Hubungan Persepsi dan Partisipasi

2.10 Hubungan Persepsi dan Partisipasi

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, persepsi dan partisipasi memiliki hubungan. Susiatik 1998, Haryanto 2003, Zulfarina 2003, Erwina 2005, dan Kholiq 2009 mengemukakan dalam penelitiannya bahwa persepsi masyarakat berhubungan positif dengan tingkat partisipasinya. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi dan partisipasi dalam beberapa kegiatan pembangunan memiliki hubungan. Namun, berbeda halnya dengan penelitian Amrijono 1993, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa persepsi dan sikap masyarakat dalam menanggapi keberadaan taman lingkungan berkorelasi negatif pada tumbuhnya partisipasi masyarakat untuk memanfaatkan lingkungan. Hal ini menurutnya karena ada variabel luar yang tidak ikut diteliti namun berpengaruh pada partisipasi masyarakat tersebut. Oleh karena itu, penelitian tentang hubungan persepsi dan partisipasi masih perlu dilakukan untuk melihat sejauh mana kedua konsep ini berhubungan. Persepsi masyarakat mengenai hutan mangrove perlu dikaji untuk dilihat hubungannya terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan tambak ramah lingkungan model empang-parit. Hutan mangrove cenderung masih dipersepsikan salah karena hutan mangrove sering diklasifikasikan sebagai lahan kosong yang tidak memiliki manfaat sehingga lebih baik dikonversi menjadi pertambakan Murdiyanto, 2003. Pemerintah dan masyarakat cenderung tidak memikirkan aspek ekologi dalam mengelola wilayah pesisir. Pemerintah memilik i persepsi terhadap penentuan prioritas penggunaan wilayah pesisir pada kegiatan industri aspek ekonomi. Sementara itu, masyarakat lebih dominan dalam kegiatan tambak karena aspek sosial dimana tambak merupakan tradisi turun temurun Sugiarti, 2000 ditambah lagi dengan pemenuhan kebutuhan yang semakin sulit dan udang menjadi primadona pada tahun 1980an sehingga tambak menjadi marak dan yang menjadi korbannya adalah hutan mangrove. Pengelolaan tambak ramah lingkungan model empang-parit merupakan pengelolaan tambak yang mengutamakan kelestarian mangrove karena proporsi rabak bagian yang ditanami hutan payau lebih besar dari bagian caren bagian pemeliharaan ikan sesuai pada Gambar 1. Tujuan dari pengelolaan tambak ramah lingkungan model empang-parit ini pun adalah menuju suatu tegakan hutan yang berbasis ekosistem, yaitu kondisi hutan yang memiliki manfaat secara ekonomi, ekologi, dan sosial. Oleh karena itu, kajian persepsi pesanggem mengenai hutan mangrove penting dilakukan untuk menjelaskan partisipas i pesanggem dalam pengelolaan tambak ramah lingkungan model empang-parit. Penelitian ini mencoba untuk menganalisis hubungan korelasi antara variabel tersebut.

2.11 Kerangka Pe mikiran