Deskripsi Persepsi Responden Mengenai Ekosistem Hutan Mangrove

BAB VI PERSEPSI RESPONDEN MENGENAI HUTAN MANGROVE

Persepsi responden dalam penelitian ini adalah penilaian dan pandangan responden mengenai hutan mangrove berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka selama ini karena hidup dan tinggal di lingkungan hutan mangrove. Persepsi responden mengenai hutan mangrove dalam penelitian ini didefinisikan menjadi tiga variabel, yaitu: 1 persepsi responden mengenai ekosistem hutan mangrove; 2 persepsi responden mengenai fungsi ekologi hutan mangrove; dan 3 persepsi responden mengenai fungsi sosial-ekonomi hutan mangrove. Masing- masing variabel tersebut terdiri dari beberapa indikator yang digunakan agar variabel tersebut dapat diukur dimana indikator tersebut dirujuk dari teori- teori tentang hutan mangrove yang telah berkembang. Masing- masing variabel dijelaskan secara deskriptif.

6.1 Deskripsi Persepsi Responden Mengenai Ekosistem Hutan Mangrove

Hutan mangrove merupakan suatu ekosistem dimana terdapat makhluk hidup komponen biotik dan berbagai komponen abiotik seperti udara, air, batu, dan tanah. Selain itu, hutan mangrove juga memiliki habitat khas yaitu di wilayah pesisir daerah tropis. Oleh karena itu, variabel persepsi responden mengenai ekosistem hutan mangrove perlu diukur sebagai salah satu cara untuk mengetahui persepsi responden mengenai hutan mangrove dimana hutan mangrove adalah lingkungan tempat mereka tinggal. Tabel 8. Frekuensi Persepsi Responden Mengenai Ekosistem Hutan Mangrove Kategori Persepsi Jumlah Responden orang Presentase Negatif 2 2,86 Positif 68 97,14 Total 70 100 Sumber: Data primer diolah Sebagian besar responden memiliki persepsi positif mengenai ekosistem hutan mangrove. Dapat dilihat pada Tabel 8 bahwa sebesar 97,14 persen responden memiliki persepsi positif mengenai ekosistem hutan mangrove. Sementara itu, hanya sebesar 2,86 persen saja yang memiliki persepsi negatif mengenai ekosistem hutan mangrove. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pesanggem di LMDH Mina Wana Lestari memiliki persepsi positif mengenai ekosistem hutan mangrove. Sebagian besar responden memang telah mengenal baik ekosistem hutan mangrove yang telah menjadi lingkungan mereka selama bertahun-tahun. Mereka mengetahui kondisi fisik ekosistem hutan mangrove karena sehari- hari berinteraksi dengan hutan mangrove. Dapat dilihat pada Tabel 9 bahwa nilai rataan skor untuk masing- masing indikator persepsi tergolong tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki persepsi positif pada tiap indikator yang diukur. Hal ini seperti yang telah dikemukakan oleh salah satu narasumber Wjn, 38. “Di Bako-bako emang banyak sasatoan kaya manuk, ular, terus juga pohon-pohon kaya api-api, pidada, bako, dan lain-lain ... Kalo tanah, air, angin, pasti ada, tapi batu mah jarang.” Tabel 9. Nilai Rataan Skor Indikator Persepsi Responden Mengenai Ekosistem Hutan Mangrove Indikator Persepsi Nilai Rataan Skor Hutan mangrove terdiri dari banyak spesies tumbuhan 3 Hutan mangrove terdiri dari banyak spesies hewan 3,15 Hutan mangrove terdiri dari komponen abiotik 2,89 Hutan mangrove memiliki habitat di wilayah pesisir 3,50 Sumber: Data primer diolah Keterangan: Nilai rataan skor 1,00 - 2,49 tergolong rendah; Nilai rataan sk or 2,50 – 4,00 tergolong tinggi. Spesies tumbuhan yang berkembang pada ekosistem mangrove di Desa Sedari berturut-turut dari yang paling dominan adalah bakau Rhizopora spp., api-api Avicennia spp., dan nipah Nypa fruticans. Namun, memang nipah sudah sangat sedikit populasinya dan saat ini hampir tidak bisa ditemukan di hutan mangrove Desa Sedari. Sementara itu, hewan yang banyak terdapat di hutan mangrove Desa Sedari, yaitu: berbagai spesies ikan, kepiting, dan katak; berbagai spesies serangga seperti laba- laba, nyamuk, dan semut; beberapa spesies burung seperti Ardea sp. blekok dan bangaukuntul Egretta sp. dan Leotoptilos sp.; dan ular. Selain itu, dapat dilihat pada Tabel 10 pula bahwa sebagian besar responden memiliki persepsi bahwa hutan mangrove memiliki habitat di wilayah pesisir. Hal ini seperti yang telah dikemukakan oleh salah satu narasumber Wjn, 38. “Bako-bako mah emang di sisi pantai banyaknya, kalo di gunung atau di darat mah setau saya ga ada. Ga tumbuh pohonnya, mati. Kan harus kerendem air asin akarnya. ” Mereka pada umumnya mengetahui bahwa hutan mangrove hanya bisa hidup di wilayah pesisir pantai. Hal ini karena memang hutan mangrove hanya bisa tumbuh dan berkembang di wilayah yang memiliki kadar garam tinggi atau bersifat alkalin halofit dan terkena pengaruh pasang-surut air laut.

6.2 Deskripsi Persepsi Responden Mengenai Fungsi Ekologi Hutan Mangrove