Metode Penelitian Teknik Penentuan Responden dan Informan

dalam pengelolaan tambak mangrove model empang parit yang didefinisikan menjadi empat variabel juga dianalisis secara deskriptif. Variabel- variabel persepsi tersebut selanjutnya dicari hubungannya dengan variabel- variabel partisipasi.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei yang didefinisikan sebagai metode pengumpulan data dengan menggunakan instrumen tertentu untuk meminta tanggapan dari responden tentang sampel Gulö, 2002: 118. Singarimbun dan Effendi 1989: 3 lebih memperjelas definisi penelitian survei, yaitu penelitian dimana informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Penelitian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atau populasi untuk mewakili seluruh populasi. Penelitian survei dipilih dengan harapan dapat mendeskripsikan populasi LMDH “Mina Wana Lestari” dengan sampel yang dipilih, mengemukakan bagaimana persepsi mereka mengenai hutan mangrove, mengemukakan bagaimana partisipasi mereka dalam pengelolaan tambak ramah lingkungan model empang- parit, serta melihat hubungan korelasi antara persepsi dengan partisipasi.

3.4 Teknik Penentuan Responden dan Informan

Populasi dalam penelitian ini adalah pesanggem yang didefinisikan sebagai anggota LMDH Mina Wana Lestari KRPH Cibuaya yang berasal dari Desa Sedari dan mengelola secara langsung tambaknya status bukan buruh tambak. Semua anggota LMDH Mina Wana Lestari tidak dijadikan populasi dalam penelitia n ini karena beberapa hal, yaitu: 1 Total anggota LMDH “Mina Wana Lestari” sebanyak 341 orang yang berasal dari desa-desa di Kecamatan Cibuaya dan Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Karawang. Sebanyak 214 orang berasal dari Kesatuan Resort Pemangku Hutan KRPH Cib uaya dan 127 orang berasal dari KRPH Ciwaru. Namun, yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah anggota LMDH yang terdaftar ke dalam KRPH Cibuaya. Hal ini karena pertimbangan waktu, biaya, dan akses Peneliti yang terbatas sehingga hanya dimungkinkan untuk meneliti anggota LMDH yang terdaftar ke dalam KRPH Cibuaya. Jumlah anggota LMDH KRPH Cibuaya adalah 214 orang. 2 Anggota LMDH Mina Wana Lestari KRPH Cibuaya sebagian besar tidak berasal dari Desa Sedari. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa Desa Sedari merupakan salah satu desa di Jawa Barat yang memiliki areal mangrove cukup luas. Hal ini berimplikasi pada masyarakat Desa Sedari yang mengenal hutan mangrove dari dahulu berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya selama ini karena merupakan lingkungan tempat tinggalnya. Persepsi erat kaitannya dengan pengetahuan dan pengalaman seseorang terhadap suatu obyek sehingga orang tersebut dapat menilai obyek yang dimaksud. Sementara itu, anggota LMDH yang tidak berasal dari Desa Sedari umumnya adalah orang Jakarta atau Ras Cina pendatang yang hanya menanamkan modal untuk mendapatkan hak pakai tambak tanpa mengelolanya langsung. Tentunya ia tidak mengetahui tetang bagaimana hutan mangrove karena tidak tinggal di lingkungan yang dilingkupi hutan mangrove. Hal ini tentunya berpengaruh pada persepsinya mengenai hutan mangrove sehingga anggota LMDH yang tidak berasal dari Desa Sedari atau tidak berasal dari sekitar Desa Sedari tidak termasuk populasi penelitian. Berdasarkan daftar anggota LMDH Mina Wana Lestari KRPH Cibuaya, didapatkan 109 orang yang berasal dari Desa Sedari. 3 Anggota LMDH Mina Wana Lestari yang berasal dari Desa Sedari tidak semuanya mengelola langsung tambaknya. Dalam sistem tambak di wilayah tersebut, dikenal istilah bujang buruh tambak yang mengelola tambak anggota LMDH dan memperoleh bagian dari hasil panen. Dengan kata lain, anggota LMDH tersebut tidak mengerjakan pengelolaan tambak di lapangan tetapi buruh tambak yang mengerjakannya. Namanya memang tercantum sebagai anggota LMDH dan memiliki hak pakai tambak namun ia tidak mengetahui langsung kondisi di tambak. Sementara itu, partisipasi yang dinilai dalam penelitian ini mencakup kegiatan sehari- hari dalam pemeliharaan tambak sehingga anggota LMDH yang tidak langsung mengelola tambaknya tidak dapat dijadikan populasi penelitian ini. Berdasarkan pra-survei yang dilakukan Peneliti, terdapat 80 orang yang namanya terdaftar sebagai anggota LMDH Mina Wana Lestari KRPH Cibuaya yang berasal dari Desa Sedari dan mengelola secara langsung tambaknya. Berdasarkan pertimbangan yang telah dikemukakan, populasi dari penelitian ini sebanyak 80 orang pesanggem. Sementara itu, didapatkan 70 orang pesanggem sebagai responden penelitian yang masih mungkin diakses oleh Peneliti. Jumlah responden yang diambil Peneliti lebih dari 50 persen total populasi. Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang diambil peneliti cukup untuk mewakili populasi pesanggem. Informan adalah seorang anggota dari suatu kelompok yang dapat berbicara semata- mata hanya mengenai kelompok tersebut Babbie, 2004: 185 dalam Wahyuni dan Mulyono, 2007: 73. Informan dari penelitian ini adalah orang yang memahami tentang LMDH “Mina Wana Lestari” dan pengelolaan tambak ramah lingkungan model empang-parit di daerah Sedari. Informan yang dipilh dalam penelitian ini adalah Asisten Perhutani Asper BKPH Cikiong, Ketua LMDH “Mina Wana Lestari”, serta tokoh masyarakat Desa Sedari. Namun, tidak menutup kemungkinan beberapa orang dari pihak masyarakat dan Perum Perhutani juga dimintai keterangan berhubungan dengan penelitian. Informan ini diperlukan sebagai pemberi informasi tambahan berkaitan dengan penelitian. Hal ini karena dalam penelitian dimungkinkan adanya informasi yang tidak tersirat dalam kuesioner namun dibutuhkan sehingga dapat digunakan Pe neliti sebagai bahan pertimbangan dalam menginterpretasi data.

3.5 Metode Pengumpulan Data