Pengertian Pe rsepsi Organisasi Persepsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pe rsepsi

Definisi persepsi secara sempit adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas adalah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu Leavitt, 1978. Rakhmat 2005 mengemukakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sombowidjojo 1999 mendefinisikan persepsi sebagai pengamatan yang merupakan kombinasi dari penglihatan, penciuman, pendengaran, serta penga laman masa lalu. Setiap individu dapat menafsirkan sesuatu obyek secara berbeda tergantung dari sudut pandang pribadi masing- masing. Hal ini berimpilikasi pada bervariasinya persepsi seseorang terhadap obyek yang sama.

2.2 Organisasi Persepsi

Atkinson et. al. 1983: 201 mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus di dalam lingkungan. Persepsi berupa proses penggabungan stimulus sederhana sensasi yang diterima oleh panca indera manusia sehingga stimulus-stimulus tersebut memberikan makna tertentu bagi manusia. Organisasi persepsi adalah suatu contoh bagaimana satu bagian dari sebuah stimulus muncul sehubungan dengan stimulus lain Atkinson et. al., 1983: 209. Sarwono 1982 mengemukakan persepsi sebagai kemampuan seseorang untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan, atau dapat dikatakan persepsi adalah kemampuan seseorang untuk mengorganisasikan pengamatan. Organisasi dalam persepsi mengikuti beberapa prinsip yaitu: 1 Wujud dan latar: Obyek-obyek yang kita amati di sekitar kita selalu muncul sebagai wujud dengan hal- hal lainnya sebagai latar. 2 Pola pengelompokkan: Hal- hal tertentu cenderung kita kelompok- kelompokkan dalam persepsi kita, dan bagaimana cara kita mengelompokkannya itu akan menentukan bagaimana kita mengamati hal- hal tersebut. Adanya organisasi persepsi tersebut, dan karena manusia selalu belajar dari pengalaman, maka lambat laun tersusunlah pola pengamatan yang menetap dalam diri kita masing- masing. Dengan adanya ketetapan pola pengamatan ini, sesuatu yang sekarang terlihat sebagai “hitam”, besok juga akan dilihat sebagai “hitam” dan tidak berganti menjadi merah atau hijau. Di lain pihak, organisasi dalam persepsi menyebabkan pula kadang-kadang kita salah menafsirkan obyek yang kita amati. Pengalaman persepsi kita tidak berdiri sendiri; pengalaman tersebut membentuk dunia benda yang dapat dikenali, benda-benda abadi; sehingga kita akan menjumpai benda yang sama. Kita biasanya menghayati benda yang kita kenal sebagai benda yang permanen dan stabil yang tidak terpengaruh oleh kondisi penerangan, posisi darimana kita melihatnya, atau jaraknya dari kita Atkinson et. al., 1983: 211. Persepsi lebih dari suatu proses menafsirkan pesan, persepsi merupakan suatu proses kognitif untuk membentuk suatu pola pengamatan atas berbagai stimulus yang diterima melalui indera manusia. Persepsi membentuk suatu pola keajegan dalam diri manusia atas suatu obyek. Apabila kita telah mengenal suatu obyek A berdasarkan stimulus yang diterima dan terbentuk persepsi atas obyek tersebut, maka suatu saat kita menemukan obyek A persepsinya tidak akan berubah kecuali ada sesuatu yang mempengaruhi pola keajegan kita atas obyek A.

2.3 Persepsi Sebagai Proses Pengambilan Keputusan dan Tindakan