabel 24. Terlihat pada Tabel 24 bahwa responden yang memiliki persepsi negatif mengenai ekosistem hutan mangrove, sebagian 50 persen memiliki partisipasi rendah dan sebagian memiliki partisipasi tinggi 50 persen pada tahap perencanaan pengelolaan tambak mangrove. Sementara itu, responden yang memiliki persepsi positif mengenai ekosistem hutan mangrove, sebagian besar 52,94 persen memiliki partisipasi rendah pada tahap perencanaan pengelolaan tambak mangrove. Analisis hubungan antara persepsi responden mengenai ekosistem mangrove dengan partisipasi responden pada tahap perencanaan pengelolaan tambak mangrove diuji menggunakan rank spearman. Didapatkan nilai koefisien korelasi rank spearman sebesar -0,01 dan nilai p-value sebesar 0,936. Nilai p- value α 0,936 0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi responden mengenai ekosistem hutan mangrove dengan partisipasi responden pada tahap perencanaan pengelolaan tambak mangrove. Tabel 24. Jumlah dan Presentase Responden Menurut Persepsi Mengenai Ekosistem Mangrove dan Partisipasi Tahap Perencanaan Persepsi Mengenai Ekosistem Mangrove Partisipasi Tahap Perencanaan Tambak Mangrove Rendah Tinggi Total Negatif 1 50 1 50 2 100 Positif 36 52,94 32 47,06 68 100 Keterangan: rs = -0,01; p-value = 0,936 Hasil penelitian sesuai dengan Tabel 24 menunjukkan bahwa bukan persepsi responden mengenai ekosistem hutan mangrove yang berhubungan dengan partisipasi responden tahap perencanaan pengelolaan tambak mangrove. Berdasarkan pengamatan di lapangan, responden telah mengenal cukup baik ciri- ciri fisik hutan mangrove terlepas dari berpartisipasi atau tidaknya pada tahap perencanaan pengelolaan tambak mangrove. Sementara itu, partisipasi responden tahap perencanaan lebih berhubungan dengan seberapa besar Perum Perhutani memberikan ruang untuk pesanggem agar ikut serta dalam penentuan naskah perjanjian. 8.2 Hubungan Persepsi Mengenai Ekosistem Hutan Mangrove dengan Partisipasi pada Tahap Pelaksanaan Pengelolaan Tambak Mangrove Hubungan persepsi responden mengenai ekosistem hutan mangrove dengan partisipasi responden tahap pelaksanaan pengelolaan tambak mangrove dapat dilihat pada Tabel 25. Terlihat pada Tabel 25 bahwa responden yang memiliki persepsi negatif mengenai ekosistem hutan mangrove, semuanya 100 persen memiliki partisipasi tinggi pada tahap pelaksanaan tambak mangrove. Sementara itu, responden yang memiliki persepsi positif mengenai ekosistem hutan mangrove, sebagian besar 64,71 persen memiliki partisipasi tinggi pada tahap pelaksanaan pengelolaan tambak mangrove. Analisis hubungan antara persepsi responden mengenai ekosistem hutan mangrove dengan partisipasi pada tahap pelaksanaan pengelolaan tambak mangrove diuji menggunakan analisis korelasi rank spearman. Diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman sebesar -0,124 dan nilai p-value sebesar 0,307. Nilai p- value α 0,307 0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi responden mengenai ekosistem hutan mangrove dengan partisipasi responden pada ta hap pelaksanaan pengelolaan tambak mangrove. Tabel 25. Jumlah dan Presentase Responden Menurut Persepsi Mengenai Ekosistem Mangrove dan Partisipasi Tahap Pelaksanaan Persepsi Mengenai Ekosistem Mangrove Partisipasi Tahap Pelaksanaan Tambak mangrove Rendah Tinggi Total Negatif 0 0 2 100 2 100 Positif 24 35,29 44 64,71 68 100 Keterangan: rs = -0,124; p-value = 0,307 Hasil penelitian yang didapat pada Tabel 25 menunjukkan bahwa baik responden yang memiliki persepsi negatif maupun positif mengenai ekosistem hutan mangrove, sebagian besar memiliki partisipasi tinggi pada tahap pelaksanaan. Berdasarkan pengamatan di lapangan, responden telah mengenal cukup baik ciri-ciri fisik hutan mangrove terlepas dari berpartisipasi atau tidaknya pada tahap pelaksanaan pengelolaan tambak mangrove. Sementara itu, partisipasi responden tahap pelaksanaan lebih berhubungan dengan kerelaan pesanggem berkorban waktu, tenaga, dan uang untuk melestarikan mangrove. 8.3 Hubungan Persepsi Mengenai Ekosistem Hutan Mangrove dengan Partisipasi pada Tahap Monitoring Pengelolaan Tambak Mangrove Hubungan persepsi responden mengenai ekosistem hutan mangrove dengan partisipasi responden pada tahap monitoring pengelolaan tambak mangrove dapat dilihat pada Tabel 26. Terlihat pada Tabel 26 bahwa responden yang memiliki persepsi negatif mengenai ekosistem hutan mangrove, semuanya 100 persen memiliki partisipasi rendah pada tahap monitoring pengelolaan tambak mangrove. Sementara itu, responden yang memiliki persepsi positif mengenai ekosistem hutan mangrove, sebagian besar 70,59 persen memiliki partisipasi rendah pula pada tahap monitorig pengelolaan tambak mangrove. Analisis hubungan antara persepsi responden mengenai ekosistem hutan mangrove dengan partisipasi tahap monitoring pengelolaan tambak mangrove diuji menggunakan analisis korelasi rank spearman. Diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman sebesar 0,108 dan nilai p-value sebesar 0,371. Nilai p- value α 0,371 0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi responden mengenai ekosistem hutan mangrove dengan partisipasi responden pada tahap monitoring pengelolaan tambak mangrove. Tabel 26. Jumlah dan Presentase Responden Menurut Persepsi Mengenai Ekosistem Mangrove dan Partisipasi Tahap Monitoring Persepsi Mengenai Ekosistem Mangrove Partisipasi Tahap Monitoring Tambak Mangrove Rendah Tinggi Total Negatif 2 100 0 0 2 100 Positif 48 70,59 20 29,41 68 100 Keterangan: rs = 0,108; p-value = 0,371 Hasil penelitian yang didapat pada Tabel 26 menunjukkan bahwa baik responden yang memiliki persepsi negatif maupun positif mengenai ekosistem hutan mangrove, sebagian besar memiliki partisipasi rendah pada tahap monitoring pengelolaan tambak mangrove. Berdasarkan pengamatan di lapangan, responden telah mengenal cukup baik ciri-ciri fisik hutan mangrove terlepas dari berpartisipasi atau tidaknya pada tahap monitoring pengelolaan tambak mangrove. Sementara itu, partisipasi responden tahap monitoring lebih berhubungan dengan tingkat kedekatan hubungan pesanggem dengan Perum Perhutani. 8.4 Hubungan Persepsi Mengenai Ekosistem Hutan Mangrove dengan Partisipasi Tahap Menikmati Hasil Pengelolaan Tambak Mangrove Hubungan persepsi responden mengenai ekosistem hutan mangrove dengan partisipasi responden pada tahap menikmati hasil dapat dilihat pada Tabel 27. Terlihat pada Tabel 27 bahwa responden yang memiliki persepsi negatif mengenai ekosistem hutan mangrove, sebagian 50 persen memiliki partisipasi rendah dan sebagian 50 persen memiliki partisipasi tinggi pada tahap menikmati hasil pengelolaan tambak mangrove. Sementara itu, responden yang memiliki persepsi positif mengenai ekosistem hutan mangrove, sebagian besar 76,47 memiliki partisipasi tinggi pada tahap menikmati hasil pengelolaan tambak mangrove. Analisis hubungan antara persepsi responden mengenai ekosistem hutan mangrove dengan partisipasi pada tahap menikmati hasil pengelolaan tambak mangrove diuji menggunakan analisis korelasi rank spearman. Diperoleh nilai koefisien korelasi rank spearman sebesar 0,103 dan nilai p-value sebesar 0,397. Nilai p- value α 0,397 0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi responden mengenai ekosistem hutan mangrove dengan partisipasi responden pada tahap menikmati hasil pengelolaan tambak mangrove. Tabel 27. Jumlah dan Presentase Responden Menurut Persepsi Mengenai Ekosistem Mangrove dan Partisipasi Tahap Menikmati Hasil Persepsi Mengenai Ekosistem Mangrove Partisipasi Tahap Menikmati Hasil Tambak Mangrove Rendah Tinggi Total Negatif 1 50 1 50 2 100 Positif 16 23,53 52 76,47 68 100 Keterangan: rs = 0,103; p-value = 0,397 Hasil penelitian sesuai dengan Tabel 27 menunjukkan bahwa bukan persepsi responden mengenai ekosistem hutan mangrove yang berhubungan dengan partisipasi responden tahap menikmati hasil pengelolaan tambak mangrove. Berdasarkan pengamatan di lapangan, responden telah mengenal cukup baik ciri- ciri fisik hutan mangrove terlepas dari berpartisipasi atau tidaknya pada tahap menikmati hasil pengelolaan tambak mangrove. Sementara itu, partisipasi responden tahap menikmati hasil lebih berhubungan dengan tingkat keuntungan ekonomi pesanggem dari hasil panen serta keadilan Perum perhutani menurut pesanggem dalam memberikan hak kelola tambak dan menentukan petak yang ditanami mangrove. 8.5 Hubungan Persepsi Mengenai Fungsi Ekologi Hutan Mangrove dengan Partisipasi Tahap Perencanaan Pengelolaan Tambak Mangrove Hubungan persepsi responden mengenai fungsi ekologi hutan mangrove dengan partisipasi responden pada tahap perencanaan pengelolaan tambak mangrove dapat dilihat pada Tabel 28. Terlihat pada Tabel 28 bahwa responden yang memiliki persepsi negatif mengenai fungsi ekologi hutan mangrove, semuanya 100 persen memiliki partisipasi rendah pada tahap perencanaan pengelolaan tambak mangrove. Sementara itu, responden yang memiliki persepsi positif mengenai fungsi ekologi hutan mangrove, sebagian besar 51,47 persen memiliki partisipasi rendah pula pada tahap perencanaan pengelolaan tambak mangrove. Analisis hubungan antara persepsi responden mengenai fungsi ekologi hutan mangrove dengan partisipasi responden pada tahap perencanaan pengelolaan tambak mangrove diuji menggunakan rank spearman. Didapatkan nilai koefisien korelasi rank spearman sebesar 0,162 dan nilai p- value sebesar 0,180. Nilai p- value α 0,180 0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi responden mengenai fungsi ekologi hutan mangrove dengan partisipasi responden pada tahap perencanaan pengelolaan tambak mangrove. Tabel 28. Jumlah dan Presentase Responden Menurut Persepsi Mengenai Fungsi Ekologi Mangrove dan Partisipasi Tahap Perencanaan Persepsi Mengenai Fungsi Ekologi Mangrove Partisipasi Tahap Perencanaan Tambak Mangrove Rendah Tinggi Total Negatif 2 100 0 0 2 100 Positif 35 51,47 33 48,53 68 100 Keterangan: rs = 0,162; p-value = 0,180 Hasil penelitian yang didapat pada Tabel 28 menunjukkan bahwa baik responden yang memiliki persepsi negatif maupun positif pada tahap perencanaan pengelolaan tambak mangrove, sebagian besar memiliki partisipasi rendah pada tahap perencanaan pengelolaan tambak mangrove. Berdasarkan pengamatan di lapangan, responden telah merasakan manfaat mangrove yang dapat menciptakan iklim mikro dan mencegah bencana alam terlepas dari berpartisipasi atau tidaknya pada tahap perencanaan pengelolaan tambak mangrove. Sementara itu, partisipasi responden tahap perencanaan lebih berhubungan dengan seberapa besar Per um Perhutani memberikan ruang untuk pesanggem agar ikut serta dalam penentuan naskah perjanjian. 8.6 Hubungan Persepsi Mengenai Fungsi Ekologi Hutan Mangrove dengan Partisipasi Tahap Pelaksanaan Pengelolaan Tambak Mangrove Hubungan persepsi responden mengenai fungsi ekologi hutan mangrove dengan partisipasi pada tahap pelaksanaan pengelolaan tambak mangrove dapat dilihat pada Tabel 29. Terlihat pada Tabel 29 bahwa responden yang memiliki persepsi negatif mengenai fungsi ekologi hutan mangrove, semuanya 100 persen memiliki partisipasi tinggi pada tahap pelaksanaan pengelolaan tambak mangrove. Sementara itu, responden yang memiliki persepsi positif mengenai fungsi ekologi hutan mangrove, sebagian besar 64,71 persen memiliki partisipasi tinggi pula pada tahap pelaksanaan pengelolaan tambak mangrove. Tabel 29. Jumlah dan Presentase Responden Menurut Persepsi Mengenai Fungsi Ekologi Mangrove dan Partisipasi Tahap Pelaksanaan Persepsi Mengenai Fungsi Ekologi Mangrove Partisipasi Tahap Pelaksanaan Tambak Mangrove Rendah Tinggi Total Negatif 0 0 2 100 2 100 Positif 24 35,29 44 64,71 68 100 Keterangan: rs = -0,124; p-value = 0,307 Analisis hubungan antara persepsi responden mengenai fungsi ekologi hutan mangrove dengan partisipasi responden pada tahap pelaksanaan tambak mangrove diuji menggunakan rank spearman. Didapatkan nilai koefisien korelasi rank spearman sebesar -0,124 dan nilai p-value sebesar 0,307. Nilai p- value α 0,307 0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi responden mengenai fungsi ekologi hutan mangrove dengan partisipasi responden pada tahap pelaksanaan pengelolaan tambak mangrove. Hasil penelitian yang didapat pada Tabel 29 menunjukkan bahwa baik responden yang memiliki persepsi negatif maupun positif mengenai fungsi ekologi hutan mangrove, sebagian besar memiliki partisipasi tinggi pada tahap pelaksanaan. Berdasarkan pengamatan di lapangan, responden telah merasakan manfaat mangrove yang dapat menciptakan iklim mikro dan mencegah bencana alam terlepas dari berpartisipasi atau tidaknya pada tahap pelaksanaan pengelolaan tambak mangrove. Sementara itu, partisipasi responden tahap pelaksanaan lebih berhubungan dengan kerelaan pesanggem berkorban waktu, tenaga, dan uang untuk melestarikan mangrove. 8.7 Hubungan Persepsi Mengenai Fungsi Ekologi Hutan Mangrove dengan Partisipasi Tahap Monitoring Pengelolaan Tambak Mangrove Hubungan persepsi responden mengenai fungsi ekologi hutan mangrove dengan partisipasi responden dalam pengelolaan tambak mangrove tahap monitoring dapat dilihat pada Tabel 30. Terlihat pada Tabel 30 bahwa responden yang memiliki persepsi negatif mengenai fungsi ekologi hutan mangrove, semuanya 100 persen memiliki partisipasi tinggi pada tahap monitoring pengelolaan tambak mangrove. Sementara itu, responden yang memiliki persepsi positif mengenai fungsi ekologi hutan mangrove, sebagian besar 73,53 persen memiliki partisipasi rendah pada tahap monitoring pengelolaan tambak mangrove. Tabel 30. Jumlah dan Presentase Responden Menurut Persepsi Mengenai Fungsi Ekologi Mangrove dan Partisipasi Tahap Monitoring Persepsi Mengenai Fungsi Ekologi Mangrove Partisipasi Tahap Monitoring Tambak Mangrove Rendah Tinggi Total Negatif 0 0 2 100 2 100 Positif 50 73,53 18 26,47 68 100 Keterangan: rs = -0,271; p-value = 0,023 Analisis hubungan antara persepsi responden mengenai fungsi ekologi hutan mangrove dengan partisipasi responden pada tahap monitoring pengelolaan tambak mangrove diuji menggunakan rank spearman. Didapatkan nilai koefisien korelasi rank spearman sebesar -0,271 dan nilai p-value sebesar 0,023. Nilai p- value α 0,023 0,05 sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi responden mengenai fungsi ekologi hutan mangrove dengan partisipasi responden pada tahap monitoring pengelolaan tambak mangrove. Koefisien korelasi bernilai negatif yang berarti semakin negatif persepsi responden mengenai hutan mangrove, maka semakin tinggi tingkat partisipasi responden pada tahap monitoring pengelolaan tambak mangrove, atau sebaliknya. Hal ini diduga karena responden yang memiliki persepsi negatif mengenai fungsi ekologi hutan mangrove tidak percaya bahwa tujuan dari pengelolaan tambak mangrove adalah melestarikan mangrove untuk mencegah bencana alam ditambah lagi hubungan yang tidak akrab dengan Perum Perhutani sehingga responden akan curiga dan lebih mengawasi jalannya kegiatan tambak mangrove. 8.8 Hubungan Persepsi Mengenai Fungsi Ekologi Hutan Mangrove dengan Partisipasi pada Tahap Menikmati Hasil Pengelolaan Tambak Mangrove Hubungan persepsi responden mengenai fungsi ekologi hutan mangrove dengan partisipasi responden pada tahap menikmati hasil pengelolaan tambak mangrove dapat dilihat pada Tabel 31. Terlihat pada Tabel 31 bahwa responden yang memiliki persepsi negatif mengenai fungsi ekologi hutan mangrove, semuanya 100 persen memiliki partisipasi tinggi pada tahap menikmati hasil. Sementara itu, responden yang memiliki persepsi positif mengenai fungsi ekologi hutan mangrove, sebagian besar 75 persen memiliki partisipasi tinggi pula pada tahap menikmati hasil pengelolaan tambak mangrove. Tabel 31. Jumlah dan Presentase Responden Menurut Persepsi Mengenai Fungsi Ekologi Mangrove dan Partisipasi Tahap Menikmati Hasil Persepsi Mengenai Fungsi Ekologi Mangrove Partisipasi Tahap Menikmati Hasil Tambak mangrove Rendah Tinggi Total Negatif 0 0 2 100 2 100 Positif 17 25 51 75 68 100 Keterangan: rs = -0,097; p-value = 0,424 Analisis hubungan antara persepsi responden mengenai fungsi ekologi hutan mangrove dengan partisipasi responden pada tahap menikmati hasil pengelolaan tambak mangrove diuji menggunakan rank spearman. Didapatkan nilai koefisien korelasi rank spearman sebesar -0,097 dan nilai p-value sebesar 0,424. Nilai p- value α 0,424 0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi responden mengenai fungsi ekologi hutan mangrove dengan partisipasi responden pada tahap menikmati hasil pengelolaan tambak mangrove. Hasil penelitian yang didapat pada Tabel 31 menunjukkan bahwa baik responden yang memiliki persepsi negatif maupun positif mengenai fungsi ekologi hutan mangrove, sebagian besar memiliki partisipasi tinggi pada tahap menikmati hasil pengelolaan tambak mangrove. Berdasarkan pengamatan di lapangan, responden telah merasakan manfaat mangrove yang dapat menciptakan iklim mikro dan mencegah bencana alam terlepas dari berpartisipasi atau tidaknya pada tahap menikmati hasil pengelolaan tambak mangrove. Sementara itu, partisipasi responden tahap menikmati hasil lebih berhubungan dengan tingkat keuntungan ekonomi pesanggem dari hasil panen serta keadilan Perum perhutani menurut pesanggem dalam memberikan hak kelola tambak dan menentukan petak yang ditanami mangrove. 8.9 Hubungan Persepsi Mengenai Fungsi Sosial Ekonomi Hutan Mangrove dengan Partisipasi pada Tahap Perencanaan Pengelolaan Tambak Mangrove Hubungan persepsi responden mengenai fungsi sosial-ekonomi hutan mangrove dengan partisipasi responden pada tahap perencanaan pengelolaan tambak mangrove dapat dilihat pada Tabel 32. Terlihat pada Tabel 32 bahwa responden yang memiliki persepsi negatif mengenai fungsi sosial ekonomi hutan mangrove, sebagian 50 persen memiliki partisipasi rendah dan sebagian 50 persen memiliki partisipasi tinggi pada tahap perencanaan. Sementara itu, responden yang memiliki persepsi positif mengenai fungsi sosial ekonomi hutan mangrove, sebagian besar 61,11 persen memiliki partisipasi rendah pada tahap perencanaan pengelolaan tambak mangrove. Tabel 32. Jumlah dan Presentase Responden Menurut Persepsi Mengenai Fungsi Sosial Ekonomi Mangrove dan Partisipasi Tahap Perencanaan Persepsi Mengenai Fungsi Sosial Ekonomi Mangrove Partisipasi Tahap Perencanaan Pengelolaan Tambak Mangrove Rendah Tinggi Total Negatif 26 50 26 50 52 100 Positif 11 61,11 7 38,89 18 100 Keterangan: rs = -0,097; p-value = 0,423 Analisis hubungan antara persepsi responden mengenai fungsi sosial- ekonomi dengan partisipasi responden pada tahap perencanaan pengelolaan tambak mangrove diuji menggunakan rank spearman. Didapatkan nilai koefisien korelasi rank spearman sebesar -0,097 dan nilai p- value sebesar -0,423. Nilai p- value α 0,423 0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi responden mengenai fungsi sosial- ekonomi mangrove dengan partisipasi responden pada tahap perencanaan pengelolaan tambak mangrove. Hasil penelitian sesuai dengan Tabel 32 menunjukkan bahwa bukan persepsi responden mengenai fungsi sosial ekonomi hutan mangrove yang berhubungan dengan partisipasi responden pada tahap perencanaan pengelolaan tambak mangrove. Berdasarkan pengamatan di lapangan, memang di Desa Sedari belum ditemukan teknologi hasil hutan mangrove yang memadai sehingga berimplikasi pada rendahnya persepsi responden mengenai fungsi sosial ekonomi hutan mangrove, terlepas dari berpartisipasi atau tidaknya responden pada tahap perencanaan pengelolaan tambak mangrove. Sementara itu, partisipasi responden pada tahap perencanaan lebih berhubungan dengan seberapa besar Perum Perhutani memberikan ruang untuk pesanggem agar ikut serta dalam penentuan naskah perjanjian. 8.10 Hubungan Persepsi Mengenai Fungsi Sosial Ekonomi Hutan Mangrove dengan Partisipasi pada Tahap Pelaksanaan Pengelolaan Tambak Mangrove Hubungan persepsi responden mengenai fungsi sosial-ekonomi hutan mangrove dengan partisipasi responden pada tahap pelaksanaan pengelolaan tambak mangrove dapat dilihat pada Tabel 33. Terlihat pada Tabel 33 bahwa responden yang memiliki persepsi negatif mengenai fungsi sosial ekonomi hutan mangrove, sebagian besar 63,46 persen memiliki partisipasi tinggi pada tahap pelaksanaan pengelolaan tambak mangrove. Sementara itu, responden yang memiliki persepsi positif mengenai fungsi sosial ekonomi hutan mangrove, sebagian besar 72,22 persen memiliki partisipasi tinggi pula pada tahap pelaksanaan pengelolaan tambak mangrove. Analisis hubungan antara persepsi responden mengenai fungsi sosial- ekonomi dengan partisipasi responden pada tahap pelaksanaan pengelolaan tambak mangrove diuji menggunakan rank spearman. Didapatkan nilai koefisien korelasi rank spearman sebesar 0,081 dan nilai p- value sebesar 0,507. Nilai p- value α 0,507 0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi responden mengenai fungsi sosial- ekonomi mangrove dengan partisipasi responden pada tahap pelaksaanaan pengelolaan tambak mangrove. Tabel 33. Jumlah dan Presentase Responden Menurut Persepsi Mengenai Fungsi Sosial Ekonomi Mangrove dan Partisipasi Tahap Pelaksanaan Persepsi Mengenai Fungsi Sosial Ekonomi Mangrove Partisipasi Tahap Pelaksanaan Pengelolaan Tambak Mangrove Rendah Tinggi Total Negatif 19 36,54 33 63,46 52 100 Positif 5 27,78 13 72,22 18 100 Keterangan: rs = 0,081; p-value = 0,507 Hasil penelitian sesuai dengan Tabel 33 menunjukkan bahwa baik responden yang memiliki persepsi negatif maupun positif mengenai fungsi sosial ekonomi hutan mangrove, sebagian besar memiliki partisipasi tinggi pada tahap pelaksanaan pengelolaan tambak mangrove. Berdasarkan pengamatan di lapangan, memang di Desa Sedari belum ditemukan teknologi hasil hutan mangrove yang memadai sehingga berimplikasi pada rendahnya persepsi responden mengenai fungsi sosial ekonomi hutan mangrove, terlepas dari berpartisipasi atau tidaknya responden pada tahap pelaksanaan pengelolaan tambak mangrove. Sementara itu, partisipasi responden tahap pelaksanaan lebih berhubungan dengan kerelaan pesanggem berkorban waktu, tenaga, dan uang untuk melestarikan mangrove. 8.11 Hubungan Pe rsepsi Mengenai Fungsi Sosial Ekonomi Hutan Mangrove dengan Partisipasi pada Tahap Monitoring Pengelolaan Tambak Mangrove Hubungan persepsi responden mengenai fungsi sosial-ekonomi hutan mangrove dengan partisipasi responden pada tahap monitoring pengelolaan tambak mangrove dapat dilihat pada Tabel 33. Terlihat pada Tabel 33 bahwa responden yang memiliki persepsi negatif mengenai fungsi sosial ekonomi hutan mangrove, sebagian besar 73,08 persen memiliki partisipasi rendah pada tahap monitoring pengelolaan tambak mangrove. Sementara itu, responden yang memiliki persepsi positif mengenai fungsi sosial ekonomi hutan mangrove, sebagian besar 66,67 persen memiliki partisipasi rendah pula pada tahap monitoring pengelolaan tambak mangrove. Analisis hubungan antara persepsi responden mengenai fungsi sosial- ekonomi dengan partisipasi responden pada tahap monitoring diuji menggunakan rank spearman. Didapatkan nilai koefisien korelasi rank spearman sebesar 0,062 dan nilai p-value sebesar 0,610. Nilai p- value α 0,610 0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi responden mengenai fungsi sosial-ekonomi mangrove dengan partisipasi responden pada tahap monitoring pengelolaan tambak mangrove. Tabel 34. Jumlah dan Presentase Responden Menurut Persepsi Mengenai Fungsi Sosial Ekonomi Mangrove dan Partisipasi Tahap Monitoring Persepsi Mengenai Fungsi Sosial Ekonomi Mangrove Partisipasi Tahap Monitoring Tambak Monitoring Rendah Tinggi Total Negatif 38 73,08 14 26,92 52 100 Positif 12 66,67 6 33,33 18 100 Keterangan: rs = 0,062; p-value = 0,610 Hasil penelitian sesuai dengan Tabel 33 menunjukkan bahwa baik responden yang memiliki persepsi negatif maupun positif mengenai fungsi sosial ekonomi hutan mangrove, sebagian besar memiliki partisipasi rendah pada tahap monitoring pengelolaan tambak mangrove. Berdasarkan pengamatan di lapangan, memang di Desa Sedari belum ditemukan teknologi hasil hutan mangrove yang memadai sehingga berimplikasi pada rendahnya persepsi responden mengenai fungsi sosial ekonomi hutan mangrove, terlepas dari berpartisipasi atau tidaknya responden pada tahap monitoring pengelolaan tambak mangrove. Sementara itu, partisipasi responden tahap monitoring lebih berhubungan dengan tingkat kedekatan hubungan pesanggem dengan Perum Perhutani. 8.12 Hubungan Persepsi Mengenai Fungsi Sosial Ekonomi Hutan Mangrove dengan Partisipasi pada Tahap Menikmati Hasil Pengelolaan Tambak Mangrove Hubungan persepsi responden mengenai fungsi sosial-ekonomi hutan mangrove dengan partisipasi responden pada tahap menikmati hasil pengelolaan tambak mangrove dapat dilihat pada Tabel 34. Terlihat pada Tabel 34 bahwa responden yang memiliki persepsi negatif mengenai fungsi sosial ekonomi hutan mangrove, sebagian besar 71,15 persen memiliki partisipasi tinggi pada tahap menikmati hasil. Sementara itu, responden yang memiliki persepsi pos itif mengenai fungsi sosial ekonomi hutan mangrove, sebagian besar 88,89 persen memiliki partisipasi tinggi pula pada tahap menikmati hasil pengelolaan tambak mangrove. Tabel 35. Jumlah dan Presentase Responden Menurut Persepsi Mengenai Fungsi Sosial Ekonomi Mangrove dan Partisipasi Tahap Menikmati Hasil Persepsi Mengenai Fungsi Sosial Ekonomi Mangrove Partisipasi Tahap Menikmati Hasil Tambak Mangrove Rendah Tinggi Total Negatif 15 28,85 37 71,15 52 100 Positif 2 11,11 16 88,89 18 100 Keterangan: rs = 0,181; p-value = 0,134 Analisis hubungan antara persepsi responden mengenai fungsi sosial- ekonomi dengan partisipasi responden pada tahap menikmati hasil diuji menggunakan rank spearman. Didapatkan nilai koefisien korelasi rank spearman sebesar 0,181 dan nilai p-value sebesar 0,134. Nilai p-value α 0,134 0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi responden mengenai fungsi sosial-ekonomi mangrove dengan partisipasi responden pada tahap menikmati hasil pengelolaan tambak mangrove. Hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 34 menunjukkan bahwa baik responden yang memiliki persepsi negatif maupun positif mengenai fungsi sosial ekonomi hutan mangrove, sebagian besar memiliki partisipasi tinggi pada tahap menikmati hasil pengelolaan tambak mangrove. Berdasarkan pengamatan di lapangan, memang di Desa Sedari belum ditemukan teknologi hasil hutan mangrove yang memadai sehingga berimplikasi pada rendahnya persepsi responden mengenai fungsi sosial ekonomi hutan mangrove, terlepas dari berpartisipasi atau tidaknya responden pada tahap menikmati hasil pengelolaan tambak mangrove. Sementara itu, partisipasi responden tahap menikmati hasil lebih berhubungan dengan tingkat keuntungan ekonomi pesanggem dari hasil panen serta keadilan Perum perhutani menurut pesanggem dalam memberikan hak kelola tambak dan menentukan petak yang ditanami mangrove.

BAB IX ANALISIS KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN TAMBAK