Gambar 5. Presentase Pendidikan Responden
5.4 Pekerjaan Responden
Pekerjaan adalah mata pencaharian utama yang dimiliki oleh responden selain dari menggarap tambak pada saat penelitian ini dilakukan. Terlihat pada
Gambar 6 bahwa sebesar 53 persen responden tidak memiliki pekerjaan lain selain sebagai pesanggem. Hal ini menunjukkan bahwa menggarap tambak
merupakan sumber penghasilan utama untuk mencukupi kebutuhan hidup sebagian besar responden. Mereka benar-benar bergantung pada hasil dari tambak
walaupun hasil tersebut semakin tidak menentu karena sering terjadi banjir d i daerah tambak yang mengakibatkan mereka mengalami gagal panen. Responden
lain 16 persen memiliki usaha warung yang menjual barang kebutuhan pokok untuk penghasilan harian. Pekerjaan sebagai pedagang udang 11 persen dan
pedagang ikan 5 persen ditekuni oleh beberapa responden yang memiliki modal besar. Hal ini karena untuk memulai usaha ini modalnya hingga mencapai
puluhan juta rupiah. Komoditas udang dan ikan yang biasa diusahakan adalah udang bago dan ikan bandeng. Beberapa responden 4 persen beternak ayam di
rumah masing- masing untuk menambah penghasilan walaupun hanya dalam skala kecil. Sementara itu, beberapa responden 4 persen mencari ikan, udang, dan
kepiting alam di sungai yang selanjutnya dijual ke pengepul ikan, udang, atau
kepiting untuk penghasilan harian.
56 26
10 8
Pendidikan
Tida k Sekola h SDSedera ja t
SMPSedera ja t SMASedera ja t
Gambar 6. Presentase Pekerjaan Responden 5.5 Kelas Tambak Responden
Kelas tambak adalah kelas pengelolaan tambak responden berdasarkan kerapatan tegakan tanaman payau, luas pengaruh pasang surut, dan lebar parit dari
tambak milik negara yang dikelola responden pada saat penelitian dilakukan. Kelas tambak ini berpengaruh pada uang sharing bagi hasil yang harus
dibayarkan oleh responden kepada Perum Perhutani tiap tahunnya. Semakin tinggi
Gambar 7. Presentase Kelas Tambak Responden
kelasnya berturut-turut kelas I, II, III, dan IV maka semakin tinggi pula biaya yang harus dikeluarkan per hektar tambak per tahun oleh responden. Terlihat pada
Gambar 7 bahwa sebesar 50 persen responden 35 orang memiliki kelas pengelolaan Tambak III dengan uang sharing Rp129.000,-Hatahun. Sebesar 40
Tidak ada pekerjaan lain
53
Wiraswasta warung
16
Pedagang udang
11
Pedagang ikan 5Peternak ayam
4
Pencari ikan, udang,
kepiting
sungai 4
Pengurus desa
4
Petani sawah
1
Pedagang material
1
Pembuat bubu 1
lainnya 7
Pekerjaan
50 40
10
Kelas Tambak
Kela s III Kela s IV
Kela s II
persen responden 28 orang memiliki kelas pengelolaan Tambak IV dengan uang sharing Rp179.400,-Hatahun. Sebesar sepuluh persen responden 7 orang
memiliki kelas pengelolaan Tambak II dengan uang sharing Rp112.200,- Hatahun. Sementara itu, tidak ada responden yang memiliki kelas pengelolaan
Tambak I. P ada populasi LMDH “Mina Wana Lestari” secara keseluruhan, tidak
ada satu pun pesanggem yang memiliki kelas pengelolaan Tambak I. Hal ini diakui ketua LMDH Mina Wana Lestari bahwa memang tidak ada satu pun
pesanggem yang memiliki kelas pengelolaan tambak I, kelas pengelolaan tambak I hanya terdapat di hutan wisata BKPH Cikiong yang menjadi areal percontohan
tambak mangrove ramah lingkungan model empang-parit.
5.6 Luas Tambak Responden