Tumbuhan penghasil tali, anyaman, dan kerajinan

4 Aquilaria malaccensis Lamk. Gaharu, kayu garu batang Adat 5 Tetrastigma sp. Tetrastigma batang upacara kelahiran 6 Ficus callosa Willd. Beringin daun besar Daun Penangkal guna- guna Anggota spesies dari kelompok famili Arecaceae pada areal ijin yang dapat digunakan untuk ritual adat adalah pinang Areca catechu, enau Arenga pinnata , dan nibung Oncosperma filamentosum. Pinang merupakan spesies tumbuhan yang dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian tempat 1500 m dpl. Perbanyakan spesies tumbuhan ini diperoleh dengan bijinya. Sedangkan untuk spesies nibung dapat dilakukan perbanyakan dengan anakan dan biji. Spesies ini tumbuh di dataran rendah pada tanah yang beriklim lembab dengan ketinggian tempat 0-500 m dpl. Ritual adat pada masyarakat sekitar areal ijin dapat menggunakan spesies tumbuhan yang telah teridentifikasi untuk kepentingan tersebut. Habitus yang mendominasi untuk kelompok kegunaan ini adalah pada habitus pohon 12 spesies diikuti oleh herba 4 spesies dan liana 1 spesies. Tumbuhan untuk ritual adat tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat sekitar hutan. Oleh karena itu diperlukan perhatian yang khusus untuk melestarikan spesies-spesies ini agar kebudayaan yang melekat pada masyarakat tidak hilang.

5.2.1.11 Tumbuhan penghasil tali, anyaman, dan kerajinan

Kehidupan masyarakat sekitar areal studi tidak dapat dipisahkan dengan pembuatan kerajinan dan anyaman untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tercatat sebanyak 46 spesies tumbuhan penghasil tali, anyaman, dan kerajinan yang dikelompokkan kedalam 24 famili tumbuhan. famili dengan jumlah spesies terbanyak adalah famili Arecaceae sebanyak 12 spesies. Umumnya spesies yang termasuk kategori ini dimanfaatkan batang dan daunnya untuk menghasilkan anyaman atau kerajinan dan tali temali. Beberapa spesies Penghasil tali, anyaman, dan kerajinan disajikan pada Tabel 28. Daftar lengkap spesies tumbuhan Penghasil tali, anyaman, dan kerajinan dapat dilihat pada Lampiran 19. Tabel 27 Beberapa spesies penghasil tali, anyaman, dan kerajinan No. Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yang digunakan Macam Penggunaan 1 Lepironia mucronata Purun tikus Batang Tikar No. Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian yang digunakan Macam Penggunaan L.C. Richard 2 Pandanus caricosus Selingsing buaya Daun Tikar 3 Santiria griffithii Hk.f. Engl. Kedondong hutan Batang Sarung parang 4 Lophopetalum wrightienum Arnott. Nanasi, nasi Batang Sumpit 5 Dialium hydnocarpioides De Wit. Keranji Batang Sarung parang 6 Schizostachyum blumei Nees. Bambu wuluh Batang Tampah, Bubu 7 Stenoclaena palustris Bedd. Paku pandih, paku pandih Batang Ikat pinggang Dominasi habitus terlihat pada habitus pohon yaitu sebanyak 22 spesies atau sebesar 47,82 tumbuhan penghasil tali, anyaman, dan kerajinan. Habitus lainnya adalah herba dan liana sebanyak 9 spesies atau sebesar 19,56. Sedangkan untuk habitus palem dan epifit masing-masing memiliki perwakilan spesies sebanyak 3 spesies atau sebesar 6,52. Spesies yang bernama lokal paku pandih Stenoclaena palustris merupakan habitus epifit yang dapat digunakan sebagai ikat pinggang. Pengolahan bahan tali, anyaman, dan kerajinan membutuhkan keahlian dan pengetahuan untuk menjadikannya sebagai anyaman ataupun kerajinan. Umumnya diperlukan keahlian dan keterampilan khusus untuk mengolah spesies tumbuhan menjadi bahan tali, anyaman, dan kerajinan. Selingsing buaya Pandanus caricosus misalnya, daunnya dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan tikar. Spesies yang tumbuh dengan baik pada ketinggian tempat hingga 500 m di tepi sungai, di tepi rawa, dengan kondisi tanah yang lembab ini diolah dengan menjalin daun-daunnya hingga menjadi sebuah tikar. Untuk teknik budidayanya, spesies yang berhabitus herba ini dapat diperbanyak dengan cara mengambil anakan langsung dari alam.

5.5.12 Tumbuhan Penghasil Kayu Bakar

Dokumen yang terkait

Manajemen panen perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Sari Lembah Subur, Astra Agro Lestari, Riau

0 13 87

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan PT.Sari Aditya Loka 1 (PT.Astra Agro Lestari Tbk) Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi

2 19 5

Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT Agro Lestari di Cibogo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

15 59 141

Manajemen panen perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Sari Lembah Subur, Astra Agro Lestari, Riau.

0 17 165

Manajemen Panen Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Sari Lembah Subur, Astra Agro Lestari, Riau.

1 40 87

Potential of Useful Plants of HCV (High Conservation Value) Area in Palm Plantation Areas at Kapuas Hulu District, West Kalimantan Province (Case Study at PT Sawit Kapuas Kencana, PT Paramitra Internusa Pratama and PT Persada Graha Mandiri).

2 52 180

Manajemen panen perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Sari Lembah Subur, Astra Agro Lestari, Riau

0 5 150

Pengelolaan panen di perkebunan kelapa sawit PT. Gunung Sejahtera Puti Pesona (GSPP), Astra Agro Lestari, Desa Arga Mulya, Kalimantan Tengah

1 28 119

Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Bagan Kusik Estate, PT Harapan Sawit Lestari, Ketapang, Kalimantan Barat

0 2 57

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Go Public di Indonesia (Kasus PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Sampoerna Agro Tbk, PT PP London Sumatera Indonesia Tbk, PT Tunas Baru Lampung Tbk, dan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk

5 39 86