banyaknya bangunan, maka banyak tumbuhan obat menjadi hilang dari habitatnya.
Menurut Zuhud dan Haryanto 1994 tumbuhan obat adalah seluruh spesies tumbuhan obat yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat obat,
yang dikelompokan menjadi : 1 tumbuhan obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercaya masyarakat mempunyai khasiat obat dan
telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional, 2 tumbuhan obat modern, yaitu spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung
senyawabahan bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis, dan 3 tumbuhan obat potensial, yaitu
spesies tumbuhan yang diduga mengandung senyawabahan bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan secara ilmiah atau penggunaannya
sebagai bahan obat tradisional. Zuhud dan Haryanto 1994 menambahkan bahwa tumbuhan obat merupakan salah satu komponen penting dalam pengobatan
tradisional yang telah digunakan sejak lama di Indonesia. Upaya pencarian tumbuhan berkhasiat obat telah lama dilakukan, baik
untuk mencari senyawa baru ataupun menambah keanekaragaman senyawa yang telah ada. Pencarian tersebut dilakukan dengan berbagai pendekatan secara
empiris, etnobotani, dan etnofarmakologi Djauhariya dan Hernani 2004. Sangat dan Larashati 2002 menyatakan Penggunaan tumbuhan obat didalam kehidupan
masyarakat tradisional masih tergolong tinggi. Masyarakat menggunakan tumbuhan obat sebagai bahan baku dari jamu untuk menjadikannya sebagai
bagian dari pengobatan herbal.
2.1.2.2 Tumbuhan Hias
Tanaman hias merupakan salah satu komoditi hortikultura non pangan yang digolongkan sebagai holtikultur. Kehidupan sehari-hari komoditas ini
dibudidayakan untuk menikmati keindahannya. Tumbuhan hias merupakan komoditi hortikultura non-pangan yang digolongkan ke dalam hortikultur, dalam
kehidupan sehari-hari dibudidayakan untuk hiasan dalam dan luar rumah Arafah 2005.
2.1.2.3 Tumbuhan Aromatik
Tumbuhan aromatik dapat juga disebut tumbuhan penghasil minyak atsiri. Tumbuhan penghasil minyak atsiri memiliki ciri bau dan aroma karena
fungsinya yang paling luas dan umum diminati adalah sebagai pengharum, baik sebagai parfum, kosmetik, pengharum ruangan, pengharum sabun, pasta gigi,
pemberi rasa pada makanan maupun pada produk rumah tangga lainnya. Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara ekstraksi atau penyulingan dari bagian-bagian
tumbuhan Agusta 2000 dalam Kartikawati 2004 Tumbuhan penghasil aroma atau wangi-wangian dikenal dengan istilah
penghasil minyak atsiri. Tumbuhan ini memiliki ciri-ciri berbau dan aroma karena fungsi utamanya adalah sebagai pengharum baik parfum, kosmetik, penyegar
ruangan, sabun, pasta gigi, pemberi rasa pada makanan maupun produk rumah tangga Kartikawati 2004.
Tanaman penghasil minyak atsiri termasuk dalam family Pinaceae, Labiateae, Comporitae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Umbelliferaceae. Minyak
atsiri bersumber dari setiap bagian tanaman yaitu daun, bunga, buah, biji, batang, kulit, akar atau umbi rhizoma, yang merupakan bahan baku produk farmasi dan
kosmetik alamiah disamping digunakan sebagi kandungan dalam bumbu maupun pewangi flavour and fragrance ingredients. Beberapa jenis tumbuhan penghasil
aroma adalah jahe Zingiber officinalle, kenanga Cananga odorata, kayu manis Cinnamomomum burmanii dan sebagainya.
2.1.2.4 Tumbuhan Penghasil Pangan
Tumbuhan pangan adalah kebutuhan vital dalam kehidupan manusia. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa tumbuhan pangan adalah
segala sesuatu yang tumbuh, hidup, berbatang, berakar, berdaun, dan dapat dimakan atau dikonsumsi oleh manusia jika dimakan ternak dinamakan pakan.
Jenis penghasil pangan yaitu tumbuhan yang mengadung karbohidrat, sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan.
Tanaman pangan di Indonesia ada yang memiliki daerah penyebaran khususnya hanya terdapat di daerah tertentu karena perbedaan iklim dan ada yang
menyeluruh. Demikian pula dengan penggunaannya, selain memenuhi kebutuhan pangan dengan berbagai bentuk, digunakan pula untuk kepentingan lain
Moeljopawiro dan Manwan 1992. Lebih lanjut dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1. Komoditas utama, seperti padi Oryza sativa, kedelai Glycine max Merr, kacang tanah Arachsis hypogeal L., jagung Zea mays L. dan sebagainya
2. Komoditas potensial, seperti sorgum Andropogon sorgum, sagu Metroxylon spp
dan sebagainya 3. Komoditas introduksi, seperti ganyong Canna edulis Ker., jawawut
Panicum viridae L., kara Dolicchos lablab L. dan sebagainya. Uluk et al. 2001 menerangkan bahwa masyarakat dayak di Taman
Nasional Kayan Mentarang memanfaatkan buah-buahan sebagai sumber vitamin yang penting dan sangat digemari. Buah-buahan yang dimanfaatkan oleh
masyarakat dayak diantaranya adalah Durio oxleyamus, Durio zibethinus, Dimocarpus longan, Nephelium lappaceum, Nephelium maingayi, Mangifera
caesia, Mangifera indica, Artocarpus integer, Artocarpus lancetifolius, Lansium domesticum, Xanthophyllum excelsa
, dan lain-lain. Rata-rata ada 8 sampai 12 jenis buah-buahan yang dipanen per keluarga per kampung. Sekitar 17 sampai
38 dipanen dari hutan liar dan selebihnya dipetik dari hasil yang ditanam di kebun.
2.1.2.5 Tumbuhan Penghasil Pakan Ternak