Moeljopawiro dan Manwan 1992. Lebih lanjut dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1. Komoditas utama, seperti padi Oryza sativa, kedelai Glycine max Merr, kacang tanah Arachsis hypogeal L., jagung Zea mays L. dan sebagainya
2. Komoditas potensial, seperti sorgum Andropogon sorgum, sagu Metroxylon spp
dan sebagainya 3. Komoditas introduksi, seperti ganyong Canna edulis Ker., jawawut
Panicum viridae L., kara Dolicchos lablab L. dan sebagainya. Uluk et al. 2001 menerangkan bahwa masyarakat dayak di Taman
Nasional Kayan Mentarang memanfaatkan buah-buahan sebagai sumber vitamin yang penting dan sangat digemari. Buah-buahan yang dimanfaatkan oleh
masyarakat dayak diantaranya adalah Durio oxleyamus, Durio zibethinus, Dimocarpus longan, Nephelium lappaceum, Nephelium maingayi, Mangifera
caesia, Mangifera indica, Artocarpus integer, Artocarpus lancetifolius, Lansium domesticum, Xanthophyllum excelsa
, dan lain-lain. Rata-rata ada 8 sampai 12 jenis buah-buahan yang dipanen per keluarga per kampung. Sekitar 17 sampai
38 dipanen dari hutan liar dan selebihnya dipetik dari hasil yang ditanam di kebun.
2.1.2.5 Tumbuhan Penghasil Pakan Ternak
Tumbuhan penghasil pakan ternak adalah seluruh jenis tumbuhan yang diberikan kepada hewan pemeliharaan baik langsung maupun dicampur. Menurut
Manetje dan Jones 1992 dalam Kartikawati 2004, pakan ternak adalah tanaman konsentrasi rendah dan mudah dicerna yang merupakan penghasil pakan
bagi satwa herbivora. Jenis ini bisa dibudidayakan dan mudah dijumpai. Misalnya di padang rumput, pematang sawah, tebing, dan tanaman penutup pada
perkebunan. Salah satu jenisnya adalah rumput pahit Axonopus compressus. Menurut Sutarno 1996, jenis yang diperuntukan penghasil pakan perlu
memiliki sifat menghasilkan daun dan polong yang disukai hewan untuk dimakan, tahan terhadap pemotongan, pemangkasan, dan peluruh, tumbuh cepat terutama
pada awal pertumbuhan, mudah menyesuaikan terhadap perbedaan tempat dan lingkungan tahan terhadap naungan berat apabila ditanam bersama jenis yang
yang lain, meningkatkan kesuburan tanah dan tahan terhadap perusakan oleh hama, penyakit dan hewan.
2.1.2.6 Tumbuhan Penghasil Pestisida Nabati
Pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan yang dapat digunakan untuk mengendalikan organisme
pengganggu tumbuhan. Pestisida nabati ini bisa sebagai penolak, penarik, antifertilitas pemandul, pembunuh dan bentuk lainnya.
Pestisida nabati adalah racun hama yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang
terbatas Arafah 2005. Pestisida nabati merupakan bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan untuk mengendalikan mikroorganisme
pengganggu tumbuhan atau tanaman. Fungsinya bisa sebagai penolak, penarik, pemandul, pembunuh dan bentuk lainnya.
Menurut Asdyanasari 2009, tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok, yaitu:
1. Kelompok tumbuhan insektisida nabati adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama insekta. Contoh tumbuhan dari
kelompok ini adalah: piretrium, aglaia, babadotan, bengkuang, bitung, jaringau, saga, serai, sirsak dan srikaya.
2. Kelompok tumbuhan antraktan atau pemikat adalah tumbuhan yang menghasilkan suatu bahan kimia yang menyerupai sex pheromon pada
serangga betina. Bahan kimia tersebut akan menarik serangga jantan, khususnya hama lalat buah dari jenis Bactrocera dorsalis. Contoh tumbuhan
dari kelompok ini adalah daun wangi dan selasih. 3. Kelompok tumbuhan rodentisida nabati adalah kelompok tumbuhan yang
menghasilkan pestisida pengendali hama rodentia. Tumbuh-tumbuhan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai penekan kelahiran efek aborsi atau
kontrasepsi dan penekan populasi dengan cara meracuninya. Tumbuhan yang termasuk kelompok penekan kelahiran umumnya mengandung steroid,
sedangkan yang tergolong penekan populasi biasanya mengandung alkaloid. Dua jenis tumbuhan yang sering digunakan sebagai rodentisida nabati adalah
jenis gadung KB dan gadung racun.
4. Kelompok tumbuhan moluskisida adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama moluska. Beberapa tanaman
menimbulkan pengaruh moluskisida, diantaranya: daun sembung, akar tuba, patah tulang dan tefrosia kacang babi.
5. Kelompok tumbuhan pestisida serba guna adalah kelompok tumbuhan yang tidak berfungsi hanya satu jenis saja, misalnya insektisida saja, tetapi juga
berfungsi sebagai fungisida, bakterisida, moluskisida, nematisida dan lainnya. Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah: jambu mete, lada, mimba, mindi,
tembakau dan cengkih.
2.1.2.7 Tumbuhan Bahan Pewarna dan Tanin