Hipotesis Penelitian Definisi Operasional

dapat menilai apakah partisipasi pesanggem dalam pengelolaan tambak ramah lingkungan model empang-parit adalah rendah atau tinggi. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat tiap tahapan partisipasi berasal dari Naskah perjanjian kerjasama PHBM Plus antara Perum Perhutani KPH Purwakarta dengan LMDH “Mina Wana Lestari” 2007 tentang pelaksanaan pengelolaan tambak ramah lingkungan model empang-parit. Persepsi pesanggem mengenai ekosistem hutan mangrove, persepsi pesanggem mengenai fungsi ekologi hutan mangrove, dan persepsi pesanggem mengenai fungsi sosial ekonomi hutan mangrove dilihat hubungan korelasinya dengan partisipasi pesanggem dalam pengelolaan tambak ramah lingkungan model empang parit. Analisis hubungan variabel ini penting dilakukan bagi peningkatan partisipasi pesanggem dalam kegiatan pembangunan yang diadakan Perum Perhutani. Apabila memang berhubungan, maka salah satu usaha yang dapat ditempuh oleh Perum Perhutani agar pesanggem berpartisipasi aktif dalam pengelolaan tambak ramah lingkungan dan melestarikan mangrove adalah dengan memperbaiki persepsi pesanggem terhadap hutan mangrove. Dengan berpartisipasi secara aktif dalam pengelolaan tambak ramah lingkungan model empang-parit, yaitu mengikuti setiap bentuk tahapan dengan baik, pesanggem mendapatkan manfaat ganda, yaitu mendapatkan manfaat langsung dari hutan mangrove dan dapat memelihara ikan atau udang di tambak.

2.12 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran pada Gambar 2. yang telah dibuat, penelitian ini memiliki hipotesis: Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi pesanggem mengenai hutan mangrove dengan partisipasi pesanggem dalam pengelolaan tambak ramah lingkungan model empang-parit.

2.13 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan dan mengukur suatu variabel dalam penelitian. Definisi operasional penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Definisi Operasional Variabel Persepsi Mengenai Hutan Mangrove dan Partisipasi dalam Pengelolaan Tambak Mangrove Ramah Lingkungan Model Empang-Parit 1. Pe rsepsi Mengenai Ekosistem Hutan Mangrove a. Hutan mangrove terdiri dari berbagai spesies tunbuhan. b. Hutan mangrove terdiri dari berbagai spesies hewan. c. Hutan mangrove terdiri dari ko mponen abiotik. d. Hutan mangrove me miliki habitat hanya di wilayah pesisir. 2. Pe rsepsi Mengenai Fungsi Eko logi Hutan Mangrove Penila ian dan pandangan responden mengenai ekosistem hutan mangrove. Penila ian dan pandangan responden bahwa hutan mangrove terdiri dari berbagai spesies tumbuhan yang unik. Penila ian dan pandangan responden bahwa hutan mangrove terdiri dari berbagai spesies hewan. Penila ian dan pandangan responden bahwa hutan mangrove terdiri dari tanah, air, dan udara yang me miliki fungsi tertentu. Penila ian dan pandangan responden bahwa hutan mangrove me miliki habitat hanya di wilayah pesisir. Penila ian dan pandangan responden mengenai fungsi ekologi hutan mangrove. 1. Negatif 8-19 2. Positif 20-32 SS 4; CS 3; KS 2; STS 1 SS 4; CS 3; KS 2; STS 1 SS 4; CS 3; KS 2; STS 1 SS 4; CS 3; KS 2; STS 1 1. Negatif 18-44 2. Positif 45-72 Ordina l Ordina l 8 2 3 1 2 18 Ska la Pengukuran Kategori Skor VariabelIndikator Definisi Jumlah Pe rnyataan 22 a. Melindungi garis pantai dari erosi, gelo mbang laut, dan angin topan. b. Mempercepat pembentukan tanah. c. Mengendalikan banjir. d. Menstabilkan tanah e.Sebagai plasma nutfah dan habitat berbagai organisme. f. Feeding ground, nursery ground, spawning ground berbagai hewan terutama larva ikan dan udang. 3. Persepsi Mengenai Fungsi Sosial-e konomi Hutan Mangrove. a. Hasil kayu-kayu bernilai ekonomi. Penila ian dan pandangan responden bahwa hutan mangrove me lindungi garis pantai dari e rosi, gelo mbang laut, dan angin topan. Penila ian dan pandangan responden bahwa hutan mangrove me mpe rcepat pembentukan tanah. Penila ian dan pandangan responden bahwa hutan mangrove dapat mencegah terjadinya banjir. Penila ian dan pandangan responden bahwa hutan mangrove menangkap dan me merangkap endapan material dari darat yang terbawa air sungai ke laut. Penila ian dan pandangan responden bahwa hutan mangrove sebagai tempat keanekaraga man hayati bagi berbagai ma khlu k hidup. Penila ian dan pandangan responden bahwa hutan mangrove sebagai tempat mencari makan, pe me liharaan, pe mijahan, perlindungan berbagai hewan terutama ikan dan udang. Penila ian dan pandangan responden mengenai fungsi sosial- ekonomi hutan mangrove. Penila ian dan pandangan responden bahwa hutan mangrove menghasilkan kayu-kayu bernila i e konomi. Ordina l SS 4; CS 3; KS 2; STS 1 SS 4; CS 3; KS 2; STS 1 SS 4; CS 3; KS 2; STS 1 SS 4; CS 3; KS 2; STS 1 SS 4; CS 3; KS 2; STS 1 SS 4; CS 3; KS 2; STS 1 1. Negatif 6-15 2. Positif 16-24 SS 4; CS 3; KS 2; STS 1 6 2 2 2 3 3 6 2 Ska la Pengukuran Kategori Skor VariabelIndikator Definisi Jumlah Pe rnyataan 23 b. Bahan baku pembuatan kertas. c. Sarana re kreasi. d. Te mpat pemijahan ikan dan udang 4. Pa rtisipasi Tahap Perencanaan Pengelolaan Tamba k Mangrove. a. Penentuan ketua dan pengurus LMDH sebagai le mbaga pengelola tingkat masyarakat. b. Ke ikutsertaan pada setiap pertemuan. c. Penentuan luas tambak, letak parit, rabak, dan jenis ikan yang dibudidayakan. Penila ian dan pandangan responden bahwa hutan mangrove penghasil bahan baku pembuatan kertas. Penila ian dan pandangan responden bahwa hutan mangrove dapat dijadikan te mpat re kreasi. Penila ian dan pandangan responden bahwa hutan mangrove me rupakan te mpat berke mbang biak benih ikan dan udang yang dapat digunakan untuk benih di ta mbak. Tingkat keterlibatan responden dalam proses perencanaan pengelolaan tambak ra mah lingkungan model e mpang -parit . Tingkat keterlibatan responden dalam proses penentuan ketua dan pengurus LMDH sebagai le mbaga pengelola tambak ra mah lingkungan tingkat masyarakat. Tingkat keterlibatan responden dalam perte muan awa l tahun me mbahas naskah perjanjian. Tingkat keterlibatan responden dalam proses penentuan luas tambak, letak parit, rabak, dan jenis ikan yang dibudidayakan. Ordina l SS 4; CS 3; KS 2; STS 1 SS 4; CS 3; KS 2; STS 1 SS 4; CS 3; KS 2; STS 1 1. Rendah 10-25 2. Tinggi 26-40 S 4; Sr 3; Jr 2; TP 1 S 4; Sr 3; Jr 2; TP 1 S 4; Sr 3; Jr 2; TP 1 1 1 2 10 1 1 4 Ska la Pengukuran Kategori Skor VariabelIndikator Definisi Jumlah Pe rnyataan 2 4 Variabel Indikator De fin isi Kategori Skor Ju mlah Pe rnyataan Ska la Pengukuran d. Penentuan spesies tanaman payau yang ditanam. e. Penentuan waktu pelaksanaan kegiatan. f. Penentuan sanksi. g. Penentuan sistem bagi hasil. 5. Part isipasi Tahap Pela ksanaan Pengelolaan Tamba k Mangrove. a. Pe mberantasan organisme pengganggu tanaman. b. Penyulaman tanaman payau yang mati. c. Pencegahanpelarangan perlakuan yang dapat me rusakme mat ikan tanaman payau. Tingkat keterlibatan responden dalam proses penentuan jenis tanaman payau yang ditanam pada rabak. Tingkat keterlibatan responden dalam proses penentuan waktu pela ksanaan kegiatan pengelolaan tambak. Tingkat keterlibatan responden dalam proses penentuan sanksi, denda, atau hukuman yang diberikan kepada pesanggem apabila me la kukan pelanggaran. Tingkat keterlibatan responden dalam proses penentuan sistem bagi hasil antara pesanggem dan Peru m Perhutani. Tingkat keterlibatan responden dalam proses pelaksanaan pengelolaan tambak ra mah lingkungan model e mpang -parit . Tingkat keterlibatan responden dalam proses pemberantasan hama dan penyakit tana man payau. Tingkat keterlibatan responden dalam proses penyulaman tanaman payau yang mati. Tingkat keterlibatan responden dalam proses pencegahanpelarangan kepada setiap pihak yang akan me rusakme mat ikan tanaman payau. Ordina l S 4; Sr 3; Jr 2; TP 1 S 4; Sr 3; Jr 2; TP 1 S 4; Sr 3; Jr 2; TP 1 S 4; Sr 3; Jr 2; TP 1 1. Rendah 8-20 2. Tinggi 21-32 S 4; Sr 3; Jr 2; TP 1 S 4; Sr 3; Jr 2; TP 1 S 4; Sr 3; Jr 2; TP 1 1 1 1 1 8 4 1 2 2 5 Ke terangan Skala Likert: SS Sangat Setuju; CS Cukup Setuju; KS Kurang Setuju; STS Sangat Tida k Setuju; S Sela lu; Sr Sering; Jr Jarang; TP Tidak Pernah Ska la Pengukuran Kategori Skor VariabelIndikator Definisi Jumlah Pe rnyataan d. Pe mbayaran bagi hasil kepada pihak pertama sesuai kesepakatan awal. 6. Part isipasi Tahap Monitoring Pengelolaan Tamba k Mangrove. a. Pe mantauan jalannya pengelolaan tambak. b. Pelaporan masalah-masalah yang terjadi pada pengelolaan tambak. c. Pe mberian kritik dan saran terhadap pihak Peru m Perhutani. 7. Part isipasi Tahap Menikmati Hasil Pengelolaan Ta mba k Mangrove. a. Penerimaan andil garapan. b. Penerimaan hasil panen tambak Tingkat keterlibatan responden dalam proses pembayaran bagi hasil kepada Peru m Pe rhutani. Tingkat keterlibatan responden dalam proses monitoringevaluasi pengelolaan tambak ra mah lingkungan model e mpang -parit . Tingkat keterlibatan responden dalam proses pemantauan jalannya pengelolaan tamba k. Tingkat keterlibatan responden dalam proses pelaporan apabila ada masalah-masalah di lapangan berka itan pengelolaan tambak. Tingkat keterlibatan responden dalam me mberikan krit ik dan saran kepada Perum Pe rhutani sebagai perbaikan pengelolaan tambak. Tingkat keterlibatan responden dalam proses menikmat i hasil pengelolaan tambak ra mah lingkungan model e mpang -parit . Tingkat keterlibatan responden dalam proses penerimaan luas lahan garapan sesuai dengan keinginan dan ke ma mpuan mere ka. Tingkat keterlibatan responden dalam menerima seluruh hasil panen dari tamba k yang dike lola. Ordina l Ordina l S 4; Sr 3; Jr 2; TP 1 1. Rendah 10-25 2. Tinggi 26-40 S 4; Sr 3; Jr 2; TP 1 S 4; Sr 3; Jr 2; TP 1 S 4; Sr 3; Jr 2; TP 1 1. Rendah 2-5 2. Tinggi 6-8 S 4; Sr 3; Jr 2; TP 1 S 4; Sr 3; Jr 2; TP 1 1 10 1 3 6 2 1 1 2 6

BAB III PENDEKATAN LAPANG

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive, yaitu di Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, pada bulan Juni-Juli 2010. Alasan pemilihan lokasi tersebut, yaitu: a Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, merupakan salah satu wilayah di daerah Jawa Barat yang masih memiliki areal mangrove. Luas petak mangrove yang merupakan pangkuan desa tersebut seluas 2.840,95 hektar yang dipercayakan kepada Perum Perhut ani untuk dikelola bersama LMDH “Mina Wana Lestari”. b LMDH “Mina Wana Lestari” merupakan LMDH yang telah mengadakan perjanjian PHBM Plus dengan Perum Perhutani pada tahun 2007. LMDH ini dibentuk di Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Kerjasama yang dilakukan salah satunya adalah pengelolaan tambak ramah lingkungan model empang-parit yang sudah berjalan tiga tahun. Namun dalam realisasinya, pengelolaan tambak ramah lingkungan tersebut ternyata memiliki masalah utama, yaitu partisipasi anggota LMDH yang kurang seperti dikatakan oleh ketua LMDH “Mina Wana Lestari”. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian “Persepsi Pesanggem Mengenai Hutan Mangrove dan Partisipasi Pesanggem dalam Pengelolaan Tambak Ramah Lingkungan Model Empang-Parit ” untuk mengetahui sebenarnya bagaimana persepsi pesanggem mengenai hutan mangrove dan apakah ada hubungannya terhadap partisipasi pesanggem dalam pengelolaan tambak ramah lingkungan model empang-parit.

3.2 Tipe penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskripsi korelasi. Masing- masing variabel dijelaskan secara deskriptif dan dicari hubungan antar variabel tersebut. Persepsi pesanggem mengenai hutan mangrove yang didefinisikan menjadi tiga variabel masing- masing dianalisis secara deskriptif. Sementara itu, partisipasi pesanggem