PT. Lanang Agro Bersatu

5 =SS Keluang 6 = SS Perasan Bikuk 7 = SS Minyak 8 = SS Pakit 9 = SS Penyebrangan 10 = SS Asahan Sambar 11 = SS Melajau 12 = SS Sanuwansi 13 =SS Siangsahan 14 = SS Puayan 15 =SS Pengkayasan 16 = KSMA Lingsungan 17 =KSMA Sedawak 18 = KSMA Perasan Bikuk 19 =Bukit Besar 20 = Bukit Ibul 21 =Bukit Engkabang 22 = Areal Enclave Blok E31 23 =Areal Enclave Lingkaran Kuning Keterangan Status Tumbuhan: D = Dilindungi TD = Tidak dilindungi TT = Tidak Terdaftar App. = Appendix LR = Low Risk Resiko rendah CR = Critically Endangered Terancam hampir punah VU = Vulnerable Rawan Spesies yang dikategorikan kedalam Vulnerable Rawan oleh IUCN adalah bulian Eusideroxylon zwageri, pekawai Durio kutenjensis, dan gaharu Aquilaria malaccensis. Sedangkan untuk kategori Critical Endangered terancam hampir punah terdapat dua spesies yang ditemukan pada areal ijin ini yaitu belangiran Shorea balangeran dan keruing Dipterocarpus grandiflorus. Dua spesies tersebut digunakan bagian batangnya untuk bahan bangunan khususnya pondasi rumah. Hal ini dapat dijadikan acuan untuk dilakukan usaha pelestarian dari kedua spesies yang terancam hampir punah tersebut karena pemanfaatan bagian batang dapat mematikan tumbuhannya.

5.1.3 PT. Lanang Agro Bersatu

Kekayaan spesies tumbuhan berguna pada areal ijin PT. Lanang Agro Bersatu tercatat sebanyak 300 spesies tumbuhan berguna yang dikelompokkan kedalam 83 famili dan tersebar pada 7 habitus tumbuhan. Berdasarkan tipe ekosistemnya, areal ijin ini hanya memiliki satu tipe ekosistem yaitu hutan dataran rendah Tabel 11. Hutan dataran rendah pada areal ijin memiliki tiga sebaran habitat spesies tumbuhan yaitu sempadan sungai, kawasan sekitar mata air, dan areal lainnya Areal Konservasi Blok-1 sampai Areal Konservasi Blok-16. Titik sebaran spesies pada hutan dataran rendah tersebar kedalam 55 areal pengamatan dengan rincian sebagai berikut: sebanyak 31 sempadan sungai, delapan areal pengamatan kawasan sekitar mata air, dan 16 areal pengamatan lainnya. Spesies yang dilindungi pada areal ijin PT. Lanang Agro Bersatu tercatat sebanyak 36 spesies berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999, IUCN, maupun CITES. Sedangkan jika dikategorikan berdasarkan familinya, spesies tumbuhan yang terdapat pada areal ijin tercatat sebanyak 83 famili dengan dominasi famili yang memiliki jumlah spesies terbanyak berasal dari famili Euphorbiaceae dan Fabaceae masing sebanyak 18 spesies. Tabel 11 Sebaran spesies tumbuhan berguna di PT Lanang Agro Bersatu No Habitat Jumlah Status Tumbuhan Spesies Spesies Famili PP No. 7 Tahun 1999 CITES IUCN 1 Sempadan Sungai 206 65 4 2 25 2 Kawasan Sekitar Mata Air 126 54 3 1 11 3 Areal Lainnya 247 75 2 4 28 Jumlah total titik sebaran pada areal ijin ini adalah sebanyak 55 titik sebaran yang merupakan jumlah titik sebaran terbanyak dibandingkan dengan dua areal ijin lainnya. Titik sebaran dengan jumlah spesies terbanyak ditemukan pada titik sebaran Sempadan Sungai Laur yaitu sebanyak 122 spesies diikuti oleh Areal Konservasi Blok-10 yaitu sebanyak 121 spesies. Sedangkan lokasi dengan jumlah spesies terrendah dapat ditemukan pada titik sebaran Sempadan Sungai Toba dan Sempadan Sungai Remiang yaitu sebanyak 15 spesies. Kekayaan spesies pada titik sebaran dapat dijadikan indikator keberadaan spesies. Areal sempadan sungai teridentifikasi memiliki jumlah titik sebaran terbanyak dibandingkan areal pengamatan lainnya yaitu sebanyak 31 titik sebaran. Spesies tumbuhan yang terdapat pada sempadan sungai memiliki fungsi ekologi untuk mempertahankan kondisi sungai. Permen PU 631993 mendefinisikan sempadan sungai sebagai suatu kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk sungai buatan yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Pada areal sempadan sungai, terdapat 25 spesies khas yang hanya ditemukan pada areal tersebut. Pada areal sempadan sungai terdapat spesies khas yang memiliki fungsi ekologi penting yang tidak dapat digantikan oleh spesies lainnya yaitu tetrastigama. Anggota dari kelompok famili Vitaceae ini hanya ditemukan pada areal Sempadan Sungai Karuim dan Sempadan Sungai Keriu. Tetrastigma memiliki fungsi ekologi sebagai tumbuhan inang Rafflesia. Umumnya tumbuhan Rafflesia spp,. Tumbuh sebagai parasit pada jenis tumbuhan anggota famili Vitaceae dari marga tetrastigma Astuti et al. 2001. Jumlah titik sebaran spesies tumbuhan berguna pada kawasan sekitar mata air tercatat sebanyak 8 titik. Kawasan sekitar mata air memiliki kekayaan spesies terrendah yaitu sebanyak 128 spesies dari total spesies yang ditemukan pada areal ijin PT Lanang Agro Bersatu. Maryono 2009 menerangkan bahwa kawasan sekitar mata air memiliki manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Informasi mengenai keberadaan spesies tumbuhan berguna pada titik sebaran dapat digunakan sebagai data dasar untuk pengelolaan kawasan sekitar mata air pada areal ijin PT. Lanang Agro Bersatu. Selain itu untuk mendukung kelestarian manfaat spesies tumbuhan berguna pada areal ijin, informasi mengenai teknik pemanfaatan dan usaha budidaya dapat dipelajari lebih lanjut agar kelestarian spesies tumbuhan berguna dapat terjamin. Klasifikasi areal lainnya pada areal ijin ini merupakan Areal Konservasi Blok-1 sampai Areal Konservasi Blok-16. Klasifikasi areal ini untuk memudahkan pembagian kelompok habitat spesies tumbuhan berguna pada areal ijin. Untuk titik sebaran pada areal lainnya tercatat sebanyak 16 titik yang terdapat di ekosistem hutan dataran rendah. Titik sebaran yang memiliki jumlah spesies terbanyak adalah Areal Konservasi Blok-11 dan Areal Konservasi Blok-12 sebanyak 79 spesies. Kekayaan spesies pada areal ini tercatat sebanyak 248 spesies atau sebesar 82,67. Hal ini menunjukkan bahwa areal ini merupakan areal yang memiliki kekayaan spesies tertinggi dibandingkan dengan dua areal lainnya sempadan sungai dan kawasan sekitar mata air. Areal Konservasi Blok-8 dan Areal Konservasi Blok-9 memiliki kekayaan spesies terrendah dibandingkan areal lainnya yaitu sebanyak 44 spesies. Spesies yang terdapat pada dua areal ini salah satunya adalah pelawan putih Tristania maingayi yang hanya ditemukan pada tiga titik sebaran. Areal konservasi merupakan areal yang dikhususkan untuk kegiatan pemanfaatan, pengawetan, dan perlindungan sumberdaya alam yang ada didalamnya. Oleh karena itu, data keberadaan spesies tumbuhan berguna pada areal konservasi menjadi sangat penting untuk dijadikan acuan tindakan pengelolaan selanjutnya. Selain itu informasi mengenai teknik pemanfaatan serta usaha budidayanya perlu diketahui agar sumberdaya alam yang terkandung didalamnya dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.

1. Kekayaan Spesies Tumbuhan Berguna Berdasarkan Famili

Berdasarkan familinya, spesies tumbuhan berguna di areal ijin PT. Lanang Agro Bersatu seluruhnya dikelompokkan kedalam 83 famili. Adapun famili dengan jumlah spesies terbanyak adalah Fabaceae dan Euphorbiaceae sebanyak 18 spesies, diikuti famili Myrtaceae sebanyak 15 spesies serta Poaceae, Dipterocarpaceae, dan Moraceae yang masing-masing sebanyak 14 spesies Tabel 12. Tabel 12 Kekayaan spesies berdasarkan famili No Famili Jumlah Spesies 1 Arecaceae 13 2 poaceae 14 3 anacardiaceae 12 4 Dipterocarpaceae 14 5 Euphorbiaceae 18 6 Fabaceae 18 7 Moraceae 14 8 Myrtaceae 15 Tabel diatas menyajikan kelompok famili dengan jumlah spesies terbanyak pada areal ijin. Famili Fabaceae memiliki jumlah spesies terbanyak karena memiliki kecocokan dengan titik sebaran di areal ijin. Anggota dari famili ini mampu bertahan di tanah kritis dan terganggu seperti saga pohon Adenanthera pavonina yang memiliki kegunaan sebagai obat keputihan pada wanita dan kulit batangnya berguna untuk menyuburkan rambut. Sebaran ekologi spesies ini cukup tinggi, mulai dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian tempat 1- 1400 m dpl. Selain itu spesies ini mampu tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti latosol, aluvial, regusol, dan tanah miskin hara. Penelitian serupa Atok, 2009 di suku Bunaq Nusa Tenggara Timur menyatakan bahwa famili Fabaceae memiliki spesies terbanyak yang dimanfaatkan oleh suku tersebut.

2. Kekayaan Spesies Berdasarkan Habitus

Berdasarkan habitusnya, pohon memiliki jumlah spesies terbanyak pada areal studi Gambar 5. PT Lanang Agro Bersatu memiliki habitus pohon sebanyak 75 spesies, dan 179 spesies. Habitus palem merupakan habitus yang memiliki jenis terendah diantara habitus lainnya. Habitus ini ditemukkan di tiga spesies yang seluruhnya berasal dari famili Arecaceae, spesies tersebut berturut- turut adalah Pinanga sp.,dan Pinanga kuhlii Blume. Habitus pohon di areal ijin memiliki jumlah spesies tertinggi dibandingkan habitus lainnya. Hal ini menandakan bahwa habitus ini tersebar merata hampir di setiap wilayah areal pengamatan. Namun perlu diperhatikan bahwa pohon merupakan habitus yang memiliki tingkat keterancaman tinggi jika dibandingkan habitus lainnya. Kelompok habitus lainnya yang terdapat pada areal ijin ini adalah epifit 13 spesies, herba 59 spesies, liana 23 spesies, palem 2 spesies, bambu 4 spesies, perdu 22 spesies. Gambar 5 Keanekaragaman habitus tumbuhan di areal studi.

3. Status Tumbuhan

Spesies tumbuhan yang ditemukan di areal ijin PT. Lanang Agro Bersatu yang dilindungi sebanyak 4 spesies yang dilindungi menurut PP No. 7 Tahun 1999 dan termasuk dalam daftar CITES sebanyak 5 spesies Appendix II sebanyak 4 spesies dan Appendix III sebanyak 1 spesies. Di areal tersebut ditemukan sebanyak 32 spesies tumbuhan yang termasuk dalam Daftar Red List IUCN, dengan rincian : 1 spesies termasuk DDData Deficient Data kurang, 20 spesies termasuk LRLow Risk Resiko Rendah, 5 spesies termasuk VUVulnerable rawan, 2 spesies termasuk ENEndangered GentingKritis, dan Epifit 4 Herba 20 Liana 8 Pohon 59 Palem 1 Bambu 1 Perdu 7 4 spesies termasuk CRCritically Endangered Terancam hampir punah, seperti disajikan pada Tabel 14. Tabel 13 Status kelangkaan tumbuhan di PT. Lanang Agro Bersatu No. Nama Ilmiah Lokasi Status Tumbuhan PP No. 7 Tahun 1999 CITES IUCN 1 Alangium javanicum 50, 51 TD TT LRlc ver 2.3 1994 2 Alstonia angustifolia Miq. 1, 26, 27, 30, 49 TD TT LRlc ver 2.3 1994 3 Alstonia scholaris L. R.Br. 4, 8, 25, 26, 27, 30, 36, 40, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54 TD TT LRlc ver 2.3 1994 4 Anisoptera grosivenia 53, 54 TD TT EN A1cd+2cd ver 2.3 2010 5 Aquilaria malaccensis Lamk. 40, 41, 42, 43, 44, 46 TD App. II VU A1cd ver 2.3 1994 6 Aquilaria microcarpa 1, 30 TD App. II VU A1d ver 2.3 2009 7 Calophyllum soulatri Burm.f. 26, 27, 49 TD TT LRlc ver 2.3 1994 8 Cratoxylon formosum Dyer. 1, 24, 27, 30, 40, 45, 46, 49, 52, 55 TD TT LRlc ver 2.3 1994 9 Cratoxylum arborescens Vahl. Bl. 40, 46, 50, 51, 55 TD TT LRlc ver 2.3 1994 10 Dacryodes rostrata H.J.L. 2, 3, 41, 42, 43, 44, 45, 50, 51, 53, 54 TD TT LRlc ver 2.3 1994 11 Dendrobium crumenatum Sw. 12, 13, 31, 38, 39 TD App. II TT 12 Dryobalanops aromatica Gaertn. 52 TD TT CR A1cd+2cd, B1+2c ver 2.3 1994 13 Dryobalanops beccari Dyer. 25, 27, 36, 41, 42, 43, 44, 49 TD TT EN A1cd+2cd ver 2.3 2010 14 Durio kutejensis Hassk. Beccari 5, 9, 10, 11, 27, 29, 30, 37, 41, 42, 43, 44, 45, 48, 50, 51, 55 TD TT VU A1c ver 2.3 2009 15 Eusideroxylon zwageri T. B. 2, 3, 26, 27, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55 TD TT VU A1cd+2cd ver 2.3 2009 No. Nama Ilmiah Lokasi Status Tumbuhan PP No. 7 Tahun 1999 CITES IUCN 16 Gonystylus keithii 26, 27, 49 TD App. III VU A1cd+2cd ver 2.3 1994 17 Hopea mengerawan Miq. 27, 41, 42, 43, 44, 45, 49, 50, 51, 52, 53, 54 TD TT CR A1cd, B1+2c ver 2.3 1994 18 Knema conferta King Warb. 26, 27, 49 TD TT LRlc ver 2.3 1994 19 Knema intermedia Warb. 41, 42, 43, 44 TD TT LRnt ver 2.3 1994 20 Koompassia malaccensis Maing. ex Benth. 14, 29, 45, 50, 51, 53, 54 TD TT LRcd ver 2.3 1994 21 Mangifera caesia Jack. 2, 3, 12, 13, 14, 29, 31 , 38, 39 TD TT LRlc ver 2.3 1994 22 Mangifera foetida Lour. 9, 12, 13, 14, 22, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 35, 38, 39, 40, 45, 46, 49, 50, 51, 55 TD TT LRlc ver 2.3 1994 23 Myristica iners Blume 53, 54 TD TT LRlc ver 2.3 1994 24 Nephelium lappaceum L. 1, 9, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 49, 53, 54, 55 TD TT LRlc ver 2.3 1994 25 Nephentes rafflesiana Jack. 50, 51 D App. II LRlc ver 2.3 1994 26 Octomeles sumatrana Miq. 27, 40, 46, 49, 50, 51, 52 TD TT LRlc ver 2.3 1994 27 Parashorea lucida Miquel Kurz 50, 51 TD TT CR A1cd, B1+2c, C2a ver 2.3 1994 28 Pentaspadon motleyi Hook.f. 1, 2, 3, 4, 30 TD TT DD ver 2.3 1994 29 Santiria griffithii Hk.f. Engl. 6, 9, 12, 13, 30, 31, 38, 39 TD TT LRlc ver 2.3 1994 30 Santiria laevigata Bl. 2, 3, 40, 46, 52 TD TT LRlc ver 2.3 1994 31 Santiria tomentosa Blume 47, 48, 50, 51, 55 TD TT LRlc ver 2.3 1994 32 Shorea palembanica 12, 13, 31, 38, 39, 40, 46 D TT TT 33 Shorea pallidifolia 52 TD TT CR A1cd, C2a ver 2.3 1994 34 Shorea pinanga 6, 10, 11, 12, 13, 14, 29, 30, 31, 37, 38, 39, 55 D TT TT No. Nama Ilmiah Lokasi Status Tumbuhan PP No. 7 Tahun 1999 CITES IUCN 35 Shorea stenoptera Burck. 14, 29 D TT TT 36 Vatica rassak Bl. 40, 45, 46, 53, 54 TD TT LRlc ver 2.3 1994 Keterangan Lokasi: 1 = SS Karim 2 = SS Tiyakon 3 = SS Cabang Tiyakon 4 = SS Siwaan 5 = SS Kembuen 6 = SS Segigi 7 = SS Pebahan 8 = SS Sempadan 9 = SS Kesuhan 10 = SS Tebahat 11 = SS Cabang Tebahat 12 = SS Cabang Puya-1 13 = SS Cabang Puya-2 14 = SS Kediu 15 = SS Bengang 16 = SS Cabang Bengang 17 = SS Kekirik 18 = SS Toba 19 = SS Remiang Romban 20 = SS Sepiso 21 = SS Cabang Sepiso 22 = SS Lumuen 23 = SS Cabang Limuen 24 = SS Gentaring 25 = SS Ringkang 26 = SS Air Mati 27 = SS Laur 28 = SS Mantas 29 = SS Pawan 30 = SS Keriau 31 = SS Puya 32 = KSMA S. Kekirik Kehiring 33 = KSMA S. Cabang Bengang 34 = KSMA S. Cabang Sepiso 35 = KSMA S. Cabang Limuen 36 = KSMA S. Ringkang 37 = KSMA S. Cabang Tebahat 38 = KSMA S. Cabang Puya-1 39 = KSMA S. Cabang Puya-2 40 = Areal Konservasi Blok-1 41 = Areal Konservasi Blok-2 42 = Areal Konservasi Blok-3 43 = Areal Konservasi Blok-4 44 = Areal Konservasi Blok-5 45 = Areal Konservasi Blok-6 46 = Areal Konservasi Blok-7 47 = Areal Konservasi Blok-8 48 = Areal Konservasi Blok-9 49 = Areal Konservasi Blok-10 50 = Areal Konservasi Blok-11 51 = Areal Konservasi Blok-12 52 = Areal Konservasi Blok-13 53 = Areal Konservasi Blok-14 54 = Areal Konservasi Blok-15 55 = Areal Konservasi Blok-16 Keterangan Status Flora: D = Dilindungi TD = Tidak dilindungi TT = Tidak Terdaftar App. = Appendix DD = Data Deficient Data kurang LR = Low Risk Resiko rendah VU = Vulnerable Rawan CR = Critically Endangered Terancam hampir punah EN = Endangered GentingKritis Spesies yang dimasukkan kedalam Appendix II CITES dan dikategorikan rawan punah oleh IUCN salah satunya adalah gaharu Aquilaria mallacensis. Gaharu banyak digunakan sebagai bahan dasar minyak wangi, dupa bakaran, dan obat tradisional di asia timur yagura et al., 2005. Sampai saat ini peningkatan permintaan akan produk gaharu belum dapat diikuti oleh adanya pasokan gaharu yang rutin karena masih bergantung dari hasil pengumpulan gaharu alami Santoso et al., 2007. Jika dilihat dari penyebaran pada areal ijin, spesies ini dapat ditemukan di 6 titik sebaran. Sedangkan untuk spesies Aquilaria macrocarpa hanya ditemukan pada 2 titik sebaran yaitu Areal Konservasi Blok-12 dan Areal Konservasi Blok-13. Kantung semar Nephentes rafflesiana Jack. merupakan salah satu spesies yang dilindugi oleh PP No. 7 Tahun 1999 serta dikategorikan kedalam resiko rendah oleh IUCN. Selain itu spesies ini dimasukkan kedalam Appendix II CITES yang menandakan perdagangan spesies ini diawasi ketat oleh management authority yang dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Dirjen PHKA. Kantung semar di areal ijin hanya ditemukan pada 2 titik sebaran yaitu Areal Konservasi Blok-12 dan Areal Konservasi Blok- 13. Pemanfaatan kantong semar masih tergantung dari alam walaupun informasi mengenai budidaya spesies ini sudah ada.

5.2 Pemanfaatan Tumbuhan

Kekayaan spesies tumbuhan berguna berdasarkan kegunaan di areal studi disajikan dalam Tabel 14. Tumbuhan obat merupakan spesies yang paling banyak yaitu sebanyak 103 spesies 28,42 di PT Agro Lestari Mandiri, 85 spesies 37,22 di PT Kencana Graha Permai, dan 137 spesies 35,33 tumbuhan obat ditemukan di PT Lanang Agro Bersatu. Pemanfaatan yang besar terhadap tumbuhan obat di lokasi tersebut menunjukkan bahwa masyarakat masih tergantung terhadap hasil hutan berupa tumbuhan penghasil obat-obatan. Tabel 14 Klasifikasi kegunaan tumbuhan di areal studi No Kegunaan Jumlah Jenis di AMNL KGP LAB 1 Obat 103 85 137 2 Hias 24 15 25 3 Aromatik 15 10 26 4 Pangan 67 55 86 5 Pakan ternak 16 19 23 6 Pestisida nabati 7 4 7 7 Serat 16 9 13 8 Pewarna dan Tanin 12 8 13 9 Bahan bangunan 74 34 71 10 Ritual adat 12 15 13 11 Anyaman 32 19 32 12 Kayu bakar 24 18 28

Dokumen yang terkait

Manajemen panen perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Sari Lembah Subur, Astra Agro Lestari, Riau

0 13 87

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan PT.Sari Aditya Loka 1 (PT.Astra Agro Lestari Tbk) Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi

2 19 5

Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT Agro Lestari di Cibogo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

15 59 141

Manajemen panen perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Sari Lembah Subur, Astra Agro Lestari, Riau.

0 17 165

Manajemen Panen Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Sari Lembah Subur, Astra Agro Lestari, Riau.

1 40 87

Potential of Useful Plants of HCV (High Conservation Value) Area in Palm Plantation Areas at Kapuas Hulu District, West Kalimantan Province (Case Study at PT Sawit Kapuas Kencana, PT Paramitra Internusa Pratama and PT Persada Graha Mandiri).

2 52 180

Manajemen panen perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Sari Lembah Subur, Astra Agro Lestari, Riau

0 5 150

Pengelolaan panen di perkebunan kelapa sawit PT. Gunung Sejahtera Puti Pesona (GSPP), Astra Agro Lestari, Desa Arga Mulya, Kalimantan Tengah

1 28 119

Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Bagan Kusik Estate, PT Harapan Sawit Lestari, Ketapang, Kalimantan Barat

0 2 57

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Go Public di Indonesia (Kasus PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Sampoerna Agro Tbk, PT PP London Sumatera Indonesia Tbk, PT Tunas Baru Lampung Tbk, dan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk

5 39 86